Rabu, 06 Desember 2017

Kisah Betapa Hati-hatinya Para Ulama Salaf terhadap Harta

Imam Ahmad bin Hanbal suatu hari menggadaikan sebuah timba miliknya kepada seorang tukang sayur di kota Makkah. Hingga ketika sudah merasa mampu untuk membayar hutangnya, beliau pun pergi ke kota suci itu untuk menebus kembali timba yang ia gadaikan itu.

Tapi di luar dugaan Imam Ahmad, setelah keduanya bertemu, penjual sayur itu mengeluarkan dua buah timba yang sama seraya berkata kepada Imam Ahmad, "Ambil saja salah satu dari kedua timba ini, terserah mau pilih yang mana yang anda suka," kata penjual sayur.

Kisah Betapa Hati-hatinya Para Ulama Salaf terhadap Harta (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Betapa Hati-hatinya Para Ulama Salaf terhadap Harta (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Betapa Hati-hatinya Para Ulama Salaf terhadap Harta

"Aku jadi bingung mana dari dua buah timba ini yang merupakan milik saya. Ambil saja timba itu dan ini uang dirham untuk membayar hutangku," jawab Imam Ahmad bin Hanbal.

Begitulah kehati-hatian (wira’i) sikap Imam Ahmad, rela tak mengambil barang yang sebenarnya menjadi haknya karena sebab kemiripan tersebut, khawatir jangan-jangan timba yang akan dipilihnya ternyata bukan miliknya.

RMI NU Tegal

Dikisahkan pula, Malik bin Dinar selama empat puluh tahun berdomisili di kota Bashrah (Irak) tidak pernah sama sekali makan buah korma yang tumbuh dari tanah kota itu. Ia bergembira jika musim kurma telah berlalu.

"Wahai penduduk Bashrah, ini aku Malik bin Dinar, perutku tidak membesar karena mengonsumsi buah kurma yang kalian tanam dan juga tidak berubah menyusut karena tidak memakannya," katanya.

RMI NU Tegal

Suatu hari Ibrahim bin Adham ditanya oleh seseorang, "Kenapa Tuan tidak ikut minum air zamzam?”

"Seandainya aku membawa timba sendiri, niscaya aku akan menimba dan meminumnya", jawab Ibrahim bin Adham.

Lagi-lagi Ibrahim bin Adham meski mengetahui bahwa meminum air zamzam adalah juga sesuatu yang dianjurkan oleh syariat, tapi lantaran Ia belum mengetahui secara jelas siapa pemilik timba yang akan digunakan untuk mengambil air zamzam tersebut, maka Ibrahim bin Adham lebih memilih untuk tidak meminumnya. (M. Haromain)



Disarikan dari kirab "Kifayatul Adzkiya" karya Sayyid abi Bakr Al-Makky, hal. 10



Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Meme Islam, Nahdlatul, Kajian Islam RMI NU Tegal

RMI NU Tegal - Rabithah Ma'ahid Islamiyah.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock