Tampilkan postingan dengan label Kiai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kiai. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Februari 2018

Lagu Ya Lal Wathan Menggema di Festival Pramuka

Tegal, RMI NU Tegal. Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon, Hubbul Wathon minal Iman, Wala Takun minal Hirman, Inhadlu Alal Wathon. Demikian penggalan lirik lagu Syubbanul Wathon yang menggema di arena Festival Pramuka 2017 dalam rangka HUT Ke-416 Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (5/5) di Taman Rakyat Slawi (Trasa).

Lagu yang dibawakan grup Hadroh Pramuka Pondok Pesantren MA Mahadut Tholabah Babakan Lebaksiu, Tegal itu mampu memukau para pengunjung yang memadati Taman Rakyat Slawi.

Lagu Ya Lal Wathan Menggema di Festival Pramuka (Sumber Gambar : Nu Online)
Lagu Ya Lal Wathan Menggema di Festival Pramuka (Sumber Gambar : Nu Online)

Lagu Ya Lal Wathan Menggema di Festival Pramuka

Selain, Syubbanul Wathon, beberapa lagu religi juga dibawakan yakni Sholawat Nabi dan Ya Rosululloh. "Mereka sudah terbiasa berlatih, baik di pesantren maupun di Madrasah," ujar Pembina MA Mahadut Tholabah Babakan, Dani Zakaria

Sekretaris Daerah Pemkab Tegal, dokter Widodo Joko Mulyono yang hadir tampak terpukau dengan ? penampilan Hadroh Pramuka.?

RMI NU Tegal

"Saya apresiasi Festival Pramuka ini, ada hadroh Pramuka. Ini menunjukan Pramuka juga bisa, tidak hanya berkemah saja," ungkapnya

Dia yang juga Ketua Kwarcab Pramuka Tegal berharap, Festival Pramuka menjadi tradisi setiap tahun pada setiap HUT Kabupaten Tegal yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan.?

"Gelaran ini juga sebagai alat untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka yaitu membentuk manusia yang berkarakter, berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur sebagai warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila," tutur?

Ketua DKC Tegal, Septi Kusuma Putri selaku koordinator acara menambahkan, selain Hadroh Pramuka, ajang Festival Pramuka juga dimeriahkan serangkaian penampilan yakni Tari Mayong, Kreasi Kolone Tongkat, Deklamasi Puisi dan Senam MOP, Simulasi Bencana oleh Ubaloka Tegal, Tari Papua dan Demo Cuci Tangan. (Hasan/Fathoni)

RMI NU Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Humor Islam, Kiai RMI NU Tegal

Rabu, 07 Februari 2018

Gus Mus Minta Lakpesdam Kaji Keberhasilan Para Pendiri NU

Jakarta, RMI NU Tegal. Rais Aam PBNU KH Musthofa Bisri (Gus Mus) meminta kepada Lakpesdam sebagai salah satu lembaga PBNU untuk mengkaji kembali keberhasilan para kiai periode awal berdirinya NU dalam mengelola syirkah inan (koperasi NU) dan iuran syahriyah NU yang telah terbukti mampu menguatkan kemandirian NU saat itu.?

Hal ini disampaikan ketika memberikan tausiyah pada peringatan harlah ke-29 Lakpesdam NU di gedung PBNU lantai 8, Rabu 16 April 2014.?

Gus Mus Minta Lakpesdam Kaji Keberhasilan Para Pendiri NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus Minta Lakpesdam Kaji Keberhasilan Para Pendiri NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus Minta Lakpesdam Kaji Keberhasilan Para Pendiri NU

Gus Mus mengutip Surat Attaubah yang menjadi dasar sikap dan cara hidup kiai-kiai NU ? “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat welas asih lagi penyayang terhadap orang-orang yang beriman”.(Q.S. al-Taubah, [9]:128).

RMI NU Tegal

Selain itu ia menambahkan, tugas Lakpesdam yang tidak kalah pentingnya dan mendesak dalam rangka memajukan dan menguatkan SDM NU adalah membuat database pengurus dan jamaah NU.?

“Dengan database SDM NU itu kita akan tahu apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki NU,” lanjut Gus Mus.

RMI NU Tegal

Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang ini juga mengisahkan hubungannya ketika Gus Dur masih jadi ‘gelandangan.’ Gus Mus ketika berkunjung ke Jakarta hampir pasti menginap di kontrakan Gus Dur yang suka pindah-pindah. Suatu ketika, kedua tokoh nasional ini berdiskusi sembari menikmati kopi dan kudapan malam.

“Gus, setelah tak pikir-pikir, NU ini kok kayak satpam aja yaa. Kalau ada kekisruhan, ketidakamanan, pemerintah atau pihak-pihak terkait selalu minta NU mengamankan keadaan. Lalu, setelah semua aman terkendali, si satpam ini kemudian kembali mojok sambil ngerokok,” kata Gus Mus kepada Gus Dur memulai diskusi.

Namun, lanjut Gus Mus, Gus Dur ya tetap Gus Dur. Selalu menjawab yang tidak pernah diduga sebelumnya. “Lho, sampeyan ini gimana to, Gus. Apa kurang mulianya jadi satpamnya Indonesia,” timpal Gus Dur seperti ditirukan Gus Mus.

Gus Mus pun mengaku langsung terdiam mendengar jawaban Gus Dur tersebut. Bagi Gus Mus, jika memang sudah merasa nyaman sebagai satpam maka NU jangan ngersulo (mengeluh). Disyukuri apa yang ada saja.

Putra KH Bisri Musthofa Rembang ini menambahkan, dirinya teringat akan ketokohan Rais Aam KH Mahfudh Shiddiq dan Ketua Umum PBNU KH A Wahid Hasyim yang mampu menjadi jembatan antara jama’ah dan jam’iyah NU. Lakpesdam diusianya yang ke-29 ini diharapkan meneladani kedua tokoh yang sudah berpulang keharibaan-Nya tersebut.

“Jadi, Lakpesdam harus jeli melihat posisi NU ini. Tugas utama Lakpesdam itu memberdayakan pengurusnya. Bagaimana mungkin menjadi seorang pemberdaya jika dirinya tidak berdaya sendiri. Fokus kajian saja,” tegas Gus Mus. (musthofa asrori/mukhlisin/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Kiai, Kyai, Internasional RMI NU Tegal

Senin, 05 Februari 2018

Arsip NU Menuju Program Digitalisasi

Jakarta, RMI NU Tegal. Perpustakaan PBNU yang bertempat di Kantor PBNU Jakarta Pusat sedang mengarah pada program digitalisasi arsip-arsip NU. Program digitalisasi sudah menjadi kebutuhan mendasar dalam merawat koleksi Perpustakaan PBNU.



Arsip NU Menuju Program Digitalisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Arsip NU Menuju Program Digitalisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Arsip NU Menuju Program Digitalisasi

Perihal itu disampaikan oleh Ketua Pengelola Perpustakaan PBNU Syatiri Ahmad kepada RMI NU Tegal di Ruang Perpustakaan PBNU, Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarta Pusat, Kamis (14/3) siang.

“Dalam proses digitalisasi, kita terutama mendahulukan arsip-arsip primer NU seperti hasil Muktamar NU, Munas NU, dan putusan-putusan lain produk NU,” ungkap Syatiri Ahmad yang tengah menghadapi tumpukan majalah lama NU.

Syatiri Ahmad menambahkan usia organisasi NU tidak lagi muda. Sementara banyak dokumen-dokumennya sudah rapuh. Kalau tidak memiliki dokumen itu dalam bentuk digital, perpustakaan ini berisiko akan kehilangan isi dokumen itu selamanya.

RMI NU Tegal

Kondisi fisik kebanyakan dokumen dan arsip NU itu sudah memperihatinkan. Kondisi demikian tidak memungkinkan bagi para pengunjung untuk mengakses fisik dokumen aslinya. Namun, dalam kondisi itu pengunjung masih tetap bisa mengakses dokumen itu dalam bentuk digital, tegas Syatiri Ahmad.

Syatiri Ahmad menyatakan selain mengawetkan dokumen lama NU, program digitalisasi juga memudahkan pengunjung perpustakaan dalam mengakses dokumen yang sama tanpa harus menunggu antrean pengunjung lain.

RMI NU Tegal

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Daerah, Kiai, Jadwal Kajian RMI NU Tegal

Minggu, 04 Februari 2018

Mahasiswa NU Deklarasikan KMNU UII

Yogyakarta, RMI NU Tegal. Mahasiswa berlatar belakang NU mendeklarasikan hadirnya Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Universitas Islam Indonesia (KMNU UII), Sabtu (8/11). Mereka berinisiatif membentuk KMNU UII untuk mengorganisir mahasiswa NU di kampus UII.

"Sebelum ini, kami belum terorganisir sehingga mahasiswa NU di sini terkesan tidak ada," kata mahasiswa FH UII Mazdan Maftukha yang terpilih sebagai Ketua KMNU UII.

Mahasiswa NU Deklarasikan KMNU UII (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahasiswa NU Deklarasikan KMNU UII (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahasiswa NU Deklarasikan KMNU UII

Pendirian KMNU UII ini berawal dari keinginan agar mahasiswa NU memiliki wadah yang terorganisir. Dengan wadah itu, mereka yang tersebar di sejumlah fakultas di UII dapat terlibat dalam gerakan dan kegiatan-kegiatan ke-NUan di UII.

RMI NU Tegal

Deklarasi berlangsung setelah ziarah ke makam Syekh Jumadil Kubro di Turgo dan KH Mufid Masud di Pandanaran. Dengan deklarasi tersebut, KMNU UII diharapkan ke depan menjadi wadah bagi para mahasiswa NU mengenalkan Islam yang ramah dan konsisten memperjuangkan nilai dan ajaran yang diwariskan kiai-kiai NU.

"Dengan penuh harapan, doa, motivasi juga semangat juang tinggi secara resmi dideklarasikannya KMNU UII. Semoga ini menjadi awal perjuangan yang baik di kampus para pejuang," ujar Mazdan.

RMI NU Tegal

Secara historis UII tidak dapat dipisahkan dengan NU. KH Wahid Hasyim sebagai salah satu bagian panitia Sembilan, merupakan salah satu pendiri Universitas Islam Indonesia. (Ahmad Faiz/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nahdlatul Ulama, Nahdlatul, Kiai RMI NU Tegal

Jumat, 02 Februari 2018

Kiai Adib: Santri Tak Hanya Cakap Agama

Cirebon, RMI NU Tegal 

Pesantren tidak hanya mencetak lulusan yang cakap dalam bidang agama, tetapi juga harus mampu menciptakan lulusan yang menguasai bidang keilmuan lainnya.

Hal tersebut disampaikan KH Adib Rofiuddin Izza, saat memberikan sambutan  atas nama ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren dalam malam puncak peringatan haul almarhumin sesepuh dan warga pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Sabtu (6/4) kemarin.

Kiai Adib:  Santri  Tak Hanya Cakap Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Adib: Santri Tak Hanya Cakap Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Adib: Santri Tak Hanya Cakap Agama

“Lulusan pesantren harus dapat menjadi sosok yang bermanfaat dan orang besar bagi negara, serta sebagai orang yang berpengaruh di Indonesia dalam bidang keilmuan apapun,” papar kiai yang juga Rais Syuriyah PBNU ini.

RMI NU Tegal

Kiai Adib menambahkan, pesan ini merupakan tanggapan dan respon positif atas lulusan pesantren yang mampu berkiprah dan bermanfaat bagi masyarakat melalui bidang-bidang yang lebih umum. Pesantren menyambut baik dan mendukung para lulusan yang telah menempati profesi strategis di luar bidang keagamaan, karena sosok profesional yang berbasis pesantren akan memiliki ciri khas berupa kejujuran, berakhlak, dan penuh keikhlasan.

RMI NU Tegal

“Seperti apa yang telah diwasiatkan oleh sesepuh Buntet Pesantren, bahwa penting bagi pesantren untuk tetap mengutamakan pendidikan akhlak, karena dengan akhlak para lulusan akan karimah (mulia, red), hingga kemudian mampu bermanfaat bagi bangsa dan masyarakat sekitarnya,” tambahnya.

Di sela-sela para pengunjung yang memadati komplek pesantren dalam malam puncak peringatan haul tersebut, hadir pula beberapa lulusan pondok Buntet Pesantren seperti Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) RI Helmy Faisal Zaini dan direktur Kantor Berita ANTARA Saeful Hadi Idham Cholid. Selain itu juga berkesempatan hadir KH Ali Musthofa Ya’qub, Rais Syuriah PBNU serta Al-Habib Muthohar dari Semarang untuk menyampaikan taushiyah.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Sobih Adnan

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Warta, Hadits, Kiai RMI NU Tegal

Minggu, 28 Januari 2018

IPNU-IPPNU Ngoro Pertahankan Tradisi NU yang Mulai Terkikis

Jombang, RMI NU Tegal - Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur menggelar pembukaan diba’ kubro, Jumat (11/3). Kegiatan dilaksanakan di Aula Kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) setempat.

Ketua PAC IPPNU Ngoro, Siti Mufarikhah mengungkapkan bahwa dalam kesempatan selanjutnya, kegiatan diba’ kubro akan diselenggarakan di masing-masing Pengurus Ranting (PR), Pengurus Komisariat (PK) IPNU-IPPNU dan PKPTNU Ngoro.

IPNU-IPPNU Ngoro Pertahankan Tradisi NU yang Mulai Terkikis (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Ngoro Pertahankan Tradisi NU yang Mulai Terkikis (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Ngoro Pertahankan Tradisi NU yang Mulai Terkikis

“Agenda kegiatan rutin diba? kubro Jumat Kliwon PAC IPNU-IPNU yang mana akan ditempatkan di setiap ranting baik

PR, PK, PKPTNU Se-Kecamatan Ngoro,” katanya kepada RMI NU Tegal.

RMI NU Tegal

Ia mengaku belakangan ini tak sedikit kelompok yang ajarannya menyimpang dengan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah. Mereka cenderung mencampur adukkan ajarannya ke dalam tradisi-tradisi ke-NU-an. “Menjaga tradisi NU yang sekarang ini sudah mulai terkikis karena aliran-aliran yang melenceng dengan ajaran Aswaja an-Nahdliyah,” ujarnya.

RMI NU Tegal

Sementara itu, Ketua PC IPNU Jombang,Abdul Rosyid berharap agar kegiatan diba’ kubro tersebut terus dimaksimalkan dalam setiap kesempatan yang sudahdijadwalkan. Ia juga mengimbau PAC IPNU-IPPNU Ngoro untuk mengoptimalkan kinerja PR dan PK. “PAC IPNU-IPPNU Ngoro hendaknya dapat mengoptimalkan PR maupun PK yang sudah terbentuk, dan terus menyemangati untuk mengadakan kegiatan-kegiatan,” harapnya.

Dalam kesempatan itu, mereka juga mengajak pelajar NU tingkat ranting dan Pengurus Komisariat Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PKPTNU) Ngoro untuk istighosah bersama dalam rangka memperingati hari lahir (harlah) IPNU-IPPNU. (Syamsul Arifin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Kiai, Ulama, Internasional RMI NU Tegal

Kamis, 25 Januari 2018

Pererat Antarbanom, Ansor dan Pagar Nusa Juwangi Latihan Bersama

Boyolali, RMI NU Tegal -

Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa merupakan dua banom di bawah Nahdlatul Ulama yang mayoritas diisi para anak muda.

Selain itu, yang menjadi kesamaan antara keduanya, yakni sama-sama dikenal sebagai benteng para ulama. Maka, perlulah untuk menjalin komunikasi serta kekompakan antar kedua banom tersebut.

Pererat Antarbanom, Ansor dan Pagar Nusa Juwangi Latihan Bersama (Sumber Gambar : Nu Online)
Pererat Antarbanom, Ansor dan Pagar Nusa Juwangi Latihan Bersama (Sumber Gambar : Nu Online)

Pererat Antarbanom, Ansor dan Pagar Nusa Juwangi Latihan Bersama

Hal ini pula yang menjadi latar belakang, diadakan kegiatan latihan bersama beladiri, antara PAC GP Ansor dan Pagar Nusa Kecamatan Juwangi, Boyolali. Jawa Tengah.

Secara rutin, mereka mengadakan kegiatan bersama, mulai dari bela diri hingga pengajian. “Khususnya di Desa Kalitlawah Juwangi, di sini ada acara rutinan pengajian lapanan pembacaan manaqib, yakni setiap Senin Wage atau malam Selasa Kliwon,” terang Sekretaris PAC Juwangi, Joko Susilo, Sabtu (7/1) lalu.

Joko menambahkan, banyak dari anggota Banser yang justru mendapat banyak ilmu pencak silat, dari para pendekar Pagar Nusa. Namun, ada pula yang hanya mengambil ilmu spiritualnya saja.

“Sebagian yang sudah berumur di atas 25 tahun dari anggota Banser, mengambil ilmu spiritual dari Pagar Nusa karena untuk gerakan silat sudah tidak memungkinkan,” kata dia.

RMI NU Tegal

Adanya kegiatan ini, lanjut Joko, sekaligus juga menjadi media untuk memperkenalkan banom NU kepada masyarakat. “Latihan yang diadakan, kita juga memfasilitasi peserta usia anak sekolah. Harapannya ya bisa memperkenalkan NU kepada mereka sedini mungkin,” tuturnya. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal

RMI NU Tegal Kiai RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock