Tampilkan postingan dengan label Amalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amalan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 Februari 2018

Asosiasi Petambak Garam Nusantara Terbentuk

Jakarta, RMI NU Tegal. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Perekonomian (LPNU) telah melaksanakan Kongres Garam Rakyat di Madura pada awal Juli 2012 lalu.

Salah satu tindak lanjutnya adalah membentuk Asosiasi Petambak Garam Nusantara, disingkat Aspegnu. Aspegnu bertujuan untuk mensejahterakan petani garam. Targetnya, Indonesia swasemba garam pada tahun 2014. Salah satu caranya dengan menghubungkan petani garam dengan pihak-pihak konsumen garam.

Asosiasi Petambak Garam Nusantara Terbentuk (Sumber Gambar : Nu Online)
Asosiasi Petambak Garam Nusantara Terbentuk (Sumber Gambar : Nu Online)

Asosiasi Petambak Garam Nusantara Terbentuk

Rencana terdekat, Aspegnu akan menandatangani kesepakatan bersama (MoU) dengan PT. Garuda Food terkait pembelian garam rakyat. Kesepakatan akan digelar di Pati Jawa tengah, Sabtu, 24 November 2012.

RMI NU Tegal

Menurut Wakil Sekretaris LPNU, Ahmad Salechan, sebelum kesepakatan bersama tersebut akan digelar konferensi pers di gedung PBNU lantai 5, Jl. Kramat Raya No. 164 Jakarta Pusat pada Kamis, (22/11), pukul 14.00.

Pada kesempatan tersebut akan hadir Prof. Dr. Rokhmin Dahuri (Ketua Komite Garam PBNU)  Prof. Dr. Moh. Maksum Mahfud (Ketua PBNU, Pakar pangan UGM) dan Perwakilan Garuda Food.

RMI NU Tegal

“Selanjutnya, setelah paparan siaran pers, akan dilanjutkan dengan forum tanya jawab,” ungkap Ahmad Solechan.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Jadwal Kajian, Amalan RMI NU Tegal

Selasa, 30 Januari 2018

Habib Yahya Terpilih sebagai Mudir Jatman Lampung

Pringsewu, RMI NU Tegal

Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mutabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) Provinsi Lampung menggelar Musyawaroh Idaroh Wusto (Musidwus) V yang dilaksanakan di Komplek Islamic Centre Lampung Timur. Musidwus yang berlangsung dari tanggal 15 Juni sampai dengan 18 Juni 2012 ini dilaksanakan untuk memilih kepengurusan Jatman Provinsi Lampung masa khidmat 2012-2014.

Sementara kepengurusan Jatman Pringsewu yang terdiri dari segenap Perwakilan dan Pengurus Thariqah di Kabupaten Pringsewu ikut serta dalam kegiatan tersebut. Pelepasan Rombongan dilakukan di Pendopo Kabupaten Pringsewu oleh Bupati Pringsewu KH. Sujadi Saddad pada tanggal 15 Juni 2012.

Habib Yahya Terpilih sebagai Mudir Jatman Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Yahya Terpilih sebagai Mudir Jatman Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Yahya Terpilih sebagai Mudir Jatman Lampung

Dalam pengarahannya, KH Sujadi mengharapkan Kegiatan Musidwus dapat berlangsung sukses dan rombongan dari Jatman Pringsewu dapat mengikuti kegiatan dengan baik dan aktif dalam sidang-sidang komisi yang akan dilakukan di Musidwus tersebut.

RMI NU Tegal

Rombongan yang berjumlah 17 orang ini berangkat ke lampung Timur dan tiba pada pukul 15.00 WIB. Setelah melakukan registrasi peserta, rombongan mengikuti Acara Pembukaan yang diikuti oleh seluruh rombongan dari 14 kabupaten yang ada di Provinsi Lampung.

Salah satu sambutan Pembukaan yaitu dari Danrem Lampung yang mengharapkan seluruh Jamaah Thariqah yang ada di Provinsi Lampung untuk ikut andil bagian dalam menjaga keutuhan NKRI dan mengisi kemerdekaan yang telah diraih.

RMI NU Tegal

Dalam Musidwus kali ini, terpilih sebagai Rais yaitu KH. Jamaluddin Al-Bustomi dan sebagai Mudir yaitu Habib Yahya As-Segaf. Sebagaimana diketahui bahwa Habib Yahya As-Segaf adalah Pimpinan Pondok Pesantren Sunan Jati Agung Pringsewu yang dikenal energik dengan wawasan keilmuan yang sangat tinggi. Ia juga pernah menjadi Mudir Aam Jatman Kabupaten Tanggamus ketika Pringsewu masih berada di bawah Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus.

Redaktur : Sudarto Murtaufiq

Kontributor : Muhammad Faizin

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Amalan, Pemurnian Aqidah, Budaya RMI NU Tegal

Kamis, 25 Januari 2018

PBNU Siap Fasilitasi Ishlah PKB

Jakarta, NU.Online
Keinginan Matori untuk islah dengan PKB "Batutulis" pimpinan Alwi Sihab bukan isapan jempol, untuk itu ia mengaku sudah bertemu dengan ketua Dewan Syuro PKB KH.Abdurrahman Wahid untuk menyelesaikan persoalan PKB.

"Lebih cepat akan lebih baik karena sebentar lagi menghadapi pemilu," kata Matori di sela-sela sebuah seminar di Yogyakarta, Rabu (25/6). Perseteruan antara PKB Matori dan Alwi Shihab belum juga menemui titik temu. Bahkan, dua kepemimpinan partai itu terjadi saat mereka datang ke Kantor Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, Rabu lalu? (26/6).

Selain mengaku telah bertemu Abdurrahman Wahid enam kali, Matori juga mengaku telah bertemu dengan Alwi Shihab untuk membicarakan islah. "Pembicaraan dengan Gus Dur sampai pada suatu titik di mana kami bertekad untuk islah, bersatu kembali antara saya dan Gus Dur," ujarnya.

Dalam kesempatan terpisah, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Agil Shiraj mengatakan, pihak PBNU siap memfasilitasi upaya rujuk kedua kubu.

"Namun, hingga kini belum ada permintaan dari kedua kubu agar PBNU memfasilitasi islah," ujar Rais Syuriah PBNU Said Agil Shiraj. Namun dia mengatakan, PBNU tidak akan berinisiatif mengajak kedua kubu untuk islah. Mereka menunggu permintaan salah satu kubu agar difasilitasi untuk islah. Sikap tersebut, kata Said Agil, sengaja diambil karena PBNU tidak ingin dituduh ikut campur.? "Kami takut pertolongan yang kami berikan ternyata tidak mereka perlukan. Kita kan bisa malu," ungkapnya.

Said Agil mengatakan, pertikaian kedua kubu membuat massa di bawah PKB bingung untuk mengambil sikap. Ini sangat berbahaya dan bisa memicu perpecahan di tingkat massa. "Oleh karena itu, kami merekomendasikan agar kedua kubu islah saja," ujarnya.

Ia menambahkan format rujuk harus dicari secara tepat oleh pihak-pihak? yang berbeda pendapat. Format rujuk itu harus disesuaikan dengan? substansi perbedaan yang ada dalam tubuh partai. Wujud rujuk itu bisa Muktamar atau bisa juga dengan pertemuan antar pribadi pimpinan? partai atau cara lain yang disepakati kedua belah pihak..

Untuk merujukkan kedua kubu, mereka harus bersilaturahmi satu sama lain. Jalan tersebut sedapat mungkin diutamakan. Jangan sampai kedua kubu dan massa di bawahnya pecah. "Semua pihak harus tulus dan harus mengevaluasi diri sendiri," katanya.

Bagaimanapun juga pertikaian yang terjadi selama ini kontra produktif? bagi kemajuan partai. tidak ada untungnya gonthok-gonthokan dan sudah saatnya elit di PKB melakukan islah internal sebagai upaya untuk menjaga kewibawaan partai.? (Cih)

?


?

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal AlaSantri, Amalan, Khutbah RMI NU Tegal

PBNU Siap Fasilitasi Ishlah PKB (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Siap Fasilitasi Ishlah PKB (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Siap Fasilitasi Ishlah PKB

Kamis, 18 Januari 2018

Aktivis Lesbumi Lampung Jadi Staf Bidang Budaya Kapolda

Way Kanan, RMI NU Tegal

Salah seorang pengurus Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Lampung Dr Farida Aryani, pada Jumat 8 April 2016 ditetapkan sebagai Staf Ahli Bidang Budaya Kapolda Lampung oleh Brigjen Pol Ike Edwin. Penetapan itu berdasar surat tugas Kapolda Lampung nomor SGAS /01/Ini/2016 tertanggal 23 Maret 2016.

Selain menjadi Ketua Dewan Pendidikan Way Kanan, cucu ulama sekaligus komandan pasukan tentara Hizbullahdari KH Gholib ini memulai kiprahnya sebagai pejuang Bahasa Lampung sejak September 1998.

Aktivis Lesbumi Lampung Jadi Staf Bidang Budaya Kapolda (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivis Lesbumi Lampung Jadi Staf Bidang Budaya Kapolda (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivis Lesbumi Lampung Jadi Staf Bidang Budaya Kapolda

"Sebagai Gusdurian dan warga Nahdlatul Ulama, saya mengucapkan selamat atas penetapan tersebut, kami bangga. Semoga senantiasa memberikan yang terbaik bagi Lampung, hidup dan kehidupan," ujar Ketua PC GP Ansor Way Kanan Gatot Arifianto di Blambangan Umpu, Kamis (14/4).

RMI NU Tegal

Farida Aryani adalah Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila. Semasa remaja, istri Sekdakab Way Kanan Bustam Hadori itu aktif? bergiat di Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Lampung.

RMI NU Tegal

Farida mengaku bangga ketika bahasa Lampung digunakan banyak mahasiswa, khususnya mahasiswa bahasa Lampung di lingkungan kampus. Apa yang ia perjuangkan bersama beberapa rekannya bisa menjadi kenyataan, yakni perjuangan untuk tetap menjaga bahasa ibu yang saat itu mulai ditinggalkan. Saat Jurusan Bahasa Lampung terbentuk di Unila, Farida diminta menjadi ketua jurusan.

"Apa yang dilakukan Dr Farida sejalan dengan upaya-upaya NU. Selain itu, apa yang dilakukan juga merupakan satu dari sembilan nilai keutaman yang diajarkan Gus Dur, yakni kearifan lokal," kata Gatot lagi.

Kearifan lokal bersumber dari nilai-nilai sosial-budaya yang berpijak pada tradisi dan praktik terbaik kehidupan masyarakat setempat. Kearifan lokal Indonesia di antaranya berwujud dasar negara Pancasila, Konstitusi UUD 1945, prinsip Bhineka Tunggal Ika, dan seluruh tata nilai kebudayaan nusantara yang beradab.

Gus Dur menggerakkan kearifan lokal dan menjadikannya sebagai sumber gagasan dan pijakan sosial-budaya-politik dalam membumikan keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan, tanpa kehilangan sikap terbuka dan progresif terhadap perkembangan peradaban. (Syuhud Tsaqafi/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nasional, Amalan, Syariah RMI NU Tegal

Dubes Swiss Kunjungi PBNU, Jelaskan Masalah Prakarsa Pelarangan Menara Masjid

Jakarta, RMI NU Tegal. Duta besar Swiss untuk Indonesia Bernardino Regazzoni melakukan kunjungan? ke PBNU untuk menjelaskan masalah Prakarsa pelarangan menara masjid yang diajukan oleh sebagian masyarakat Swiss. Ia diterima oleh Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi.

Prakarsa pelarangan pembangunan menara masjid ini diajukan pada 8 Juli 2008 yang ditandatangani 113.540 orang inisiatif ini diajukan oleh komite independent yang mewakili berbagai partai politik.

Dubes Swiss Kunjungi PBNU, Jelaskan Masalah Prakarsa Pelarangan Menara Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Dubes Swiss Kunjungi PBNU, Jelaskan Masalah Prakarsa Pelarangan Menara Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Dubes Swiss Kunjungi PBNU, Jelaskan Masalah Prakarsa Pelarangan Menara Masjid

Pada tanggal 29 November mendatang akan dilakukan voting apakah pembangunan masjid ini akan dilarang atau tidak. Menurut UU Swiss, sebuah prakarsa harus ditindaklanjuti jika ditandatangani minimal 100 ribu orang.

RMI NU Tegal

Regazzoni menjelaskan pemerintah dan parlemen menentang keberadaan Prakarsa ini dan merekomendasikan pemilik hak suara untuk menentangnya.

“Pemerintah Swiss percaya bahwa pelarangan pembangunan menara merupakan larangan yang tak dapat diterima bagi komunitas muslim untuk menjalankan keyakinan agamanya,” katanya.

RMI NU Tegal

Pelarangan ini merupakan diskriminasi terhadap umat Islam, dan tidak mengacu pada simbol arsitektural agama lain. Karena itu, pelarangan ini tidak sesuai dengan nilai kebebasan dan masyarakat demokratis.

Karena itu, Dewan Federal dan Parlemen meminta dilakukannya dialog yang didasarkan pada sikap saling menghormati untuk mempromosikan saling pengertian antara agama yang berbeda dan integrasi mereka di Swiss.

Dukungan terhadap kebebasan membuat menara masjid juga datang dari masyarakat Yahudi dan Kristen yang ada di Swiss yang tergabung dalam The Swiss Council of Religions (SCR) seperti dalam siaran pers yang mereka sebarluaskan pada awal September 2009 lalu. The Swiss Council of Churches menuntut adanya integrasi, bukan pengeluaran bagi komunitas beragama.

SCR berpendapat bahwa prakarsa ini merupakan wujud dari kekhawatiran dan ketakutan terhadap muslim. Perbedaan pandangan yang ada saat ini harus disikapi dengan serius agar tidak mengganggu hak kebebasan beragama yang merupakan hak dasar universal.

Jumlah muslim di Swiss diperkirakan mencapai 350-400 ribu jiwa yang mayoritas berasal dari Eropa Tenggara dan dari Turki. Terdapat sekitar 150 pusat kebudayaan dan jamaah muslim. Jumlah masjid atau tempat ibadah lain berkisar 100 buah. Sebagian dari masjid tersebut memiliki menara.?

Mayoritas dari komunitas muslim ini juga terintegrasi dengan baik dengan masyarakat Swiss. Hubungan antara muslim dan non-muslim berjalan dengan damai dan tak ada problem. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Amalan RMI NU Tegal

Selasa, 16 Januari 2018

Perguruan Tinggi Riset Berbasis Pesantren

Di kota Pati tepatnya di desa Purworejo berdirilah Sekolah Tinggi Agama Islam Mathaliul Falah (STAIMAFA). Lembaga tersebut diresmikan tahun 2008 di bawah kepemimpinan ketua H Abdul Ghaffar Rozien, M. Ed. Nama Mathaliul Falah tak lepas dari madrasah atau Perguruan Islam Mathaliul Falah (PIM).

STAIMAFA merupakan Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta yang dibangun di atas landasan tradisi dan diselenggarakan secara integral dengan pesantren. Pendirian STAIMAFA merupakan masa kemajuan bagi PIM. Hal ini tak lepas dari Yayasan Nurussalam Kajen sebagai kelanjutan dari unit pendidikan dasar dan menengah yang hampir satu abad dikelola oleh PIM. Dalam kurun hampir dua dasawarsa STAIMAFA melewati proses panjang dan pergulatan pemikiran sebelum resmi didirikan.

Perguruan Tinggi Riset Berbasis Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Perguruan Tinggi Riset Berbasis Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Perguruan Tinggi Riset Berbasis Pesantren

Hal ini dilatarbelakangi dari gagasan program "takhassus" pasca Aliyah sebagaimana diungkapkan KH Asnawi Rohmat salah seorang asatidz PIM. Gagasan ini semakin menguat setelah studi banding guru-guru Mathaliul Falah di Darun Najah Jakarta, Darur Rahmah Jakarta, dan Dar el-Qalam Tangerang. Atas masukan dan desakan dari alumni PIM, maka dibentuklah tim yang menggodok pendirian Sekolah Tinggi. Maka, rapat-rapat intensif di Jakarta, Yogyakarta, dan Kajen terus berlangsung. (Mempersiapkan Insan Sholih Akrom Potret Sejarah dan Biografi Pendiri PIM Kajen Margoyoso Pati 1912-2012 (1 Abad): 2012)

RMI NU Tegal

Berawal dari "kegelisahan" para pendiri PIM yang merasa bahwa untuk melahirkan sumber daya manusia yang memiliki kedalaman keilmuan agama dan moral sekaligus kompetitif dalam menjawab perkembangan zaman, tidak cukup hanya dengan memberikan keilmuan bekal kepada peserta didik sampai pada tingkat aliyah (SMA). Oleh karena itu, para pendiri berinisiatif menggagas sistem pendidikan lanjutan bagi para lulusan PIM dengan membuka program pasca aliyah. Akan tetapi, program tersebut ternyata dirasakan masih belum memberikan jawaban atas kegelisahan tersebut. ?

Berdasarkan kajian yang mendalam dan masukan dari berbagai pihak, akhirnya disepakati pilihan bulat untuk mendirikan STAIMAFA yang diawali dengan menyelenggarakan pendidikan pada tiga jurusan dengan tiga program studi, yaitu Tarbiyah/Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Syariah/Perbankan Syariah (PS) dan Dakwah/Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Ketiga jurusan dan program studi tersebut merupakan pendidikan jenjang strata satu (S1) program reguler.

RMI NU Tegal

Sejak berdirinya STAIMAFA mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan, khususnya para alumni dan siswa-siswi PIM. Dalam waktu yang singkat, STAIMAFA mengalami perkembangan dengan jumlah mahasiswa kurang lebih 600 sampai tahun 2012.

Dan alhamdulillah, bekat rahmat dan pertolongan Allah pada tahun ajaran 2012-2013 ini, STAIMAFA membuka lagi program studi baru yang cukup familier, yaitu Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (PGRA) yang dirasakan urgensinya di era sekarang, mengingat Jawa Tengah menempati provinsi tertinggi dalam tingkat partisipasi anak-anak playgrup di seluruh Indonesia. Antusiasme para guru dan para pelajar yang belajar di program studi PGRA ini sangat besar. Hingga pembukaan pendaftaran mahasiswa baru tahun ajaran 2015-2016 STAIMAFA membuka jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Komunikasi & Penyiaran Islam dan Zakat & Wakaf. Harapannya dimasa yang akan datang STAIMAFA mampu menjadi Institut dari informasi yang dihimpun RMI NU Tegal sekarang sedang proses mengajukan pemberkasan syarat menuju institut.

Secara akademik setelah menjadi alumni dan melihat alumni dari perguruan tinggi lain dengan program studi yang sama secara materi tidak terlalu tertinggal jauh. Hal ini dungkapkan Nur Khoiriyah (24) sebagai alumni angkatan kedua. "Melihat perkembangan lembaga, saya bangga melihat progres yang sedang ada, Insya Allah dalam proses menuju institut, ini menunjukkan bahwa kampus ini digarap dengan sungguh", ungkap Nur yang sekarang melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Gajah Mada.

Sebagai alumni prodi PMI Nur Khoiriyah menyatakan secara pribadi lebih enak dalam memahami kontekstualisasi ajaran Islam, mengontekstualisasikan ilmu-ilmu untuk memahami teks, seperti Tafsir, Hadis dan Fikih. Hal ini baru dirasakan betul ketika menempuh studi lanjut di Jogjakarta. Nur menjelaskan pentingnya pemahaman Islam yang lebih "luwes" untuk bisa berteman lintas organisasi masyarakat bahkan lintas agama, bukan dalam rangka mencampuradukkan tetapi memahami perbedaan.

Irza Syaddad (25) menceritakan ketika masih menjadi mahasiswa bahwa dulu pihak kampus sering kali mengadakan hibah penelitian kepada civitas akademi. Selain itu, nilai-nilai pesantren di lingkungan kampus masih terjaga dengan baik. Irza yang sekarang menempuh studi lanjut di Universitas Al-Imam Muhammad bin Saud, Arab Saudi mencontohkan menghormati guru (baca: dosen) masih berlaku dengan melanggengkan budaya cium tangan.

Hal ini tak lepas dari visi STAIMAFA "Menjadi Perguruan Tinggi Riset Berbasis Nilai-Nilai Pesantren". STAIMAFA ingin menjadi perguruan tinggi yang menggabungkan kemampuan metodologi ilmu modern yang berbasis penelitian dengan kekayaan khazanah klasik yang ada di pesantren sesuai dengan kaidah "Almuhafadzatu ala al-qadim al-shalih wal akhdzu bil jadid al-ashlah", konsistensi menjaga tradisi yang relevan dan aktif mengadopsi khazanah baru yang lebih progresif.

Ditambah visi STAIMAFA ini untuk meneruskan spirit "Tafaqquh Fiddin" dan "Sholih-Akrom" yang menjadi tujuan berdirinya PIM. Tafaqquh Fiddin ada dalam pelestarian nilai-nilai pesantren yang mengedepankan ketakwaan, ketuhanan, ketawadhuan, dan konsisten memegang khazanah Islam klasik yang biasa dipelajari di pesantren dan Sholih-Akrom ada dalam kemampuan risetnya, dan orientasi ketuhannya yang mengedepankan nilai-nilai kebenaran, keikhlashan dan kepedulian sosial. (M. Zulfa)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nahdlatul Ulama, Amalan RMI NU Tegal

Jumat, 12 Januari 2018

Panglima TNI: Umat Islam Jangan Terpecah Belah

Tegal, RMI NU Tegal. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta umat Islam di Indonesia jangan sampai terpecah belah dan berperang sendiri.

Panglima TNI: Umat Islam Jangan Terpecah Belah (Sumber Gambar : Nu Online)
Panglima TNI: Umat Islam Jangan Terpecah Belah (Sumber Gambar : Nu Online)

Panglima TNI: Umat Islam Jangan Terpecah Belah

Hal itu ditegaskan Gatot ? saat Safari Ramadhan dan buka bersama di Lapangan Markas Brigade Infanteri (Brigif)/4 Dewa Ratna di Slawi, Kabupaten Tegal, Rabu (14/6).

?

Gatot menilai, saat ini ada indikasi benih-benih perpecahan mulai muncul seiring dengan sikap saling menjelek-jelekkan dan menyalahkan satu sama lain.

"Benih-benih ini sudah mulai ada. Mari kita ingatkan teman-teman kita yang suka mencaci dan menjelekkan orang, mengkafirkan orang. Jika kita biarkan ini, negara kita bisa porak poranda," ujar Jenderal bintang empat ini.

RMI NU Tegal

Orang nomor satu di jajaran TNI itu menyebutkan, setiap muslim harus rendah hati. Sifat sombong hanya milik Allah. Dalam konteks kekinian, banyak orang yang cenderung mengklaim bahwa diri dan kelompoknya adalah benar sementara yang lain salah.

Menurutnya, jika umat Islam tidak berpedoman pada nilai-nilai ini (rendah hati dan tidak menyalahkan orang lain-red), maka perang saudara tidak terelakkan. Perang saudara dan hilangnya sikap cinta tanah air inilah yang menjadi salah satu sebab negara-negara Muslim di kawasan Timur Tengah berkecamuk hingga sekarang.

RMI NU Tegal

Meski demikian, Jenderal kelahiran Tegal itu menyebut, Jawa Tengah merupakan daerah yang adem ayem. Di saat beberapa daerah lain sedikit bergejolak, Jawa Tengah telah menunjukkan diri bahwa masyarakatnya hidup guyup dan rukun.

Menurut dia, hal itu tak lepas dari peran ulama yang bersinergi dengan TNI-Polri, serta semua lapisan masyarakat.

Lebih lanjut, Gatot merencanakan gerakan doa bersama seluruh elemen masyarakat yang akan digelar bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus mendatang. Kegiatan itu dikhususkan pada khataman Al-Qur’an yang digelar di seluruh markas atau kantor satuan jajaran TNI dari Sabang sampai Merauke.

Adapun buka bersama diikuti oleh ribuan santri dari berbagai daerah. Selain itu, juga digelar santunan kepada 1.423 anak yatim.?

Kegiatan tersebut juga diikuti Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen Tatang Sulaiman, Kapolda Irjen Condro Kirono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ulama Kharismatik asal Pekalongan Maulana Habib Luthfi bin Yahya, Habib Tohir Alkaf, Bupati Tegal Enthus Susmono dan tokoh-tokoh lainnya. (Hasan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Amalan, Tegal RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock