Tampilkan postingan dengan label AlaNu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AlaNu. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Maret 2018

NU Sumberwetan Terbitkan Buletin Sumber Pena NU

Probolinggo, RMI NU Tegal



Dalam rangka sebagai media komunikasi, informasi dan dakwah bil qolam lil ummah, Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Kelurahan Sumberwetan Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo menerbitkan buletin Sumber Pena NU. Buletin ini disebarluaskan kepada seluruh Nahdliyin di Kota Probolinggo.

NU Sumberwetan Terbitkan Buletin Sumber Pena NU (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Sumberwetan Terbitkan Buletin Sumber Pena NU (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Sumberwetan Terbitkan Buletin Sumber Pena NU

“Buletin Sumber Pena NU singkatan dari Suara Umum Media Berita Pendidikan Agama Nahdlatul Ulama. Buletin ini merupakan sebuah insprirasi yang datang begitu saja tanpa ada undangan dan permintaan dari pihak lain,” kata Ketua PRNU Kelurahan Sumberwetan Hamdan Amrullah, Selasa (10/1).

Menurut Hamdan, buletin ini diterbitkan atas dorongan banyaknya buletin-buletin yang beredar di berbagai masjid dan majelis yang isinya justru memprovokasi dan mendiskriminalisasi keutuhan NKRI, ke-NU-an dan ke-Aswaja-an.

“Menyikapi hal tersebut, kita patut mengklarifikasi dan menjawab yang sebenarnya lewat media buletin juga. Dalam artian membuat tandingan argumen yang sudah jelas dan benar menurut referensi dalil-dalil kitab mu’tabaroh dan fakta sejarah,” jelasnya.

RMI NU Tegal

Buletin Sumber Pena NU jelas Hamdan juga diperkuat dan didukung penuh oleh para pengurus Ranting NU Kelurahan Sumberwetan yang dievaluasi setiap lailatul ijtima’ yang diikuti para pengurus ranting NU dan beberapa alumnus berbagi pesantren.

“Isi buletin ini meliputi ke-NU-an, ke-Aswaja-an dan konsultasi fiqh yang diisi dan dikaji oleh para pengurus Ranting NU sendiri dan dibahas sebelum diterbitkan. Durasi edarnya setiap bulan dan terdiri 4 halaman sederhana. Buletin ini diedarkan diberbagi masjid se-Kota Probolinggo,” terangnya.

Hamdan menegaskan bahwa pencetaan buletin Sumber Pena NU dilakukan setiap bulan dari 3-4 ribu exemplar. Harapannya penerbitan buletin ini bisa memberikan manfaat kepada seluruh Nahdliyin yang ada di Kota Probolinggo.

“Semoga dari MWCNU dan PCNU juga bisa membuat buletin yang lebih bagus atau setidaknya memberikan semangat, penguatan manajemen, dukungan pemikiran, materi, terlebih dukungan pendanaan,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

RMI NU Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal AlaNu RMI NU Tegal

Sabtu, 10 Februari 2018

Membaca Semangat Akulturasi Islam di Tegalsari Ponorogo

Ponorogo, RMI NU Tegal. Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, memiliki sejarah besar di masa lalu yang salah satu tandanya bisa dilihat dari masjid dan bekas Pondok Pesantren Tegalsari di Kecamatan Jetis.

Membaca Semangat Akulturasi Islam di Tegalsari Ponorogo (Sumber Gambar : Nu Online)
Membaca Semangat Akulturasi Islam di Tegalsari Ponorogo (Sumber Gambar : Nu Online)

Membaca Semangat Akulturasi Islam di Tegalsari Ponorogo

Di kompleks yang kini banyak diziarahi umat Islam itu masih berdiri bangunan asli saat Pesantren Tegalsari dipimpin oleh Kiai Mohammad Besari dan penerus atau cucunya Kiai Kasan Besari.

Kiai Kasan Besari memiliki murid yang dikenal sebagai pujangga terkemuka di Kasunanan Surakarta, yakni Raden Ngabehi Ronggowarsito.

RMI NU Tegal

Ronggowarsito melahirkan karya berjudul Serat Kalatida yang isinya masih sangat relevan untuk diambil pelajarannya dalam situasi saat ini. Terjemahan bebas karyanya sebagai berikut:

RMI NU Tegal

Menyaksikan zaman gila

Serba susah dalam bertindak

Ikut gila tidak akan tahan

Tapi kalau tidak mengikuti (gila)

Tidak akan mendapat bagian

Kelaparan pada akhirnya

Namun telah menjadi kehendak Allah

Seberuntung-beruntungnya orang yang lalai

Akan lebih beruntung orang yang tetap ingat dan waspada.

Untuk mengenang nama besarnya, salah satu sekolah formal di bawah yayasan di kompleks Tegalsari diberi nama pujangga bernama asli Raden Bagus Burhan itu, yakni Madrasah Aliyah Ronggowarsito.

Camat Jetis Fadhlal Kirom yang menemani Antara ke kompleks itu mengemukakan bahwa pada hari tertentu peziarah bisa berjumlah ribuan. 

Bahkan, ada pondok pesantren yang rutin setiap malam Jumat kliwon datang untuk berdoa bersama di makam tokoh-tokoh Islam masa lalu itu.

"Kalau malam Jumat kliwon bisa mencapai 3.500 hingga 4.000 lebih santri yang datang dan malam Jumat lainnya sekitar 1.000 orang," katanya.

Banyaknya pengunjung ke kompleks itu membawa berkah tersendiri bagi penduduk sekitar, misalnya dari tarif parkir atau orang yang berjualan untuk memenuhi keperluan para peziarah ke lokasi yang berjarak sekitar 8 kilometer dari Kota Ponorogo ini.

Tidak hanya peziarah lokal dan dari berbagai daerah di Indonesia. Ada peziarah khusus yang dari kerajaan di Selangor, Malaysia. 

Menurut Budi Utomo, juru kunci makam Kiai Ageng Mohammad Besari, raja di Selangor masih keturunan tokoh Islam tersebut.

Budi menyebut Kiai Zainal Abidin (anak dari Kiai Mohammad Besari) menjadi raja di Selangor. Karena itu anak turunnya di Malaysia masih sering berziarah ke lokasi itu. Makam yang terletak di sebelah barat masjid terdiri atas Kiai Mohammad Besari dan keluarga, Kiai Mohammad Ilyas (putera Kiai Mohammad Besari) dan keluarga serta Kiai Kasan Besari (putra Kiai Mohammad Ilyas) dan keluarga. Selain itu juga terdapat makam anak cucu lainnya dari Kiai Mohammad Besari.

Selain makam, di sebelah timur masjid terdapat rumah Kiai Kasan Besari yang bangunannya masih terpelihara bagus. Rumah itu dipelihara dan ditempati oleh Setyo Wacono bersama istri. 

Sony, panggilan akrab Setyo yang juga turunan ketujuh Kiai Kasan Besari, menempati salah satu kamar dari rumah besar itu. 

Di bagian tengah terdapat ranjang kayu peninggalan Kiai Kasan Besari yang tidak ditempati, namun tetap terpelihara. 

Di bagian lain terdapat meja berukuran pendek ditutupi kain hijau kuning, selaras dengan sprei di ranjang itu.

Sebelum memasuki rumah itu terdapat pondok dari kayu dengan menggunakan kaki yang diduga sebagai langgar tempat santri tinggal. Ada yang menyebut bangunan kayu itu sebagai mushalla di zaman dulu.

Di bagian utara masjid adalah kompleks pondok pesantren yang kini sudah dipugar menjadi bangunan bertembok. Hanya rumah dan bangunan kayu yang tetap dibiarkan sebagaimana aslinya.

Selain pemugaran beberapa bangunan, warisan berharga yang tidak ditemui di kompleks itu adalah buku atau kitab-kitab kuno peninggalan Kiai Mohammad Besari maupun Kiai Kasan Besari. Menurut Sony, kitab-kitab itu justru ada di Belanda. 

Sementara Camat Jetis Fadhlal mengemukakan ada sejumlah masyarakat di Jetis yang memiliki kitab kuno itu.

Budayawan asal Ponorogo Dr Sutejo, MHum mengemukakan hakikat ziarah ke makam itu adalah dalam konteks berdzikir juga, yakni semakin menguatkan ingatan tentang kematian. Maka yang dibaca oleh para peziarah adalah doa-doa untuk para leluhur dan para tokoh besar itu.

Makam para tokoh menjadi tempat ziarah karena semasa hidupnya banyak memberikan kemanfaatan besar bagi orang banyak dan ketika jasadnya sudah di alam kubur juga masih terus dikenang dan terus menebarkan manfaat dalam bentuk lain.

"Dengan banyaknya peziarah yang datang juga memberikan dampak kepada masyarakat sekitar. Yang terlihat adalah pengelolaan parkir kendaraan, penjual makanan dan kegiatan sosial," kata Ketua Lajnah Ta’lif wan Nasr Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Ponorogo ini.

Sementara tokoh muda Ponorogo Fathur Rochman Effendie yang juga pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Kauman, Kota Lama, Ponorogo, mengemukakan bahwa ziarah kubur tidak hanya sarat spiritual tapi juga sebagai bentuk memelihara budaya dan ajaran-ajaran leluhur.

Ziarah, kata lelaki yang akrab disapa Gus Fathur ini, adalah sarana ampuh untuk mengingat mati karena sebesar apapun cita-cita, pangkat dan derajatnya, manusia harus terus menerus diingatkan tentang keniscayaan, yakni mati.

"Karena yang diziarahi adalah para wali dan para guru (masyayeh) maka ziarah juga bermakna ngalap berkah lewat para guru itu. Prosesnya bisa dimaknai permohonan kepada Allah SWT dengan berwasilah di makam para guru dan para wali. Jadi hal ini bukanlah praktik syirik, tapi tawassul sebagai upaya menyambung rasa dan asal usul ilmu dengan guru yang diziarahi," katanya.

Selain itu, kata dosen manajemen di Institut Sunan Giri (Insuri) Ponorogo ini, kalau beriziarah ke Tegalsari kita dapat membaca tentang semangat Islam akulturasi yang saat ini dikenal sebagai Islam Nusantara.

"Pondok Pesantren Tegalsari yang hidup dalam kurun Kerajaan Mataram mempunyai keunikan kurikulum yang membaurkan atau akulturasi Islam dan budaya Jawa sebagai upaya meredam persitegangan antara Islam dan kejawen warisan konflik Raden Bathoro Katong dan Ki Ageng Kutu," katanya.

Pondok Pesantren Tegalsari, kata dia, melahirkan kiai-kiai besar se-Jawa yang kini tersebar di Ponpes Gontor, Tebuireng, Lirboyo, Ploso, Bendo, Jampes dan lainnya yang merupakan anak turun dari sesepuh Tegalsari. (antara/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal AlaNu, Doa, Berita RMI NU Tegal

Rabu, 24 Januari 2018

Pak Polisi pun Ikut Bershalawat

Solo, RMI NU Tegal. Menyemarakkan Maulid Nabi Muhammad SAW, keluarga besar Polresta Surakarta juga tak mau ketinggalan. Mereka juga bershalawat.

Jajaran Polresta solo mengadakan Gelar Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H yang diselenggarakan bersama Jama’ah Muji Rosul (Jamuro) di halaman Mapolresta Solo, Kamis (17/1) malam. Kegiatan tersebut mengambil tema meneladani akhlak Rasulullah dalam pelaksanaan tugas Polri guna mewujudkan pelayanan prima anti-KKN dan antikekerasan.

Pak Polisi pun Ikut Bershalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Pak Polisi pun Ikut Bershalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Pak Polisi pun Ikut Bershalawat

Turut hadir dalam acara tersebut, Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjimain. Dalam sambutannya, ia mengajak seluruh jamaah untuk bisa bekerjasama dalam menciptakan keamanan di Kota Solo.

RMI NU Tegal

Sementara itu, tadi malam (18/1) pengajian Jamuro berlanjut di halaman Masjid Tegal Sari Laweyan Surakarta. Seperti biasa, di akhir acara KH Abdul Karim memberikan penjelasan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW yang tertuang dalam kitab maulid al-Barzanjiy.

RMI NU Tegal

“Nabi Muhammad sejak kecil beliau sudah yatim piatu. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya yakni Abdul Muthalib yang tak berselang kemudian juga wafat. Setelah itu beliau diasuh oleh paman beliau Abu Thalib,” terang Gus Karim.

Acara pengajian semalam dihadiri ribuan jamaah. Kegiatan gelar maulud 12 hari Jamuro ini akan digelar sampai tanggal Rabu malam (23/1) pekan depan.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal AlaNu, Hikmah RMI NU Tegal

PMII Diminta Perkuat Basis Keilmuan

Brebes, RMI NU Tegal. Pembina PMII Brebes M Riza Pahlevi mengharapkan kader PMII memperkuat basis keilmuan agar bisa membawa diri dan menjaga garis perjuangan ideologis dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. ?

PMII Diminta Perkuat Basis Keilmuan (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Diminta Perkuat Basis Keilmuan (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Diminta Perkuat Basis Keilmuan

"Hal terbesar yang dilakukan PMII selama ini adalah belajar merawat terus-menerus pergerakan dengan berbagai dinamikannya yang berasaskan Pancasila dan berhaluan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Dan ini harus dijaga meski digempur dari berbagai arah," papar Reza ketika memberi sambutan pada Harlah ke-57 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Pusponegoro Brebes mengadakan Harlah PMII ke 57 di Pondok Pesantren Tanwirul Qulub, Saditan Brebes, Senin malam (17/4).

Riza yang juga Ketua KPUD Brebes itu mewanti-wanti kepada seluruh anggota agar memperkuat keilmuannya sekaligus mengamalkannya di kancah pergulatan yang makin seru. PMII harus memegang peran, jangan hanya cuma mengekor saja. Tetapi langkah-alngkah kongkrit harus diambil demi mempertahankan NKRI dan memperkuat Ahlussunah wal Jamaah dalam wadah Nadhlatul Ulama.?

Dalam kegiatan yang juga dihadiri oleh Komisariat Sunan Panggung Tegal, PC PMII, dan para Alumni PMII Kabupaten Brebes ini diisi dengan Simaan Qur’an, pembacaan Maulid Diba hingga doa bersama.

RMI NU Tegal

Ketua PMII Komisariat Pusponegoro Muamar Anis mengatakan, di usianya ke 57 tahun PMII lahir, tumbuh, dan berkembang telah menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia yang tidak bisa dipisahkan. PMII juga berkontribusi dalam merawat dan menjaga tradisi ke NU an dan kebangsaan.

"Semoga warga pergerakan, khususnya di Brebes ini juga selalu menjaga keutuhan NKRI, menjaga dan mengembangkan dakwah islam Ahlussunnah wal Jama’ah yang diwariskan para ulama dengan islam yang rahmatan lil alamin," katanya.? (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal

RMI NU Tegal AlaNu RMI NU Tegal

Kamis, 11 Januari 2018

Pengurus Pusat ARSINU 2016-2021 Dikukuhkan

Jakarta, RMI NU Tegal. Selasa (6/12) bertempat di Gedung PBNU Jakarta Pusat, digelar pelantikan Pengurus Pusat Asosiasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (ARSINU). Pelantikan dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.

Pengurus Pusat ARSINU 2016-2021 Dikukuhkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus Pusat ARSINU 2016-2021 Dikukuhkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus Pusat ARSINU 2016-2021 Dikukuhkan

Kiai Said juga menyampaikan NU membutuhkan tangan-tangan terampil untuk mengembangnkan potensi yang dimiliki NU. Potensi tersebut diharapkan akan menjadi prestasi yang akan berguna bagi masyakarat banyak.

Selain itu, Kiai Said juga mengingatkan bahwa pelantikan dan kepengurusan ARSINU adalah sebagai langkah pertama dari perjalanan ARSINU khususnya dan NU umumnya yang masih panjang.

“Jangan sombong, jangan putus asa. Generasi yang akan datang yang akan menikmati,” kata Kiai Said.

RMI NU Tegal

Sementara itu, Ketua ARSINU, HM. Zulfikar As`ad, mengatakan ARSINU dibentuk dengan tujuan utama agar rumah sakit-rumah sakit yang dimiliki NU dan atau orang-orang NU, dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

“Sehingga tugas utama ARSINU adalah bagaimana meningkatkan kualitas RS milik NU. Selain itu, melalui ARSINU juga dapat dijalin kerja sama antara rumah sakit anggota ARSINU dengan berbagai pihak dalam pelayanan kesehatan ? kepada ? masyarakat,” tegas pria yang lebih sering dipanggil Gus Ufik.?

Berikut susunan pengurus Pusat Asosiasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (ARSINU) periode 2016 - 2021?

RMI NU Tegal

Dewan Penasehat

Ketua: Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj

Anggota:?

Khofifah Indar Parawansa

DR. Ing. Bina Suhendra

Dr. dr. Syahrizal Syarif, MPh

Drs. Hisyam Said MSc ? ?

Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes

Prof. dr. Ali Gufron Mukty, PhD ? ?

Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, MARS, DTMH ? ? ?

Dr. Misbahul Munir ? ?

Dr. Daeng M. Faqih, SH, MH ? ? ?

dr. Masyhudi AM., MKes

Pengurus Harian:?

Ketua Umum ? : Dr. dr. H. M. Zulfikar As`ad, MMR?

Ketua ? : dr. Amir Fauzi, MARS?

Ketua ? : dr. SibrohMalisi, MARS, ?

Ketua ? : dr. H Abdul Aziz, M.H.Kes

Sekretaris Umum : dr. Fery Rahman, MKM?

Wakil Sekretaris : drg. Fauziah M. Asim, MKM ?

Wakil Sekretaris : dr. M. BimaArrynugrah

Bendahara Umum : dr. Hidayatullah, SpS

Wakil Bendahara : drg. Ulfah Mashfufah, MKes

Wakil Bendahara : Hj. Sabrina D. Prihartini, AmdKeb. SKM., MKes

Bidang Hukum dan Advokasi: ? ?

Dr. Eko Pujianto, SH MH?

M. Zahrul Jihad As., SH. MHum

Bidang Sistem Informasi:?

dr. Barir Cahyanto, ST?

dr. Didik Suharsono, M.Kes

Bidang Pengembangan Organisasi: ?

dr. Muhammad Makky Zamzami

dr. Samsul Arifin, MARS?

Minan Rahman, MPdI

Bidang Pendidikan dan Pelatihan:

dr. H. Hardadi Airlangga, SpPD

dr. H. Ahmad Fariz Zein, SpPD.?

M. Syukron Skep. Ns?

Akhmad Safi’i, S.Far, Apt?

Bidang Manajemen Mutu: ?

dr. Tri Wahyu Sarwiyata, MKes

dr. Mafrurrochim Hasyim, MARS?

dr. Wiwik Winarningsih, MARS ?

Bidang Farmasidan Alkes:?

Agus Pramono, S.Farm, Apt, MM?

Redho Meisudi, S,Farm Apt?

Moh Thoyib, SKep. Ners

Umayah, SKep. Ners

(Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal RMI NU, AlaNu, AlaSantri RMI NU Tegal

Senin, 08 Januari 2018

Dinamika Adat dan Syariat di Gorontalo

Sebagaimana di daerah lain, Islam masuk ke Gorontalo dengan cara damai. Juga dengan cara perkawinan, yaitu antara Sultan Amai (kadang ditulis Amay) dengan Putri Boki Antungo, anak perempuan Raja Palasa dari Mautong Sulawesi Tengah sekitar tahun 1500-an.

Menurut salah seorang tokoh adat di Gorontalo, H. Yamin Husain, Raja Amai, menyanggupi permintaan calon istrinya itu. Ia kemudian memeluk Islam, terus kembali ke kerajaannya. Ketika sampai memasuki waktu shalat dhuhur, ia langsung mendirikan shalat. Dan kemudian ia memerintahkan bawahannya untuk mmembangun masjid yang kelak dikenal dengan masjid Hunto.

Dinamika Adat dan Syariat di Gorontalo (Sumber Gambar : Nu Online)
Dinamika Adat dan Syariat di Gorontalo (Sumber Gambar : Nu Online)

Dinamika Adat dan Syariat di Gorontalo

"Kini masjid tersebut diganti menjadi masjid Sultan Amai,” katanya kepada Ekspedisi Islam Nusantara Rabu (25/5).

Kemudian Sultan Amai meletakkan dasar agama Islam di kerajaannya. Antara adat yang telah ada dengan syariat Islam yang baru masuk mengalami dinamika yang panjang. Awalnya, masyarakat muslim zaman Sultan Amai diletakkan falsafah dalam bahasa Gorontalo yang dalam bahasa Indonesia artinya syara bertumpu pada adat.

RMI NU Tegal

Falsafah ini kemudian diubah pengganti Sultan Amay, Raja Matololula Kiki dalam bahasa Gorontalo yang artinya adat bertumpu pada syara. Lalu pada masa Raja Eyato, yang dipercayai sebagai ulama, merevisi falsafah sebelumnya dengan adat bertumpu pada syara dan syara bertumpu pada Al-Quran. ?

RMI NU Tegal

Yamin Hsain menambahkan, dari falsafah tersebut melahirlkan 5 prinsip yang dipegang muslim Gorontalo, yaitu agama dikedepanakan, negeri dimuliakan, diri diabdikan, harta disedekahkan, dan terakhir nyawa pun dipertaruhakan.

Di Gorontalo, Ekspedisi Islam Nusantara dimulai dengan ramah-temah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama dan pengurus lembaga, banom seperti GP Ansor, serta mahasiswa yang tergabung di PMII. Kemudian bersilaturahim dengan Wakil Gubernur. Lalu ke rumah adat, ke masjid-masjid bersejarah dan berziarah ke ulama-ulama penyebar Islam. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal AlaNu, Kajian RMI NU Tegal

Pelatihan dan Baksos ATS Ramaikan Garakan Cinta Masjid IPNU OKU Timur

Martapura, RMI NU Tegal - Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan akan menggelar Pelatihan Aji Tapak Sesontengan (ATS) dan bakti sosial (Baksos) bagi masyarakat setempat dan sekitarnya guna meramaikan Gerakan Cinta Masjid (GCM) yang terus berlanjut.

Ketua IPNU OKU Timur Muhammad Mukhlis di Martapura, Rabu (27/9) menyatakan, GCM adalah gerakan yang bertujuan untuk menggugah masyarakat khususnya pemuda dan pemudi untuk peduli terhadap kebersihan masjid maupun mushalla.

Pelatihan dan Baksos ATS Ramaikan Garakan Cinta Masjid IPNU OKU Timur (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelatihan dan Baksos ATS Ramaikan Garakan Cinta Masjid IPNU OKU Timur (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelatihan dan Baksos ATS Ramaikan Garakan Cinta Masjid IPNU OKU Timur

"Karena GCM juga sarana silahturahim, sekalian kami isi dengan baksos ATS," kata Muhklis.

ATS merupakan warisan jenius husada leluhur nusantara yang bisa digunakan untuk penyembuhan pasca stroke, lemah syahwat, sakit gigi, asma, lemah jantung, wasir, maag, vertigo, migrain, diabetes, nyom (kista), kencing nanah, hernia, hipertensi, leher kaku, asam urat, tulang keropos dan beragam penyakit medis lain serta penyakit non medis.

RMI NU Tegal

Basic ATS ialah DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. Secara garis besar, peran DNA di dalam sel adalah sebagai materi genetik yang membawa informasi yang dapat diturunkan, artinya DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Kode-kode genetik DNA memiliki karakteristik on (nyala) dan off (padam). Dan itulah yang diaktivasi.

Cetak biru bagaimana leluhur nusantara melakukan penyembuhan tanpa menyakiti sesama dan makhluk hidup lain berhasil diungkap pendiri Yayasan ATS Global Indonesia (ATSGI) yang? melakukan riset bertahun dan Alhamdulillah bisa diterapkan hari ini untuk membantu masyarakat.

RMI NU Tegal

Ia melanjutkan, pelatihan akan digelar Sabtu 30 September 2017 di Yayasan Pondok Pesantren Mafatihul Huda, Comal, Yosowinangun, Belitang Madang Raya, pukul 09.00-12.00 WIB. Menghadirkan Pelaksana Tugas Kepala Satuan Unit Khusus Banser Husada Satkorwil Lampung, Kamitua (Master) Yayasan ATSGI Tim Swarna Raya, Gatot Arifianto.

Bonus akan diberikan Gatot yang juga anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung juga gila-gilaan, meliputi Massive Decode Nucleus Transfusion (MDNT) untuk penyembuhan diri sendiri atau self healing dan menemukan kebahagiaan diri.

Lantas Ilussion Soul untuk penyembuhan jarak jauh. Up Grade Otak (meningkatkan kapasitas memori otak untuk menambah kecerdasan dan kreativitas hingga Neo Neuro Linguistic Programing (NLP) untuk kesehatan. Informasi dan pendaftaran di nomor 085609559591 / 082315239323.

"Adapun di lokasi sama pada Ahad 1 Oktober 2017, akan digelar bakti sosial ATS mulai pukul 08.30-15.30 WIB. Masyarakat bisa menyembuhkan beragam penyakit dideritanya dengan infaq seridhonya karena sebagian hasilnya akan kami belikan kitab suci Al Quran. Bagi masyarakat yang tidak mampu, tidak memberi juga tidak masalah. Intinya kami berikhtiar mengajak masyarakat sehat sembari beramal," kata Muklis lagi.

Ia menerangkan, biaya pelatihan untuk menguasai ATS Rp1 juta per orang untuk sepuluh pendaftar pertama dan diserahkan satu jam sebelum pelatihan. Untuk pendaftar kesebelas hingga dua puluh pendaftar selanjutnya akan dikenakan biaya Rp2 juta.

"Kami memberi solusi mudah dan murah atas kesehatan mengingat banyak alat kesehatan dengan nilai jual mahal mencapai puluhan juta rupiah namun tidak optimal dalam menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit. Kami menggaransi mengembalikan biaya pendafataran jika gagal," tegas Muhklis.

Praktisi ATS dari Tim Swarna Raya, Luci Indra yang berprofesi sebagai bidan, menyatakan ATS? luar biasa dan sangat masuk akal karena faktanya, ATS bisa disebut amazing (menakjubkan), truthful (bisa dipercaya), dan smart (cerdas).

"Sebagai contoh, pasien yang memiliki tensi 164/92 setelah saya sonteng tensinya langsung menjadi 126/70," ujar Luci.

Beragam testimoni lain dan cara penyembuhan dengan ATS bisa dilihat di Youtube dengan kata kunci Aji Tapak Sesontengan.

Metode ATS tanpa menggunakan tehnik pernapasan tertentu, tanpa membutuhkan meditasi, tanpa ada melakukan puasa atau pun puasa khusus, tanpa menjurus agama tertentu, tanpa menggunakan tehnik prana, tanpa ada pelatihan selanjutnya, tanpa pantangan, tanpa menggunakan alat bantu apapun di luar diri, tanpa menyakiti makhluk hidup lainnya serta keberadaannya, juga tanpa melibatkan makhluk halus/sihir.

Selain itu, ATS bisa dikuasai anak kecil hingga orang lanjut usia tanpa membedakan suku dan agama. (Nurani/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Daerah, AlaNu RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock