Tampilkan postingan dengan label Jadwal Kajian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jadwal Kajian. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Maret 2018

Konservatisme Islam Semakin Menguat di Malaysia

Bogor, RMI NU Tegal. Dalam urusan perlindungan terhadap kebebasan beragama warganya, Malaysia memiliki cerita tersendiri. Seperti diungkap oleh Ehsan Shahwahid dari Islamic Renaissance Front (IRF) Malaysia dalam Asia Interfaith Forum 2017 yang digelar Pusat Studi Pesantren (PSP) di Bogor, Selasa (17/10). Negeri Jiran itu tengah bergelut dengan menguatnya semangat Islamisasi yang dirasa mulai masuk dalam berbagai lini.

Islam di Malaysia, seperti dijelaskan oleh Ehsan, masuk sejak masa pra-kolonialisme pada abad ke-9. Sejak masa itu hingga abad ke-15, Islam mulai dimasukkan dalam pembangunan struktural Malaysia, utamanya di kalangan kesultanan. 

Konservatisme Islam Semakin Menguat di Malaysia (Sumber Gambar : Nu Online)
Konservatisme Islam Semakin Menguat di Malaysia (Sumber Gambar : Nu Online)

Konservatisme Islam Semakin Menguat di Malaysia

Di masa itu pula hukum syariah Islam diperkenalkan di banyak kerajaan di negeri itu. Saat ini, berabad-abad kemudian, Islam sudah begitu melekat pada warga Malaysia, hingga keberadaannya telah merangsek pada level administrasi pemerintah dan kebijakan publik.

Dalam konstitusi Malaysia tertulis bahwa Islam adalah agama resmi negara, meski mereka juga memberi pengakuan terhadap kebebasan individual, termasuk bebas untuk memilih agama yang dianut. Meski diakui oleh Ehsan, hal ini tidaklah selalu mudah untuk dilakukan, terutama dengan semakin menguatnya konservatisme di kalangan masyarakat Malaysia.

Hal ini bisa dilihat dari beberapa kebijakan terbaru terkait dengan Islam di negeri yang merdeka sejak 1957 itu, beberapa di antaranya adalah pelarangan menggunakan kata “Allah” untuk warga non-muslim. 

RMI NU Tegal

“Tidak hanya kata itu, ada sekitar 25 kata lain yang tidak boleh digunakan oleh non-muslim seperti kitab dan lain-lain,” jelasnya.

RMI NU Tegal

Pemerintah Malaysia juga baru-baru ini mengeluarkan larangan terhadap segala bentuk liberalisme, mulai dari pembicara-pembicara publik yang dianggap liberal, hingga buku-buku yang dipandang beraliran serupa.

“Ada dua pembicara publik dari Indonesia yang sempat dikenai larangan, mulai dari Ulil Abshar Abdalla hingga yang terbaru, Mun’is Sirry,” ungkapnya.

Ehsan juga menyebut larangan ketat terkait buku-buku yang dipandang liberal. “Bahkan untuk buku monumental karya Charles Darwin misalnya, anda tidak akan menemukan cetakannya versi Bahasa Malaysia; semuanya di edisi berbahasa Inggris,” lanjutnya.

Terkait ini, Ehsan menyimpulkan tiga hal utama yang menjadi tantangan, yakni; Islam yang berkelindan dalam kepentingan politik, politisasi ajaran Islam oleh lembaga-lembaga pemerintahan, dan terakhir meningkatnya konservatisme dan otoritarianisme.

Untuk menanggulanginya, Ehsan menyebut keharusan untuk melakukan reformasi di tubuh Islam, yakni dengan bersikap terbuka terhadap diskursus-diskursus tradisional dan modern. Selain itu, ia juga menyebut perlunya perbaikan dalam bidang koordinasi antara kelompok-kelompok Islam, utamanya yang beraliran moderat-progresif.

Khusus untuk kasus Malaysia, ia menyebut kebutuhan untuk belajar dari Indonesia, utamanya dalam hal memperkuat organisasi massa yang berbasis keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah dalam mennghadapi permasalahan sosial dan isu-isu kekinian.

Terakhir, ia menyatakan perlunya membangun jaringan regional lintas negara untuk bersama-sama mengatasi masalah ini, sebab permasalahan ini bisa saja terjadi di mana-mana, tidak hanya terbatas di Malaysia.

 

Sementara upaya untuk melakukan perubahan ini tidak bisa dilakukan sendiri, karenanya jaringan lintas negara ini diharap mempu memberi kontribusi positif dalam upaya membangun pemahaman agama yang baik. (Khoirul Anam/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Jadwal Kajian, Kajian Sunnah RMI NU Tegal

Jumat, 02 Maret 2018

Mensos Dukung Hakam-Rofingatul Bersepeda Keliling Dunia Bawa Pesan Perdamaian

Jakarta, RMI NU Tegal. Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa memberi dukungan dan arahan kepada pasangan suami istri dari Malang, Hakam Mabruri (34) dan Rofingatul Islamiah (34) warga Desa Gading, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang akan bersepeda keliling dunia dengan membawa pesan perdamaian.?

Dalam arahannya Mensos menyampaikan pada Hakam dan Rofi bahwa kegiatan yang mereka lakukan sangat positif. Khofifah berpesan agar keduanya menyiapkan fisik, perlengkapan, perijinan, dan perencanaan perjalanan yang matang.

Mensos Dukung Hakam-Rofingatul Bersepeda Keliling Dunia Bawa Pesan Perdamaian (Sumber Gambar : Nu Online)
Mensos Dukung Hakam-Rofingatul Bersepeda Keliling Dunia Bawa Pesan Perdamaian (Sumber Gambar : Nu Online)

Mensos Dukung Hakam-Rofingatul Bersepeda Keliling Dunia Bawa Pesan Perdamaian

"Mereka akan membawa misi perdamaian dan kerukunan antaumat beragama ke sejumlah negara. Sampai hari ini mereka sedang berproses untuk mendapatkan surat keterangan dari Kementerian Luar Negeri. Aspek legalitas ini penting disamping juga persiapan fisik dan rencana perjalanan yang matang supaya tujuan mereka tercapai," terang Khofifah, Rabu (11/1).

Ketua Umum PP Muslimat NU itu mengatakan, di setiap negara yang dikunjungi, Hakam dan Rofi rencananya akan bertemu para tokoh-tokoh perdamaian. Mereka ingin mengetuk hati para tokoh dan warga dunia untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan kerukuran ? antar sesama manusia.?

RMI NU Tegal

Perjalanan panjang Hakam bersama istri telah dimulai dari Indonesia menuju Malaysia, Thailand, Nepal, India, Oman, Uni Emirat, Arab, Jordan, Israel, dan berakhir di Mesir. Diperkirakan seluruh rangkaian perjalanan ini akan menempuh waktu 8 bulan.?

Mereka telah mengawali perjalanan pada 17 Desember 2016 dari kota Malang menuju Jakarta. Dalam perjalanan mereka singgah di makam Wali Songo, serta berjumpa dengan tokoh-tokoh lintas agama sepanjang perjalan dari Malang menuju Jakarta.

"Misi Hakam dan Rofi sesungguhnya sejalan dengan salah satu tugas dan program Kementerian Sosial yaitu Program Keserasian Sosial yang bertujuan membangun harmonisasi di antara manusia agar menjauhi berbagai konflik sosial. Entah itu konflik yang diakibatkan oleh persoalan suku, agama, ras dan kepentingan lainnya," kata Mensos.?

RMI NU Tegal

?

Sementara itu Hakam mengatakan perjalanan ini merupakan cita-citanya sejak kecil. Ia ingin menyampaikan pesan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki banyak perbedaan dan keberagaman namun tetap satu dalam kebhinnekaan.?

"Kami ingin dunia tahu bahwa orang Indonesia benar-benar toleran," demikian Hakam. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Meme Islam, Jadwal Kajian, Hikmah RMI NU Tegal

Sabtu, 24 Februari 2018

Asosiasi Petambak Garam Nusantara Terbentuk

Jakarta, RMI NU Tegal. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Perekonomian (LPNU) telah melaksanakan Kongres Garam Rakyat di Madura pada awal Juli 2012 lalu.

Salah satu tindak lanjutnya adalah membentuk Asosiasi Petambak Garam Nusantara, disingkat Aspegnu. Aspegnu bertujuan untuk mensejahterakan petani garam. Targetnya, Indonesia swasemba garam pada tahun 2014. Salah satu caranya dengan menghubungkan petani garam dengan pihak-pihak konsumen garam.

Asosiasi Petambak Garam Nusantara Terbentuk (Sumber Gambar : Nu Online)
Asosiasi Petambak Garam Nusantara Terbentuk (Sumber Gambar : Nu Online)

Asosiasi Petambak Garam Nusantara Terbentuk

Rencana terdekat, Aspegnu akan menandatangani kesepakatan bersama (MoU) dengan PT. Garuda Food terkait pembelian garam rakyat. Kesepakatan akan digelar di Pati Jawa tengah, Sabtu, 24 November 2012.

RMI NU Tegal

Menurut Wakil Sekretaris LPNU, Ahmad Salechan, sebelum kesepakatan bersama tersebut akan digelar konferensi pers di gedung PBNU lantai 5, Jl. Kramat Raya No. 164 Jakarta Pusat pada Kamis, (22/11), pukul 14.00.

Pada kesempatan tersebut akan hadir Prof. Dr. Rokhmin Dahuri (Ketua Komite Garam PBNU)  Prof. Dr. Moh. Maksum Mahfud (Ketua PBNU, Pakar pangan UGM) dan Perwakilan Garuda Food.

RMI NU Tegal

“Selanjutnya, setelah paparan siaran pers, akan dilanjutkan dengan forum tanya jawab,” ungkap Ahmad Solechan.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Jadwal Kajian, Amalan RMI NU Tegal

Sabtu, 10 Februari 2018

Akhir Ramadhan, Pesantren Assalafiyah Subang “Idarohan” Al-Qur’an

Subang, RMI NU Tegal. Setiap akhir bulan Ramadhan dari tanggal 21 sampai 27, Pondok Pesantren Assalafiyah Subang, Jawa Barat, mengadakan ujian al-Qur’an bagi para wisudawan khatimul Quran menggunakan bacaan imam ‘Ashim dengan riwayat imam Hafsh dan imam Syu’bah sekaligus.

Akhir Ramadhan, Pesantren Assalafiyah Subang “Idarohan” Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)
Akhir Ramadhan, Pesantren Assalafiyah Subang “Idarohan” Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)

Akhir Ramadhan, Pesantren Assalafiyah Subang “Idarohan” Al-Qur’an

Ujian al-Quran tersebut biasa dikenal dalam di Pesantren Assalafiyah dengan istilah idarohan (santri membaca al-Quran secara bergiliran)

Menurut KH Haromain, selaku Pengasuh Pesantren, idarohan merupakan kegiatan rutinitas setiap bulan Ramadhan, yang diikuti oleh para santri putra dan putri yang telah diwisuda pada bulan Sya’ban kemarin.

RMI NU Tegal

"Selain itu juga, tujuan utama idarohah ialah mengajarkan dan pembacaan al-Qur’an yang memiliki sanad yang musalsal, diakui kebersambungannya hingga Rasulullah saw.. Untuk sedar diketahui saja, saya dahulu belajar Al-Qur’an dari KH. Umar Kempek Cirebon, terus beliau belajar kepada KH. Muanwwir Jogjakarta dan seterusnya sampai sambung kepada Rasulullah Saw.” tegas pengasuh.

Adapun waktu idarohan menurut Ustadz Nanang, dimulai pagi pukul07.00 s/d 11.30, sore jam 03.30 sampai berbuka puasa dan malam usai salat tarawih sampai pukul 00.00 malam. 

RMI NU Tegal

Untuk yang peserta idarohan setiap tahun kadang banyak dan kadang sedikit, untuk peserta sekarang dari santri putra 3 dan putri 10, ujar Ustadz Nanang pengurus Pesantren kepada RMI NU Tegal.

Perlu diketahui, bahwa pesantren Assalafiyah yang berdiri sejak tahun 1970-an merupakan salah satu pesantren yang istiqomah mempertahankan pengajian salaf. Adapun letaknya di pesisir pantai Utara, Jl. Blanakan Dsn. Sidamulya Ds.Ciasem Baru Kec.Ciasem Subang Kabupaten Subang Jawa Barat. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Ahmad Rosyidi

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Jadwal Kajian RMI NU Tegal

Senin, 05 Februari 2018

Arsip NU Menuju Program Digitalisasi

Jakarta, RMI NU Tegal. Perpustakaan PBNU yang bertempat di Kantor PBNU Jakarta Pusat sedang mengarah pada program digitalisasi arsip-arsip NU. Program digitalisasi sudah menjadi kebutuhan mendasar dalam merawat koleksi Perpustakaan PBNU.



Arsip NU Menuju Program Digitalisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Arsip NU Menuju Program Digitalisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Arsip NU Menuju Program Digitalisasi

Perihal itu disampaikan oleh Ketua Pengelola Perpustakaan PBNU Syatiri Ahmad kepada RMI NU Tegal di Ruang Perpustakaan PBNU, Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarta Pusat, Kamis (14/3) siang.

“Dalam proses digitalisasi, kita terutama mendahulukan arsip-arsip primer NU seperti hasil Muktamar NU, Munas NU, dan putusan-putusan lain produk NU,” ungkap Syatiri Ahmad yang tengah menghadapi tumpukan majalah lama NU.

Syatiri Ahmad menambahkan usia organisasi NU tidak lagi muda. Sementara banyak dokumen-dokumennya sudah rapuh. Kalau tidak memiliki dokumen itu dalam bentuk digital, perpustakaan ini berisiko akan kehilangan isi dokumen itu selamanya.

RMI NU Tegal

Kondisi fisik kebanyakan dokumen dan arsip NU itu sudah memperihatinkan. Kondisi demikian tidak memungkinkan bagi para pengunjung untuk mengakses fisik dokumen aslinya. Namun, dalam kondisi itu pengunjung masih tetap bisa mengakses dokumen itu dalam bentuk digital, tegas Syatiri Ahmad.

Syatiri Ahmad menyatakan selain mengawetkan dokumen lama NU, program digitalisasi juga memudahkan pengunjung perpustakaan dalam mengakses dokumen yang sama tanpa harus menunggu antrean pengunjung lain.

RMI NU Tegal

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Daerah, Kiai, Jadwal Kajian RMI NU Tegal

Selasa, 16 Januari 2018

PC. Lakpesdam NU Sepakat NKRI Harga Mati

Bogor,RMI NU Tegal. Kesadaran akan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam konteks kebangsaan dirasakan mulai pupus dan terkikis oleh arus globalisasi. Hal inilah yang mendorong Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor untuk melakukan kerjasama sosialisasi 4 pilar bangsa (Pancasila,UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika) antara PC Lakpesdam NU kabupaten Bogor dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), pada 09 Juni 2012, di Aula Gedung PCNU Kabupaten Bogor, Cibinong.

Saat ditemui RMI NU Tegal, Waspada MK, selaku Ketua PC Lakpesdam NU Kabupaten Bogor, sekaligus ketua Panitia Sosialisasi 4 pilar bangsa mengatakan, perlu kajian tematis-strategis dalam membangun kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai cita-cita founding father Negara Indonesia.

PC. Lakpesdam NU Sepakat NKRI Harga Mati (Sumber Gambar : Nu Online)
PC. Lakpesdam NU Sepakat NKRI Harga Mati (Sumber Gambar : Nu Online)

PC. Lakpesdam NU Sepakat NKRI Harga Mati

"Banyak terjadi penyimpangan terhadap tujuan dan tata cara kehidupan berbangsa, bahkan ada pihak-pihak yang sengaja membelokkan orientasi atas cita-cita luhur para pendiri NKRI,“ katanya. "Kalau Perlu pendidikan P4 pada era Orde Baru perlu dilakukan lagi, tentu dengan nuansa yang berbeda."

RMI NU Tegal

Sementara itu , wakil ketua MPR RI, Lukman Hakim Saefudin, sebagai narasumber tunggal mengatakan, “4 pilar bangsa ini memerlukan kerjasama semua pihak, termasuk NU dan Lembaga-lembaganya, harus nyata-nyata mensosialisasikan ini, karena NU mempunyai jama’ah dan Jam’iyyah yang jelas-jelas merupakan founding father negeri ini.”

RMI NU Tegal

Kang Lukman, demikian ia akrab disapa, menambahkan bahwa kiai-kiai NU punya peranpenting dalam memberikan kesadarang kepada umatnya.

“Para Kyai NU dikabupaten Bogor yang begitu banyak sangat potensial untuk memberikan kesadaran ini kepada ummatnya,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama , kang Doni, sapaan akrab Ketua PCNU kab.Bogor, mengatakan, NU Bogor siap mengawal kehidupan berbangsa dan bernegara, dan tetap pada komitmen keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Jadi, salah besar ketika ada tuduhan dari luar negeri yang mengatakan bahwa Indonesia intoleransi, harusnya pihak yang menilai berpikiran obyektif, jangan hanya karena satu (atau) dua masalah, kemudian disamaratakan,“ tegasnya.

Sementara Akhsan Ustadhi, sekretaris PCNU Kabupaten Bogor mengatakan, bahwa bagi NU 4 pilar ini adalah harga mati. 

"Jadi jangan berangan-angan akan ada pihak-pihak lain yang hendak melakukan perubahan-perubahan prinsipil yang nantinya dapat mengganggu stabilitas nasional dalam beberapa aspek kehidupan bernegara,” katanya.

“Saat ini kita butuh perekat bangsa, kita harus kembali pada rumusan-rumusan para pendiri bangsa, jangan ada usaha-usaha yang dapat memecah kita,” tambahnya.

Sosialisasi ini diikuti oleh 40 MWC NU se-Kabupaten Bogor, Lembaga,Lajnah, Banom, PMII dan Civitas akademika Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU – Jakarta).

Redaktur : Sudarto Murtaufiq

Kontributor : Akhsan Ustadhi

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Jadwal Kajian, Pertandingan, Syariah RMI NU Tegal

Sabtu, 13 Januari 2018

Manfaatkan Sampah, Pelopori Gerakan Berkebun di Lahan Sempit

Pati, RMI NU Tegal. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengajak dan mengajarkan warga sekitar cara berkebun di lahan sempit serta menggunakan barang-barang bekas sebagai tempat media tanam. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sampah yang kerap menumpuk sia-sia.

Manfaatkan Sampah, Pelopori Gerakan Berkebun di Lahan Sempit (Sumber Gambar : Nu Online)
Manfaatkan Sampah, Pelopori Gerakan Berkebun di Lahan Sempit (Sumber Gambar : Nu Online)

Manfaatkan Sampah, Pelopori Gerakan Berkebun di Lahan Sempit

“Seandainya semua rumah tangga mau menggunakan plastik bekas minyak goreng atau pun yang lainnya sebagai media tanam, maka tak perlu lagi membeli polybag untuk menawan sayuran seperti sledri, sawi, kangkung, bayam, cabe dan lain sebagainya.” jelas Siswanto, penanggung jawab Devisi Litbang Lakpesdam Pati, Senin (30/11).

Gerakan ini diharapkan menjadi solusi bagi aksi hijau di tengah keterbatasan lahan dan pemanfaatan sampah yang semakin melimpah ruah. Lakpesdam NU Pati membuat percontohan di rumah-rumah pengurus terlebih dahulu, untuk kemudian ditiru masyarakat.

RMI NU Tegal

“Untuk kali ini rumahnya Khoirun Niam di desa Plukaran Gembong Pati, yaitu pengurus Lakpesdam dari Devisi Kajian dan Penerbitan sebagai tempat percontohan, menanam sledri di media tanam dari plastik bekas,” ujar Ratna Andi Irawan, Ketua Lakpesdam NU Pati

RMI NU Tegal

Ke depan diharapkan masyarakat Pati bisa berkebun sendiri di lahan sempit, bisa di depan ataupun samping rumah. Media tanamnya pun bisa cukup dengan memanfaatkan barang-barang rumah tangga yang sudah tak terpakai. Selain mengurangi penumpukan sampah, kegiatan kreatif ini bisa sedikit menghemat anggaran dapur karena sawi, sledri, kangkung, bayam, atau cabe dapat dipetik dari kebun sendiri.

Siswanto menambahkan, dalam waktu dekat ini Lakpesdam NU akan mengadakan pelatihan tentang menumpuk rupiah dari sampah. Peserta akan diberikan pemahaman bahwa sampah bisa bernilai ekonomis apabila kita mengetahui cara mengelolanya. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Jadwal Kajian RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock