Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Maret 2018

Untuk Jadi Pengusaha, Uang Bukan Segalanya

Jombang, RMI NU Tegal. Umumnya orang menjadikan uang sebagai faktor utama ketika akan memulai usaha. Bila tidak ada modal berupa uang tunai, maka kesempatan berwiraswasta dianggap tidak mungkin dijalankan. Padahal uang bukanlah satu-satunya modal untuk berusaha, yang terpenting adalah kemauan kuat untuk berusaha.

Untuk Jadi Pengusaha, Uang Bukan Segalanya (Sumber Gambar : Nu Online)
Untuk Jadi Pengusaha, Uang Bukan Segalanya (Sumber Gambar : Nu Online)

Untuk Jadi Pengusaha, Uang Bukan Segalanya

Inilah pesan yang disampaikan H Muhammad Yasin, Ketua Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Wilayah Jawa Timur saat mengadakan silaturrahim ke Jombang, Senin (7/1)..

Gus Yasin -sapaan akrabnya- justru sangat mengeapresiasi beberapa santri yang berkeinginan kuat untuk menjadi pengusaha. "Modal utamanya adalah tekad dan jaringan," katanya. Tekad adalah merupakan keinginan kuat dari seseorang untuk terus mencoba dan berusaha berbagai peluang yang bisa diraih.

RMI NU Tegal

"Memang harus banyak belajar dan jangan gampang putus asa," kata pengelola Pesantren Al-Qurthuby, Pujer Bondowoso ini. 

Namun demikian, jangan terlalu membayangkan usaha yang akan dilakukan. "Langsung dikerjakan saja," katanya buka rahasia. Sebab kalau segala masalah yang berhubungan dengan usaha terlalu dipikirkan dengan detail, maka dapat dipastikan tidak dapat berjalan sesuai harapan. "Apalagi belum-belum sudah berfikir soal rugi," katanya. "Bagaimana mungkin kita bicara rugi kalau usaha belum dijalankan?" katanya balik bertanya.

RMI NU Tegal

Oleh sebab itu hal mendesak yang harus ditumbuhkan khususnya kepada para santri adalah keinginan kuat untuk berusaha.

Yang juga tidak kalah penting adalah memanfaatkan jaringan. "Terkadang dalam usaha tidak perlu memiliki modal uang, andai jaringan telah kita kuasai," ungkap suami dari Hj Zuhrotun Nikmah ini.

Dengan jaringan para pengusaha, maka dapat saja antara anggota hanya memberikan informasi peluang yang dimiliki. "Soal ketersediaan barang dan modal dapat menggunakan usaha dan modal orang lain," katanya. Dan inilah yang nantinya akan membedakan mereka yang memiliki jaringan dengan yang kurang punya koneksi. "Jaringan itu dapat dijalin dengan silaturahim," ungkapnya.

Karena itulah dengan terbentuknya HIPSI, maka diharapkan silaturahim antara pengusaha santri bisa terjalin dengan baik. "Dengan demikian, keinginan untuk menumbuhkan kesadaran berwirausaha dapat terealisir dalam waktu yang tidak lama," pungkasnya.  

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Saifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Kyai, Budaya, Aswaja RMI NU Tegal

Rabu, 21 Februari 2018

Gerakan HTI Berasal dari Harakah 313, bukan Ikhwanul Muslimin

Jakarta, RMI NU Tegal - Penulis buku HTI, Gagal Paham Khilafah, Makmun Rasyid menyatakan ketidaksepakatannya bahwa orang-orang HTI berasal dari Ikhwanul Muslimin di Mesir. Menurutnya, gerakan HTI bersumber dari harakah 313 yang hingga kini jarang diketahui banyak orang.

“Saya lebih sependapat dengan? pemikiran bahwa orang-orang yang pertama kali ikut pada Hizbut Tahrir itu adalah berasal dari harakah 313, mungkin ini belum banyak yang memahami,” jelas Makmun dalam peluncuran bukunya di UIN Syarif Hidayatullah. Kamis (6/10).

Gerakan HTI Berasal dari Harakah 313, bukan Ikhwanul Muslimin (Sumber Gambar : Nu Online)
Gerakan HTI Berasal dari Harakah 313, bukan Ikhwanul Muslimin (Sumber Gambar : Nu Online)

Gerakan HTI Berasal dari Harakah 313, bukan Ikhwanul Muslimin

Harakah 313 itu adalah simbol ketika Nabi Muhammad saw hijrah dari Mekah ke Madinah. Hal itu adalah simbol yang kemudian digunakan Hizbut Tahrir dalam pendekatan pengkaderan, metode kontak, mengajak orang-orang terdekat untuk bergabung.

RMI NU Tegal

Buku ini muncul salah satunya diawali dari perdebatan Makmun dengan orang-orang HTI. “Orang HTI selalu mengatakan bahwa Pancasila itu tidak ada dalam Al-Qur’an, saya pun bisa mengatakan dalam buku ini, bahwa khilafah tidak ada satu pun dalilnya dalam Al-Qur’an,” tegasnya.

RMI NU Tegal

Peluncuran buku ini dihadiri antara lain oleh Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, Ketua STKQ Al-Hikam Depok Dr Arif Zamhari, Ketua PCNU Kota Tangerang Selatan KH Mohammad Thohir, dan Penulis Buku Laskar Ulama-Santri dan Masterpiece Islam Nusantara Zainul Milal Bizawie.

Menurut Zainul Milal, “Buku ini ingin mengajak teman-teman dari HTI untuk bersama-sama membangun bangsa ini dalam bingkai keindonesiaan dalam bingkai NKRI.” (Damar-Adit Wibisono/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Hikmah, Budaya RMI NU Tegal

Selasa, 20 Februari 2018

Sang Wali Berjiwa Sosial

Lamongan, RMI NU Tegal. Masalah-masalah sosial tampaknya mendapat perhatian penting bagi Sunan Drajat, putra Sunan Ampel yang menjalankan dakwah di daerah Jelak, kemudian ke desa Drajat. Empat pesan sosialnya masih terpampang di makamnya untuk mengingatkan para peziarah agar jangan lupa kepada sesamanya.

Wenehono teken marang wong kang wuto, wenehono mangan wong kang keluwen, wenehono payung wong kang kudanan, dan wenehono sandang wong kan kawudan (berikan tongkat pada orang yang buta, berikan makanan bagi orang yang kelaparan, berikan payung pada orang yang kehujanan dan berikan pakaian bagi orang yang telanjang) merupakan pesan-pesan yang selalu diungkapkan dalam dakwahnya.

Pesan-pesan sosialnya tersebut tampaknya sangat cocok dengan situasi sekarang ini sehingga pas jika pencanangan wisata ziarah ditempatkan di makamnya. Banyak rakyat yang kelaparan, bencana dimana-mana, korupsi terus berlangsung, sementara golongan elitnya hidup bermewah-mewah dan seolah tak tahu derita yang dialami oleh rakyatnya.

Sang Wali Berjiwa Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Sang Wali Berjiwa Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Sang Wali Berjiwa Sosial

Masa muda Sunan Drajat yang dikenal dengan nama Raden Kosim dijalani di Ampel Denta Surabaya. Setelah dewasa, sang ayah memerintahkannya untuk berdakwah di pesisir barat Gresik. Dalam perjalanannya melalui laut dengan menumpang biduk nelayan, perahunya dihantam gelombang, namun Raden Kosim selamat setelah ditolong oleh seekor ikan.

Menurut tarikh, peristiwa tersebut terjadi pada 1485. Ia mendarat di kampung Jelak, Banjarwati. Ia menetap disitu dan mendirikan surau untuk berdakwah dan mendirikan pesantren dan di situ pulalah ia menikah dengan Kemuning, putri Mbah Mayang Madu, tokoh setempat. Tiga tahun berselang, ia pindah ke selatan, sekitar satu kilometer ke tempat yang lebih tinggi yang dinamai desa Drajat.

RMI NU Tegal

Namun, ia masih menganggap bahwa tempat tersebut masih kurang strategis sehingga memutuskan pindah ke daerah perbukitan di wilayah selatan. Ia lalu membangun kompleks pesantren dengan masjidnya dan meninggal disitu, lokasi yang saat ini menjadi makamnya.

Sunan Drajat memiliki banyak nama. Semasa muda ia dikenal dengan sebutan Raden Qosim, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, Maulana Hasyim, Syekh Masakeh, Pangeran Syarifuddin, Pangeran Kadrajat, dan Masaikh Munat. Dia merupakan putra Sunan Ampel dari perkawinan dengan Nyi Ageng Manila. (mkf)

RMI NU Tegal

 

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Budaya RMI NU Tegal

Selasa, 30 Januari 2018

Habib Yahya Terpilih sebagai Mudir Jatman Lampung

Pringsewu, RMI NU Tegal

Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mutabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) Provinsi Lampung menggelar Musyawaroh Idaroh Wusto (Musidwus) V yang dilaksanakan di Komplek Islamic Centre Lampung Timur. Musidwus yang berlangsung dari tanggal 15 Juni sampai dengan 18 Juni 2012 ini dilaksanakan untuk memilih kepengurusan Jatman Provinsi Lampung masa khidmat 2012-2014.

Sementara kepengurusan Jatman Pringsewu yang terdiri dari segenap Perwakilan dan Pengurus Thariqah di Kabupaten Pringsewu ikut serta dalam kegiatan tersebut. Pelepasan Rombongan dilakukan di Pendopo Kabupaten Pringsewu oleh Bupati Pringsewu KH. Sujadi Saddad pada tanggal 15 Juni 2012.

Habib Yahya Terpilih sebagai Mudir Jatman Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Yahya Terpilih sebagai Mudir Jatman Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Yahya Terpilih sebagai Mudir Jatman Lampung

Dalam pengarahannya, KH Sujadi mengharapkan Kegiatan Musidwus dapat berlangsung sukses dan rombongan dari Jatman Pringsewu dapat mengikuti kegiatan dengan baik dan aktif dalam sidang-sidang komisi yang akan dilakukan di Musidwus tersebut.

RMI NU Tegal

Rombongan yang berjumlah 17 orang ini berangkat ke lampung Timur dan tiba pada pukul 15.00 WIB. Setelah melakukan registrasi peserta, rombongan mengikuti Acara Pembukaan yang diikuti oleh seluruh rombongan dari 14 kabupaten yang ada di Provinsi Lampung.

Salah satu sambutan Pembukaan yaitu dari Danrem Lampung yang mengharapkan seluruh Jamaah Thariqah yang ada di Provinsi Lampung untuk ikut andil bagian dalam menjaga keutuhan NKRI dan mengisi kemerdekaan yang telah diraih.

RMI NU Tegal

Dalam Musidwus kali ini, terpilih sebagai Rais yaitu KH. Jamaluddin Al-Bustomi dan sebagai Mudir yaitu Habib Yahya As-Segaf. Sebagaimana diketahui bahwa Habib Yahya As-Segaf adalah Pimpinan Pondok Pesantren Sunan Jati Agung Pringsewu yang dikenal energik dengan wawasan keilmuan yang sangat tinggi. Ia juga pernah menjadi Mudir Aam Jatman Kabupaten Tanggamus ketika Pringsewu masih berada di bawah Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus.

Redaktur : Sudarto Murtaufiq

Kontributor : Muhammad Faizin

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Amalan, Pemurnian Aqidah, Budaya RMI NU Tegal

Sabtu, 20 Januari 2018

Krisis Air, Alissa Wahid Kirim Bantuan di Temanggung

Temanggung, RMI NU Tegal. Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian Alissa Qautrunnada Wahid mengirimkan bantuan air bersih dan penampung air di desa Tlogopucang kecamatan Kandangan kabupaten Temanggung. Putri sulung Gus Dur ini bersama komunitas lintas agama secara simbolis menyerahkan bantuan yang diterima oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Krisis Air, Alissa Wahid Kirim Bantuan di Temanggung (Sumber Gambar : Nu Online)
Krisis Air, Alissa Wahid Kirim Bantuan di Temanggung (Sumber Gambar : Nu Online)

Krisis Air, Alissa Wahid Kirim Bantuan di Temanggung

Dalam kegiatan ini, telah disumbang air bersih yang bekerjasama dengan BPBD Temanggung, puluhan water torrent. Kegiatan ini digerakkan oleh GUSDURian Temanggung, Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Katholik St Petrus dan Paulus, TITD Cahaya Sakti, GPdI, Paduan Suara GKI Kelapa Cengkir Jakarta, Ehipassiko Family Club, KSP Mitra Abadi Jaya dan elemen lainnya.

Alissa didampingi oleh Romo Petrus Santoso, Pendeta Darmanto Lemuel, Pendeta Hoo Hwa Hooi, Pendeta Simon, serta sejumlah tokoh agama lainnya.

RMI NU Tegal

"Bantuan ini dikumpulkan dari para dermawan lintas agama. Para tokoh agama yang ada memberikan kontribusinya dengan menyumbangkan harta, tenaga, dan waktunya untuk membantu masyarakat yang mengalami bencana kekeringan, dalam hal ini di Tlogopucang," kata Alissa.

Menurut Alissa, kekeringan tidak hanya menjadi keprihatinan, namun butuh tindakan nyata menyelamatkan masyarakat dari krisis air. Bantuan yang disalurkan melalui Jaringan GUSDURian ini pada dasarnya hanya bersifat sementara karena tidak mengatasi akar persoalan. Namun kebutuhan yang mendesak, sifat sementara itu diprioritaskan.

RMI NU Tegal

"Yang permanen misalnya membuat sumur bor atau saluran air yang mencukupi kebutuhan seluruh warga," paparnya.

Kepala BPBD Temanggung Agus Sudaryono menjelaskan, jika semula kekeringan di wilayah lereng Sindoro dan Sumbing ini hanya tujuh kecamatan, pada akhir Agustus jumlah tersebut meningkat menjadi 11 kecamatan. Angka tersebut diprediksikan akan terus meningkat apabila kekeringan masih berlangsung.

"Ada 56 dusun sekarang yang mengalami kekeringan," tutur Agus.

Agus menambahkan, total anggaran penanganan kekeringan di kabupaten Temanggung sebanyak Rp 80 juta. Jumlah ini telah dikurangi dengan distribusi yang dilakukan selama ini. Anggaran yang menipis telah dibantu oleh pihak ketiga baik perusahaan maupun organisasi.

"Termasuk dalam hal ini GUSDURian Temanggung," tandas Agus. (Abaz Zahrotin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Kyai, Budaya RMI NU Tegal

Rabu, 17 Januari 2018

Kader PMII Didorong Kuasai Karya-karya Ulama Aswaja

Jombang, RMI NU Tegal. Sejumlah mahasiswa di Jombang yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan follow-up materi Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang sebulan lalu sudah diajarkan dalam penyelenggaraan Sekolah Aswaja.

Kader PMII Didorong Kuasai Karya-karya Ulama Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader PMII Didorong Kuasai Karya-karya Ulama Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader PMII Didorong Kuasai Karya-karya Ulama Aswaja

Mereka duduk bersila membentuk lingkaran bundar di area Taman Keplak Sari Kebon Ratu sembari berdiskusi serta mereview sejumlah pemahaman yang telah diserap sebelumnya, Ahad (16/10) siang.?

Agus Riyanto, Ketua III Bidang Keagamaan Pengurus Cabang (PC) PMII Jombang mengimbau agar pemahaman kader PMII tentang Aswaja hendaknya terus ditingkatkan. Setidaknya mereka sudah mulai menguasai terhadap setiap karya yang dibuat oleh para ulama Aswaja. ?

"Menarik sekali jika kader-kader Aswaja ini dalam bidang fiqih, tasawuf/teologi, aqidah, muamalah ada yang menguasainya masing-masing," kata Agus di hadapan mereka.?

Saat ini, kata Agus, terdapat berbagai kelompok atau organisasi Islam yang juga mengatasnamakan dirinya beraswaja. Namun Aswaja yang dianut mereka tak sesuai dengan pemahaman Aswaja yang diajarkan PMII pada umumnya.?

RMI NU Tegal

Karenanya, penguasaan kader PMII terhadap setiap produk ulama Aswaja sangat penting untuk menjaga kemurnian pemahaman merekn. "Seperti ketika browsing di internet tentang Aswaja, berapa persen Aswaja NU yang muncul, dan berapa banyak Aswaja dari yang lainnya, seperti Aswaja HTI," jelasnya.?

Mengingat belakangan ini terdapat banyak isu yang berkembang, baik dari sisi sosial, budaya dan agama, ke depan, mereka juga komit membahas tentang isu-isu tersebut dalam perspektif Aswaja serta metodologinya.?

"Oleh karenanya pendalaman teori dan pembahasan atas isu-isu lokal akan kita kaji dalam pertemuan selanjutnya, dan silakan sahabat-sahabat tuangkan dalam bentuk tulisan ilmiah nantinya," ujar Agus yang juga mantan Ketua Komisariat Wahab Hasbullah tersebut. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal

RMI NU Tegal Budaya, Berita RMI NU Tegal

Istighosah di SMP 23 Penuh Airmata

Malang, RMI NU Tegal. Menjelang Ujian Ahir Nasional siswa-siswi SMP 23 Bluring Malang, gelar Istighosah bersama untuk membersihkan hati dan menjernihkan pikiran, di dalam masjid sekolah, Selasa (05/02).

Suasana haru melingkupi masjid sekolah tersebut kala Ustad Shamsul Hadi Mahfudz memimpin Istighosah yang dilanjutkan dengan wejangan motivasi.

Istighosah di SMP 23 Penuh Airmata (Sumber Gambar : Nu Online)
Istighosah di SMP 23 Penuh Airmata (Sumber Gambar : Nu Online)

Istighosah di SMP 23 Penuh Airmata

Koordinator ahli thariqoh al-Mu’tabaroh an Nahdhiyah itu tak henti-hentinya menyerukan untuk selalu mengedepankan akhlak sebagai kunci kesuksesan generasi bangsa. 

RMI NU Tegal

Menurutnya, akhlak dengan menghormati kepada yang lebih tua terutama ibu dan guru adalah langkah awal untuk memudahkan banyak hal, jika siswa sekarang kebingungan dan dipenuhi rasa takut lantaran ujian sudah dekat, maka minta maaf dan sungkem kepada ibu dan guru akan meringankan semuanya, 

RMI NU Tegal

“Tapi tidak melepas aktivitas belajar” ungkap alumnus pesantren Sidogiri tersebut.

Gus Syamsul mengatakan, sekarang banyak sekali ribuan sarjana yang justru banyak melakukan tindak korupsi, kolusi dan nepotisme, itu semual lantaran tidak di bekali akhlak yang matang serta ilmu-ilmu keagamaan, “Salah satunya dengan istighosah ini, mediasi untuk membersihkan diri dan mendekatkan diri pada Tuhan” ujarnya.

Dengan Istighosah kita mengharap dosa yang menghalang-halangi doa kitasegera diampuni, “Karena Tuhan tidak pernah menolak doa kita” tegasnya.

Setelah Istighosah dan suntikan spiritual, tampak sejumlah siswa-siswai yang di barengi oleh orang tuanya berderai airmata saling meminta maaf terhadap sesama dan guru-guru yang juga ikut serta dalam acara Istighosah yang bertajuk “Ikhtiyar menuju sukses ujian tahun 2013”.

Kontributor: Diana Manzila

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Budaya, Humor Islam, Khutbah RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock