Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Maret 2018

Aswaja, Islam yang Biasa-Biasa Saja

Depok, RMI NU Tegal. Seperti apakah Islam ahlusunnah wal jamaah (aswaja) itu? Demikian pertanyaan yang disampaikan oleh Katib Aam PBNU KH Malik Madany kepada para hadirin dalam forum pra munas dan konbes NU di Pesantren Al Hikam Depok, Sabtu (30/8).

Aswaja, Islam yang Biasa-Biasa Saja (Sumber Gambar : Nu Online)
Aswaja, Islam yang Biasa-Biasa Saja (Sumber Gambar : Nu Online)

Aswaja, Islam yang Biasa-Biasa Saja

Ia lalu menjelaskan bahwa aswaja adalah berislam yang wajar-wajar saja seperti yang dilakukan oleh Rasulullah. Dalam sebuah hadist dikisahkan para sahabat yang berdebat orang Islam yang paling baik seperti apa. Ada yang berpendapat, yang paling banyak puasanya, yang lainnya, yang shalat terus dan ada yang tidak mau menikah. Lalu ketika Rasulullah mendengar perkataan para sahabat tersebut, ia berkata “Demi Allah, aku orang yang paling takut pada Allah, aku puasa tetapi juga berbuka, aku shalat dan juga tidur dan aku juga kawin.”

Dalam sebuah hadist lain, Rasulullah juga menyampaikan pesan. “Barangsiapa tidak senang dengan sunnahku, maka bukan termasuk golonganku.”

RMI NU Tegal

“Karena itu, Islam yang benar adalah Islam yang menyeimbangkan kepentingan duniawi dan ukhrawi,” kata Malik Madany, yang juga pengajar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

RMI NU Tegal

Ia merasa prihatin dengan maraknya kelompok Islam ekstrim yang gampang sekali mengkafir-kafirkan golongan lain yang tidak masuk kelompoknya.

“Mereka seolah-olah seperti kepala dinas pengkaplingan surga yang sudah mendapatkan SK dari Allah yang beranggapan, siapa yang berhak masuk surga, hanya saya dan teman-teman.” ?

Karena itu, dalam munas dan konbes yang akan digelar pada 1 November mendatang, salah satu materinya adalah khilafah Islamiyah perspektif NU. (mukafi niam)?

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Kajian, Berita RMI NU Tegal

Rabu, 14 Februari 2018

Kader IPNU Rembang, Sabet Dua Piala Duta Wisata Jateng 2016

Rembang, RMI NU Tegal - David Anggi Laksono, kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dari Kabupaten Rembang, berhasil meraih dua piala sekaligus dalam ajang pemilihan Duta Wisata Jawa Tengah tahun 2016 yang dilaksanakan di Surakarta belum lama ini. David perwakilan dari Rembang bersama Regyta Saskia Putranti dari Kabupaten Demak mendapatkan juara dalam kategori kepribadian dan penampilan terbaik.

David sapaan akrabnya saat dihubungi via handpone (HP) mengaku sangat senang dan bangga bisa memperoleh juara pada kategori tersebut. Sebelumnya, pihaknya tidak pernah menargetkan untuk mendapatkan juara maupun kontestan terbaik.

Kader IPNU Rembang, Sabet Dua Piala Duta Wisata Jateng 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader IPNU Rembang, Sabet Dua Piala Duta Wisata Jateng 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader IPNU Rembang, Sabet Dua Piala Duta Wisata Jateng 2016

"Sebenarnya saya tidak berambisi untuk menjuarai dari tingkat kabupaten dan juga di Surakarta. Apalagi perwakilan dari rembang dari tingkat SMA Sederajat. Yang lainya dari mahasiswa. Ini merupakan kebanggan tersendiri bagi saya", katanya.

RMI NU Tegal

Sementara itu, penorehan yang dicapai oleh kader IPNU dari Rembang mendapatkan apresiasi dari Ketua IPNU Rembang Ahmad Humam. Berdasarkan data di IPNU Cabang, David tercatat sebagai Ketua IPNU Ranting Seren Kecamatan Sulang. Keberhasilan David diharapkan mampu memberikan pengaruh terhadap kader IPNU maupun IPPNU untuk mengukir prestasi.

"Kami ucapkan selamat kepada rekan David yang telah mewakili Kabupaten Rembang pada ajang Duta Wisata Jawa Tengah dan berhasil membawa 2 trofi kategori penampilan dan kepribadian terbaik," katanya.

Humam mengatakan, prestasi ini akan memberikan pandangan kepada masyarakat bahwa IPNU dan IPPNU tidak hanya konsen terhadap ilmu agama, namun juga pengetahuan umum lainnya sesuai dengan tuntutan zaman.

RMI NU Tegal

Untuk diketahui, Pemilihan Duta Wisata atau pemilihan Mas-Mbak Jawa Tengah adalah sebuah kegiatan di bagian kepariwisataan dan kepemudaan yang mengemban misi dalam usaha promosi segala aspek kepemerintahan, tidak terkecuali dalam bidang pariwisata dan kebudayaan di Jawa Tengah yang menjadi segmen utama dalam pergerakan langkahnya. (Kurni Wawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Berita RMI NU Tegal

Sabtu, 10 Februari 2018

Membaca Semangat Akulturasi Islam di Tegalsari Ponorogo

Ponorogo, RMI NU Tegal. Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, memiliki sejarah besar di masa lalu yang salah satu tandanya bisa dilihat dari masjid dan bekas Pondok Pesantren Tegalsari di Kecamatan Jetis.

Membaca Semangat Akulturasi Islam di Tegalsari Ponorogo (Sumber Gambar : Nu Online)
Membaca Semangat Akulturasi Islam di Tegalsari Ponorogo (Sumber Gambar : Nu Online)

Membaca Semangat Akulturasi Islam di Tegalsari Ponorogo

Di kompleks yang kini banyak diziarahi umat Islam itu masih berdiri bangunan asli saat Pesantren Tegalsari dipimpin oleh Kiai Mohammad Besari dan penerus atau cucunya Kiai Kasan Besari.

Kiai Kasan Besari memiliki murid yang dikenal sebagai pujangga terkemuka di Kasunanan Surakarta, yakni Raden Ngabehi Ronggowarsito.

RMI NU Tegal

Ronggowarsito melahirkan karya berjudul Serat Kalatida yang isinya masih sangat relevan untuk diambil pelajarannya dalam situasi saat ini. Terjemahan bebas karyanya sebagai berikut:

RMI NU Tegal

Menyaksikan zaman gila

Serba susah dalam bertindak

Ikut gila tidak akan tahan

Tapi kalau tidak mengikuti (gila)

Tidak akan mendapat bagian

Kelaparan pada akhirnya

Namun telah menjadi kehendak Allah

Seberuntung-beruntungnya orang yang lalai

Akan lebih beruntung orang yang tetap ingat dan waspada.

Untuk mengenang nama besarnya, salah satu sekolah formal di bawah yayasan di kompleks Tegalsari diberi nama pujangga bernama asli Raden Bagus Burhan itu, yakni Madrasah Aliyah Ronggowarsito.

Camat Jetis Fadhlal Kirom yang menemani Antara ke kompleks itu mengemukakan bahwa pada hari tertentu peziarah bisa berjumlah ribuan. 

Bahkan, ada pondok pesantren yang rutin setiap malam Jumat kliwon datang untuk berdoa bersama di makam tokoh-tokoh Islam masa lalu itu.

"Kalau malam Jumat kliwon bisa mencapai 3.500 hingga 4.000 lebih santri yang datang dan malam Jumat lainnya sekitar 1.000 orang," katanya.

Banyaknya pengunjung ke kompleks itu membawa berkah tersendiri bagi penduduk sekitar, misalnya dari tarif parkir atau orang yang berjualan untuk memenuhi keperluan para peziarah ke lokasi yang berjarak sekitar 8 kilometer dari Kota Ponorogo ini.

Tidak hanya peziarah lokal dan dari berbagai daerah di Indonesia. Ada peziarah khusus yang dari kerajaan di Selangor, Malaysia. 

Menurut Budi Utomo, juru kunci makam Kiai Ageng Mohammad Besari, raja di Selangor masih keturunan tokoh Islam tersebut.

Budi menyebut Kiai Zainal Abidin (anak dari Kiai Mohammad Besari) menjadi raja di Selangor. Karena itu anak turunnya di Malaysia masih sering berziarah ke lokasi itu. Makam yang terletak di sebelah barat masjid terdiri atas Kiai Mohammad Besari dan keluarga, Kiai Mohammad Ilyas (putera Kiai Mohammad Besari) dan keluarga serta Kiai Kasan Besari (putra Kiai Mohammad Ilyas) dan keluarga. Selain itu juga terdapat makam anak cucu lainnya dari Kiai Mohammad Besari.

Selain makam, di sebelah timur masjid terdapat rumah Kiai Kasan Besari yang bangunannya masih terpelihara bagus. Rumah itu dipelihara dan ditempati oleh Setyo Wacono bersama istri. 

Sony, panggilan akrab Setyo yang juga turunan ketujuh Kiai Kasan Besari, menempati salah satu kamar dari rumah besar itu. 

Di bagian tengah terdapat ranjang kayu peninggalan Kiai Kasan Besari yang tidak ditempati, namun tetap terpelihara. 

Di bagian lain terdapat meja berukuran pendek ditutupi kain hijau kuning, selaras dengan sprei di ranjang itu.

Sebelum memasuki rumah itu terdapat pondok dari kayu dengan menggunakan kaki yang diduga sebagai langgar tempat santri tinggal. Ada yang menyebut bangunan kayu itu sebagai mushalla di zaman dulu.

Di bagian utara masjid adalah kompleks pondok pesantren yang kini sudah dipugar menjadi bangunan bertembok. Hanya rumah dan bangunan kayu yang tetap dibiarkan sebagaimana aslinya.

Selain pemugaran beberapa bangunan, warisan berharga yang tidak ditemui di kompleks itu adalah buku atau kitab-kitab kuno peninggalan Kiai Mohammad Besari maupun Kiai Kasan Besari. Menurut Sony, kitab-kitab itu justru ada di Belanda. 

Sementara Camat Jetis Fadhlal mengemukakan ada sejumlah masyarakat di Jetis yang memiliki kitab kuno itu.

Budayawan asal Ponorogo Dr Sutejo, MHum mengemukakan hakikat ziarah ke makam itu adalah dalam konteks berdzikir juga, yakni semakin menguatkan ingatan tentang kematian. Maka yang dibaca oleh para peziarah adalah doa-doa untuk para leluhur dan para tokoh besar itu.

Makam para tokoh menjadi tempat ziarah karena semasa hidupnya banyak memberikan kemanfaatan besar bagi orang banyak dan ketika jasadnya sudah di alam kubur juga masih terus dikenang dan terus menebarkan manfaat dalam bentuk lain.

"Dengan banyaknya peziarah yang datang juga memberikan dampak kepada masyarakat sekitar. Yang terlihat adalah pengelolaan parkir kendaraan, penjual makanan dan kegiatan sosial," kata Ketua Lajnah Ta’lif wan Nasr Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Ponorogo ini.

Sementara tokoh muda Ponorogo Fathur Rochman Effendie yang juga pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Kauman, Kota Lama, Ponorogo, mengemukakan bahwa ziarah kubur tidak hanya sarat spiritual tapi juga sebagai bentuk memelihara budaya dan ajaran-ajaran leluhur.

Ziarah, kata lelaki yang akrab disapa Gus Fathur ini, adalah sarana ampuh untuk mengingat mati karena sebesar apapun cita-cita, pangkat dan derajatnya, manusia harus terus menerus diingatkan tentang keniscayaan, yakni mati.

"Karena yang diziarahi adalah para wali dan para guru (masyayeh) maka ziarah juga bermakna ngalap berkah lewat para guru itu. Prosesnya bisa dimaknai permohonan kepada Allah SWT dengan berwasilah di makam para guru dan para wali. Jadi hal ini bukanlah praktik syirik, tapi tawassul sebagai upaya menyambung rasa dan asal usul ilmu dengan guru yang diziarahi," katanya.

Selain itu, kata dosen manajemen di Institut Sunan Giri (Insuri) Ponorogo ini, kalau beriziarah ke Tegalsari kita dapat membaca tentang semangat Islam akulturasi yang saat ini dikenal sebagai Islam Nusantara.

"Pondok Pesantren Tegalsari yang hidup dalam kurun Kerajaan Mataram mempunyai keunikan kurikulum yang membaurkan atau akulturasi Islam dan budaya Jawa sebagai upaya meredam persitegangan antara Islam dan kejawen warisan konflik Raden Bathoro Katong dan Ki Ageng Kutu," katanya.

Pondok Pesantren Tegalsari, kata dia, melahirkan kiai-kiai besar se-Jawa yang kini tersebar di Ponpes Gontor, Tebuireng, Lirboyo, Ploso, Bendo, Jampes dan lainnya yang merupakan anak turun dari sesepuh Tegalsari. (antara/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal AlaNu, Doa, Berita RMI NU Tegal

Jumat, 09 Februari 2018

Bangga Menjadi NU secara Substantif

Majalah Risalah Nahdlatul Ulama (NU) terbaru Edisi 63/Tahun X/1437 H/Agustus 2016 telah terbit. Salah satu media cetak NU yang digawangi oleh Faishal Helmy ini mengangkat topik utama Ayo Bangga Menjadi NU. Dengan latar sampul berwarna hitam dan logo NU yang terpampang gagah di dada seseorang, Majalah Risalah mengulik liputan utama tentang peluncuran Kartanu sebagai wujud bangga ber-NU.

Bangga memiliki sekaligus menjadi NU ini bukan tanpa alasan, karena NU selama ini mampu mewujudkan kehidupan harmonis di tengah keberagaman Indonesia. NU juga memiliki komitmen terhadap keutuhan bangsa dan negara sehingga jika ada orang maupun kelompok yang bertujuan memecah belah bangsa, NU bersama warga dan seluruh perangkat organisasinya selalu setia di garda terdepan membela NKRI.

Bangga menjadi NU secara substantif tersebut diamini oleh Pemimpin Redaksi Majalah Risalah Faishal Helmy dalam pengantar redaksinya. Menurutnya, keberkahan menjadi warga NU bukan hanya ketika seseorang hidup, tetapi juga setelah meninggal dunia. Sebab doa, tahlil, yasin, dan kiriman Al-Fatihah terus mengalir mengiringi kepergian seseorang ke alam baqa.

Bangga Menjadi NU secara Substantif (Sumber Gambar : Nu Online)
Bangga Menjadi NU secara Substantif (Sumber Gambar : Nu Online)

Bangga Menjadi NU secara Substantif

“Ketika hidup, warga NU akan mendapatkan pergaulan yang dirahmati. Sedangkan ketika wafat ia akan mendapat perhatian doa yang selalu dipanjatkan oleh warga NU. Bahkan ketika melewati kuburnya, warga NU akan menyampaikan salam dan mengrim Fatihah,” urai Helmy.

Terkait dengan kepemilikan Kartu Anggota NU (Kartanu) oleh warga NU, itu hanya salah satu langkah praktis bagi Jam’iyah agar data atau jumlah warga NU secara kuantitatif yang konon mencapai 91 juta jiwa lebih terdokumentasi dengan baik. Sehingga ketika ada yang bertanya tengang jumlah warga NU, para pengurus dapat menunjukkan data riil-nya.

PBNU telah meluncurkan Kartanu ini pada 27 Juni 2016 lalu di halaman Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat. Secara teknis, PBNU menggandeng Bank Mandiri untuk pengadaan sehingga kartu ini bukan hanya kartu statis, tetapi dinamis karena memiliki beragam manfaat yang dapat diperoleh warga NU.

RMI NU Tegal

Namun demikian, Kartanu hanya instrumen untuk merealisasikan jumlah warga NU. Tetapi melalui Kartanu ini, warga NU pada intinya diajak agar selalu berbangga menjadi NU seutuhnya. Bangga ini bisa diwujudkan melalui berbagai cara, kiprah, maupun prestasi dengan tetap berpegang teguh pada tali Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah seperti yang digariskan oleh para pendiri NU.

Seperti pada terbitan sebelumnya, Majalah Risalah masih konsisten dengan rubrik-rubrik ke-NU-an yang disajikan dengan segar agar masyarakat mendapatkan ilmu, wacana, dan informasi yang holistik. Pada terbitan baru ini, Risalah juga mengulas tentang perhelatan Rapat Pleno PBNU yang digelar di Pesantren Kempek Cirebon, Jawa Barat pada 23-25 Juli 2016 lalu. Agar pembaca dapat mengakses informasi Pleno dengan lengkap, Risalah secara khusus menyajikan hasil-hasil Rapat Pleno PBNU yang dihasilkan oleh Komisi Organisasi, Program, dan Rekomendasi Bahtsul Masail.

RMI NU Tegal

Selengkapnya, pembaca dapat mengakses seluruh informasi Majalah setebal 66 halaman ini dengan memilikinya. Ada banyak tulisan bergizi yang dapat dilahap antara lain: jihad NU melawan korupsi, kisah Mbah Hasyim Asy’ari yang tersaji di rubrik Nusiana, profil Ketua LTN PBNU Juri Ardiantoro yang kini terpilih menjadi Ketua KPU RI, tentang dinamika Kudeta di Turki, sajian tentang makam-makam keramat dan bersejarah yang ada di DKI Jakarta, serta tulisan-tulisan menarik lain. Selamat membaca! (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nahdlatul, AlaSantri, Berita RMI NU Tegal

Senin, 05 Februari 2018

Tiga Macam Puasa Muharram

Puasa muharram adalah puasa yang sangat dianjurkan setelah puasa di bulan Ramadhan. Hal ini merujuk kepada hadis riwayat Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah.

? ? ? ? ? ? ?: «? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?»

Tiga Macam Puasa Muharram (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Macam Puasa Muharram (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Macam Puasa Muharram

Rasulullah SAW berkata, ‘Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Sementara sholat paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam.”

RMI NU Tegal

Hadis ini menjelaskan bahwa puasa Muharram adalah puasa yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Karenanya, disunahkan melakukannya bagi yang mampu. Hadis di atas tidak secara spesifik kapan waktu puasa yang dianjurkan, apakah setiap hari atau pada hari tertentu saja di bulan Muharram.

Terkait hal ini, Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi (syarah sunan Tirmidzi) menyebutkan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

RMI NU Tegal

Puasa Muharram ada tiga bentuk. Pertama, yang paling utama ialah puasa di hari kesepuluh beserta satu hari sebelum dan sesudahnya. Kedua, puasa di hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, puasa di hari kesepuluh saja.

Tiga tawaran ini setidaknya menjadi opsi yang baik dalam mengamalkan puasa sunah di bulan Muharram. Kalaupun tidak begitu, bisa saja puasa Senin-Kamis atau puasa pada tanggal 13, 14, dan 15 (ayyamul bidh) di bulan Muharram bagi mereka yang terbiasa mengamalkannya di bulan lain. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Berita, Pendidikan RMI NU Tegal

Rabu, 17 Januari 2018

Kader PMII Didorong Kuasai Karya-karya Ulama Aswaja

Jombang, RMI NU Tegal. Sejumlah mahasiswa di Jombang yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan follow-up materi Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang sebulan lalu sudah diajarkan dalam penyelenggaraan Sekolah Aswaja.

Kader PMII Didorong Kuasai Karya-karya Ulama Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader PMII Didorong Kuasai Karya-karya Ulama Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader PMII Didorong Kuasai Karya-karya Ulama Aswaja

Mereka duduk bersila membentuk lingkaran bundar di area Taman Keplak Sari Kebon Ratu sembari berdiskusi serta mereview sejumlah pemahaman yang telah diserap sebelumnya, Ahad (16/10) siang.?

Agus Riyanto, Ketua III Bidang Keagamaan Pengurus Cabang (PC) PMII Jombang mengimbau agar pemahaman kader PMII tentang Aswaja hendaknya terus ditingkatkan. Setidaknya mereka sudah mulai menguasai terhadap setiap karya yang dibuat oleh para ulama Aswaja. ?

"Menarik sekali jika kader-kader Aswaja ini dalam bidang fiqih, tasawuf/teologi, aqidah, muamalah ada yang menguasainya masing-masing," kata Agus di hadapan mereka.?

Saat ini, kata Agus, terdapat berbagai kelompok atau organisasi Islam yang juga mengatasnamakan dirinya beraswaja. Namun Aswaja yang dianut mereka tak sesuai dengan pemahaman Aswaja yang diajarkan PMII pada umumnya.?

RMI NU Tegal

Karenanya, penguasaan kader PMII terhadap setiap produk ulama Aswaja sangat penting untuk menjaga kemurnian pemahaman merekn. "Seperti ketika browsing di internet tentang Aswaja, berapa persen Aswaja NU yang muncul, dan berapa banyak Aswaja dari yang lainnya, seperti Aswaja HTI," jelasnya.?

Mengingat belakangan ini terdapat banyak isu yang berkembang, baik dari sisi sosial, budaya dan agama, ke depan, mereka juga komit membahas tentang isu-isu tersebut dalam perspektif Aswaja serta metodologinya.?

"Oleh karenanya pendalaman teori dan pembahasan atas isu-isu lokal akan kita kaji dalam pertemuan selanjutnya, dan silakan sahabat-sahabat tuangkan dalam bentuk tulisan ilmiah nantinya," ujar Agus yang juga mantan Ketua Komisariat Wahab Hasbullah tersebut. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal

RMI NU Tegal Budaya, Berita RMI NU Tegal

Sabtu, 13 Januari 2018

Dubes Inggris: NU dan Indonesia Miliki Peran Penting Wujudkan Perdamaian Dunia

Jakarta, RMI NU Tegal

Setelah melakukan penekenan nota kesepahaman dengan PBNU di sektor-sektor strategis, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik melaksanakan shalat Jumat di Masjid An-Nahdlah PBNU lantai dasar, Jumat (8/4). Usai sholat Jumat, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj yang menjadi khotib dan imam memperkenalkan Moazzam kepada para jamaah Jumat.

Setelah diperkenalkan oleh Kiai Said, Moazzam memberikan pernyataannya kepada jamaah. Dia mengatakan, NU dan negara Indonesia mempunyai peran startegis untuk mewujudkan perdamaian dunia di tengah serangan radikalisme dan terorisme.

Dubes Inggris: NU dan Indonesia Miliki Peran Penting Wujudkan Perdamaian Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Dubes Inggris: NU dan Indonesia Miliki Peran Penting Wujudkan Perdamaian Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Dubes Inggris: NU dan Indonesia Miliki Peran Penting Wujudkan Perdamaian Dunia

Dubes muslim pertama Inggris ini juga menjelaskan, kemitraan strategis dengan Nahdlatul Ulama ini diharapkan dapat mewujudkan perdamaian di antara banyak etnis di Inggris. NU bisa memberikan pemahaman-pemahaman Islam yang ramah dan toleran kepada seluruh warga Inggris, bahkan untuk perdamian dunia secara luas.

“Kita tunjukkan bahwa Islam adalah agama damai,” ujar Moazzam yang sudah bertugas selama 18 bulan sebagai Dubes Inggris untuk Indonesia.

Bidang strategis yang menjadi poin kerja sama di antaranya persoalan terorisme dan radikalisme, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.?

RMI NU Tegal

Dalam kesempatan shalat Jumat di Masjid An-Nahdlah PBNU tersebut, Moazzam didampingi oleh Ketua Umum dan Sekjen PBNU, Ketua PBNU Marsudi Syuhud, dan pengurus PBNU yang lainnya. Moazzam juga menerima kartu anggota NU, E-Kartanu dari PBNU sebagai warga istimewa Nahdlatul Ulama. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal

RMI NU Tegal Halaqoh, Berita RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock