Senin, 08 Januari 2018

Dinamika Adat dan Syariat di Gorontalo

Sebagaimana di daerah lain, Islam masuk ke Gorontalo dengan cara damai. Juga dengan cara perkawinan, yaitu antara Sultan Amai (kadang ditulis Amay) dengan Putri Boki Antungo, anak perempuan Raja Palasa dari Mautong Sulawesi Tengah sekitar tahun 1500-an.

Menurut salah seorang tokoh adat di Gorontalo, H. Yamin Husain, Raja Amai, menyanggupi permintaan calon istrinya itu. Ia kemudian memeluk Islam, terus kembali ke kerajaannya. Ketika sampai memasuki waktu shalat dhuhur, ia langsung mendirikan shalat. Dan kemudian ia memerintahkan bawahannya untuk mmembangun masjid yang kelak dikenal dengan masjid Hunto.

Dinamika Adat dan Syariat di Gorontalo (Sumber Gambar : Nu Online)
Dinamika Adat dan Syariat di Gorontalo (Sumber Gambar : Nu Online)

Dinamika Adat dan Syariat di Gorontalo

"Kini masjid tersebut diganti menjadi masjid Sultan Amai,” katanya kepada Ekspedisi Islam Nusantara Rabu (25/5).

Kemudian Sultan Amai meletakkan dasar agama Islam di kerajaannya. Antara adat yang telah ada dengan syariat Islam yang baru masuk mengalami dinamika yang panjang. Awalnya, masyarakat muslim zaman Sultan Amai diletakkan falsafah dalam bahasa Gorontalo yang dalam bahasa Indonesia artinya syara bertumpu pada adat.

RMI NU Tegal

Falsafah ini kemudian diubah pengganti Sultan Amay, Raja Matololula Kiki dalam bahasa Gorontalo yang artinya adat bertumpu pada syara. Lalu pada masa Raja Eyato, yang dipercayai sebagai ulama, merevisi falsafah sebelumnya dengan adat bertumpu pada syara dan syara bertumpu pada Al-Quran. ?

RMI NU Tegal

Yamin Hsain menambahkan, dari falsafah tersebut melahirlkan 5 prinsip yang dipegang muslim Gorontalo, yaitu agama dikedepanakan, negeri dimuliakan, diri diabdikan, harta disedekahkan, dan terakhir nyawa pun dipertaruhakan.

Di Gorontalo, Ekspedisi Islam Nusantara dimulai dengan ramah-temah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama dan pengurus lembaga, banom seperti GP Ansor, serta mahasiswa yang tergabung di PMII. Kemudian bersilaturahim dengan Wakil Gubernur. Lalu ke rumah adat, ke masjid-masjid bersejarah dan berziarah ke ulama-ulama penyebar Islam. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal AlaNu, Kajian RMI NU Tegal

RMI NU Tegal - Rabithah Ma'ahid Islamiyah.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock