Tampilkan postingan dengan label Humor Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Humor Islam. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Februari 2018

Safari Ramadhan, NU Depok Kunjungi Sebelas Kecamatan

Depok, RMI NU Tegal - Memasuki bulan suci Ramadan 1437 H, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok akan menggelar kegiatan Ramadhan yang tersebar di sebelas kecamatan di Depok. Keliling ini dilakukan dalam rangka membina warga NU dalam bidang keagamaan.

"Pengurus PCNU akan berkunjung ke kecamatan di mushalla atau masjid. Rangkaiannya dimulai dengan berbuka puasa, shalat tarawih bersama dan dilanjutkan dengan taushiyah dari para kiai NU," kata Rais Syuriyah NU Kota Depok KH Zainudin Maksum Ali.

Safari Ramadhan, NU Depok Kunjungi Sebelas Kecamatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Safari Ramadhan, NU Depok Kunjungi Sebelas Kecamatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Safari Ramadhan, NU Depok Kunjungi Sebelas Kecamatan

Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kota Depok H Chaerul Anwar mengatakan, pihaknya akan menyelenggarakan kegiatan Safari Ramadhan dimulai sejak Kamis-Selasa (9-28/6) di sebelas kecamatan di Depok.

Menurutnya, langkah tersebut sangat positif mengingat sambutan dari masyarakat cukup antusias. Ia menambahkan, dalam Safari Ramadhan tersebut pihaknya juga sedikit memberikan bantuan kepada masjid dan marbot.

RMI NU Tegal

"Kita turun ke bawah sambil berdakwah di bulan suci Ramadhan. Ini juga bagian dari mencari keberkahan dan meramaikan masjid di bulan puasa," katanya.

RMI NU Tegal

Menurutnya, dalam taushiyah nantinya para penceramah dari para mustasyar dan kiai NU. Mengenai materi, lanjutnya, pastinya juga berisi seputar keutamaan di bulan Ramadhan. Ia menambahkan, upaya ini juga bagian dari langkah konsolidasi organisasi dan pembinaan umat.

"Tentunya, dalam materi nanti juga menyebarkan tentang ajaran dan amalan di bulan Ramadhan sesuai dengan Ahlussunnah wal Jamaah. Masyarakat butuh penyegaran rohani dan ini bagian dari tugas kami dalam memberikan pelayanan pada umat," harapnya. (Aan Humaidi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Humor Islam, Lomba RMI NU Tegal

Selasa, 13 Februari 2018

Lagu Ya Lal Wathan Menggema di Festival Pramuka

Tegal, RMI NU Tegal. Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon, Hubbul Wathon minal Iman, Wala Takun minal Hirman, Inhadlu Alal Wathon. Demikian penggalan lirik lagu Syubbanul Wathon yang menggema di arena Festival Pramuka 2017 dalam rangka HUT Ke-416 Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (5/5) di Taman Rakyat Slawi (Trasa).

Lagu yang dibawakan grup Hadroh Pramuka Pondok Pesantren MA Mahadut Tholabah Babakan Lebaksiu, Tegal itu mampu memukau para pengunjung yang memadati Taman Rakyat Slawi.

Lagu Ya Lal Wathan Menggema di Festival Pramuka (Sumber Gambar : Nu Online)
Lagu Ya Lal Wathan Menggema di Festival Pramuka (Sumber Gambar : Nu Online)

Lagu Ya Lal Wathan Menggema di Festival Pramuka

Selain, Syubbanul Wathon, beberapa lagu religi juga dibawakan yakni Sholawat Nabi dan Ya Rosululloh. "Mereka sudah terbiasa berlatih, baik di pesantren maupun di Madrasah," ujar Pembina MA Mahadut Tholabah Babakan, Dani Zakaria

Sekretaris Daerah Pemkab Tegal, dokter Widodo Joko Mulyono yang hadir tampak terpukau dengan ? penampilan Hadroh Pramuka.?

RMI NU Tegal

"Saya apresiasi Festival Pramuka ini, ada hadroh Pramuka. Ini menunjukan Pramuka juga bisa, tidak hanya berkemah saja," ungkapnya

Dia yang juga Ketua Kwarcab Pramuka Tegal berharap, Festival Pramuka menjadi tradisi setiap tahun pada setiap HUT Kabupaten Tegal yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan.?

"Gelaran ini juga sebagai alat untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka yaitu membentuk manusia yang berkarakter, berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur sebagai warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila," tutur?

Ketua DKC Tegal, Septi Kusuma Putri selaku koordinator acara menambahkan, selain Hadroh Pramuka, ajang Festival Pramuka juga dimeriahkan serangkaian penampilan yakni Tari Mayong, Kreasi Kolone Tongkat, Deklamasi Puisi dan Senam MOP, Simulasi Bencana oleh Ubaloka Tegal, Tari Papua dan Demo Cuci Tangan. (Hasan/Fathoni)

RMI NU Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Humor Islam, Kiai RMI NU Tegal

Senin, 05 Februari 2018

Sambut Idul Fitri, Muslimat NU Probolinggo Gelar Pasar Murah

Probolinggo, RMI NU Tegal. Dalam rangka memenuhi kebutuhan di bulan suci Ramadhan sekaligus menyambut Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Probolinggo bersinergi dengan PT Astra, Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Sosial (Kemensos) RI menggelar Pasar Murah 2017, Kamis (22/6).

Kegiatan yang dipusatkan di halaman Kantor PCNU Kabupaten Probolinggo di Desa Warujinggo Kecamatan Leces ini menyediakan barang-barang ? paket sembako yang merupakan salah satu kebutuhan ibu-ibu di bulan suci Ramadhan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri 1438 H.

Sambut Idul Fitri, Muslimat NU Probolinggo Gelar Pasar Murah (Sumber Gambar : Nu Online)
Sambut Idul Fitri, Muslimat NU Probolinggo Gelar Pasar Murah (Sumber Gambar : Nu Online)

Sambut Idul Fitri, Muslimat NU Probolinggo Gelar Pasar Murah

Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo Hj. Nurhayati menyampaikan bahwa setiap akhir bulan suci Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1438 H, kebutuhan masyarakat meningkat tajam. Hanya saja, pemenuhan kebutuhan tersebut tidak seimbang dengan kondisi keuangan masyarakat. Oleh karena itu perlu terobosan agar masyarakat bisa memperoleh barang yang dibutuhkan dengan harga terjangkau.

“Demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam, Muslimat NU Kabupaten Probolinggo bergerak cepat mencari terobosan kerja sama dengan pihak ketiga yang turut serta peduli terhadap kebutuhan masyarakat menjelang lebaran. Akhirnya digagaslah Pasar Murah kerja sama dengan PT Astra, Kemendag dan Kemensos,” katanya.

Menurut Hj. Nurhayati, pasar murah ini bertujuan untuk menyediakan barang-barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat dari kalangan menengah ke bawah. Sebab biasanya dengan kebutuhan yang mendesak dan barang yang langka, harganya akan melonjak tinggi dan mahal.

RMI NU Tegal

“Tentunya hal ini menjadi permasalahan yang serius bagi masyarakat yang memang kesulitan keuangan menyambut Lebaran. Dengan harga yang terjangkau dan barang berkualitas, harapan kami bisa membantu masyarakat mendapatkan barang yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.

RMI NU Tegal

Dalam Pasar Murah ini, paket sembako disediakan dengan harga Rp 50 ribu. Padahal harga normalnya mencapai Rp 115 ribu. Tak ayal hal ini langsung diserbu oleh masyarakat utusan dari Muslimat NU masing-masing kecamatan.

“Untuk pendistribusian paket sembako dalam pasar murah ini, kami menyebarkan sedikitnya 500 kupon yang nantinya bisa ditukarkan dengan 500 paket bingkisan. Kupon ini bisa dibeli dengan harga Rp 50 ribu yang dapat ditukarkan dengan paket sembako yang biasanya seharga Rp 115 ribu,” tegasnya.

Hj. Nurhayati mengaku sangat bangga karena dengan Pasar Murah ini Muslimat NU Kabupaten Probolinggo bisa berbagi rasa kebahagiaan dan kesetiakawanan sosial tanpa harus membedakan-bedakan.

“Kembali lagi, karena tujuan awal kami adalah untuk berbagai kebahagiaan sekaligus beban mereka dalam memenuhi kebutuhan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1438 H. Semoga kita bisa bertemu kembali di Ramadhan tahun yang akan datang dalam keadaan sehat wal’afiat,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Humor Islam RMI NU Tegal

Sabtu, 03 Februari 2018

Gus Rozin: Moralitas Awal Kemajuan Olahraga di Indonesia

Trenggalek, RMI NU Tegal



Direktur Liga Santri Nusantara KH Abdul Ghaffar Rozin menilai, penyelenggaran Liga Santri Nusantara (LSN) tahun ketiga ini berjalan lebih baik dari tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan semakin profesionalnya panitia nasional dan regional dalam menggawangi pelaksanaan kompetisi melalui berbagai perbaikan peraturan.

Gus Rozin: Moralitas Awal Kemajuan Olahraga di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Rozin: Moralitas Awal Kemajuan Olahraga di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Rozin: Moralitas Awal Kemajuan Olahraga di Indonesia

Ketua PP RMI-NU itu menyatakan bila prinsip profesional dan fair play benar-benar diterapkan, maka bukan tidak mungkin Liga Santri dapat lebih banyak menelurkan bibit-bibit pesepakbola yang handal yang bisa mengharumkan nama indonesia dalam kancah persepakbolaan Nasional dan Internasional.?

"Persepakbolaan nasional benar-benar menunggu hasil dari Liga Santri Nusantara ini," ucap kiai akrab disapa Gus Rozin itu saat memberikan sambutan pada pembukaan LSN Jawa Timur 1 di stadion Menak Sopal, Trenggalek, Ahad sore (17/9).

Gus Rozin mengatakan, kompetisi tahun ini berbeda dengan kompetisi tahun sebelumnya. Liga Santri Nusantara tahun ini diikuti 34 Region se-Indonesia dengan jumlah 1.024 pondok pesantren dari seluruh Nusantara. LSN membatasi usia peserta maksimal 17 tahun.?

"Satu hal yang ingin kami sampaikan adalah Liga Santri tahun 2017 ini para pesertanya harus murni dari santri. Tidak boleh ada pemain bon-bonan. Tidak boleh ada pencurian umur dan tidak boleh ada kecurangan-kecurangan yang menodai ahlakul karimah dan menodai sportivitas yang kita junjung bersama," tegasnya.

RMI NU Tegal

Gus Rozin pun berharap, panitia Liga Santri ? bisa bertindak tegas kepada club-club pesantren yang terindikasi berlaku tidak jujur dengan memasukkan pemain dari luar pesantren.?

RMI NU Tegal

"Karena tujuan Liga Santri ini adalah untuk mencari kader terbaik dari sisi moralitas, dari sisi spiritual. Skille bisa dibangun, tapi moralitas itu harus dimulai sejak dari awal. Moralitas adalah dasar dari kemajuan olahraga di republik ini, termasuk juga sepakbola," tandasnya.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) H Imam Nahrowi membuka Kick Off Liga Santri Nusantara (LSN) region Jawa Timur 1 dan Piala Bupati Trenggalek di Stadion Menak Sopal, Trenggalek, Ahad (17/9) sore.

Didampingi Ketua PP RMI KH Abdul Ghaffar Rozin, Koordinator Nasional Gerakan Ayo Mondok KH Luqman Harits, Ketua PCNU KH Fatchullah, dan Bupati Trenggalek Emil Elistianto Dardak, Menpora melakukan tendangan pertama dari tengah lapangan.

Liga Santri Nusantara region Jawa Timur 1 dilaksanakan di Trenggalek dari tanggal 17-22 September 2017 diikuti 32 klub pesantren dari dua Karesidenan, Kediri dan Madiun. Kompetisi ini menggunakan sistem pertandingan setengah kompetisi. Dimana 32 tim dibagi ke dalam delapan grup. Satu grup berisi empat tim, dan tiap tim akan bertanding tiga kali. (Zaenal Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Doa, Pemurnian Aqidah, Humor Islam RMI NU Tegal

Minggu, 28 Januari 2018

Upaya KPK Berantas DI/TII

Sejarah mencatat, ada sejumlah kelompok yang tidak menyetujui berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pasca resmi dideklarasikan pada 17 Agustus 1945. Gerakan subversif mereka lakukan, makar dan kudeta terhadap pemerintahan RI yang didukung mayoritas rakyat Indonesia menjadi tujuan.

Kelompok-kelompok tersebut adalah Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) prakarsa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu digerakkan oleh Dipo Nusantara Aidit, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang didirikan oleh Letkol Achmad Husein, Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) yang dimotori oleh Lektol Venjte Sumual, Kolonel D.J. Somba, dan Mayor Eddy Gagola.

Sekilas dilihat, upaya bughot (memberontak) sebagian besar dimotori oleh tentara yang sudah merasa tidak sejalan dengan visi pemerintahan yang ada dengan kecenderungan politik kekuasaaan yang tinggi. Di beberapa literatur sejarah menyebutkan, proklamasi kemerdekaan RI dibarengi gerakan hijrah pasukan, baik dari tentara nasional, Hizbullah dan Sabilillah dari kawasan jajahan Belanda ke kawasan RI.

Upaya KPK Berantas DI/TII (Sumber Gambar : Nu Online)
Upaya KPK Berantas DI/TII (Sumber Gambar : Nu Online)

Upaya KPK Berantas DI/TII

Gerakan pembersihan dalam bentuk hijrah tersebut menyisakan beberapa tentara. Sisa-sisa laskar tentara tersebut selanjutnya diorganisir secara perorangan, misal di Jawa Barat oleh Kartosoewirjo untuk melakukan perlawanan terakhir.

Dijelaskan oleh Abdul Mun’im DZ dalam Runtuhnya Gerakan Subversif di Indonesia (2014), sejumlah tentara yang tertinggal di Jawa Barat tersebut diorganisir kemudian dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII). 

Setelah itu mereka merancang Negara Islam Indonesia (NII) yang kemudian pada 10 Februari 1948 dan pada 25 Agustus 1948 dikeluarkan maklumat Pemerintah Islam Indonesia yang menandai berdirinya Negara Islam menggantikan Republik Indonesia yang dianggap kafir dan komunis. 

RMI NU Tegal

Kondisi keamanan nasional seketika kacau apalagi PKI merespon DI/TII yang menganggap bahwa Indonesia merupakan negara komunis dengan menggelorakan perlawanan dengan mengadakan pemberontakan di Madiun pada 18 September 1948. Jika DI/TII ingin mendirikan Negara Islam, PKI berupaya menegakkan Negara Soviet Indonesia.

RMI NU Tegal

Penghianatan yang dilakukan oleh DI/TII dan PKI ini mendorong NU sebagai satu-satunya organisasi yang loyal terhadap NKRI untuk segera mengangkat Soekarno sebagai waliyyul amri yang sah sehingga diharapkan bisa menyingkirkan semua yang memberontak dan memusuhi negara.

Sikap NU dan pesantren yan tegas terhadap aksi pemberontakan menyebabkan mereka dimusuhi oleh DI/TII. Beberapa perangkat dakwah NU menjadi sasaran teror. Pesantren, masjid, madrasah NU dibakar, bahkan beberapa kiai diculik dan harta benda dirampas dengan tidak berperikemanusiaan. Bahkan salah satu kiai NU, KH Idham Chalid menjadi sasaran pembunuhan.

Pembentukan KPK

Terhadap gerakan-gerakan subversif ini, para kiai tidak tinggal diam begitu saja. Mereka tidak mau bangsa dan negara yang telah dibangun atas dasar konsensus (kesepakatan) kebangsaan menjadi hancur hanya karena kepentingan kelompok tertentu yang a historis. Aksi gerombolan DI/TII bukannya menguntungkan umat Islam tetapi malah menimbulkan malah petaka bagi Muslim itu sendiri. Tidak sedikit umat Islam yang menjadi korban kekejaman DI/TII.

Gerakan DI/TII yang sudah melampui batas kemanusiaan dan konsensus bersama negara berdasarkan Pancasila membutuhkan pemikiran, bantuan, dan partisipasi aktif dari para kiai. Dalam memoarnya (2008), KH Idham Chalid yang saat itu menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri II dan Kepala Badan Keamanan membentuk badan yang diberi nama Kiai-kiai Pembantu Keamanan (KPK).

Kiai di dalam badan disebut KPK ini utamanya untuk merespon anggapan DI/TII yang menganggap bahwa negara ini adalah Republik Indonesia Kafir (RIK). Namun, sejumlah laskar yang memang lahir dari rahim NU seperti Hizbullah dan Sabilillah turut membantu mengantisipasi pemberontakan DI/TII maupun yang dilakukan oleh PKI kala itu.

KPK terdiri dari sejumlah kiai dari beberapa provinsi yang di daerahnya ada gerombolan DI/TII. KH Idham Chalid menunjuk KH Muslich sebagai Ketua KPK. Umumnya, setiap provinsi hanya menunjuk satu orang kiai dalam mengkoordinir gerakan KPK. Kecuali provinsi yang sudah pada kondisi gawat seperti Jawa Barat. Di tanah Priangan ini, diangkat dua orang kiai.

Anggota KPK di Jawa Barat adalah KH Dimyati (Ciparai) dan Moh. Marsid. Untuk Jawa Tengah dipimpin oleh KH Malik, kiai terkemuka asal Demak. Di Jawa Timur ada KH Raden As’ad Syamsul Arifin Situbondo.

Adapun di Kalimantan KPK dimotori oleh KH Ahmad Sanusi, Lampung digerakkan oleh KH Zahri, Sumatera Selatan dipimpin oleh ulama terkemuka di Sumsel dan Rais Syuriyah NU Bengkulu KH Jusuf Umar, Sumatera Tengah KH Kahar Ma’ruf, Sumatera Utara dan Aceh Tengku Mohammad Ali Panglima Pulen (pernah menjadi Ketua PWNU Aceh dan Anggota MPRS, dan di Sulawesi KH Abdullah Joesoef.

Dari badan yang dibentuk oleh KH Idham Chalis tersebut, semua kiai sepakat bahwa DI/TII adalah kelompok pemberontak yang mengganggu keamanan bangsa dan negara secara nasional sehingga perlu dilawan. Apalagi mereka sudah terbukti memakan korban manusia yang tidak sedikit.

Para kiai di dalam KPK menyatakan, penilaian dan anggapan DI/TII yang menyebut Indonesia sebagai Republik Indonesia Kafir (RIK) tidaklah benar. Karena berdasarkan konsensus bersama, seluruh warga negara bebas menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing. Sebab itu sebagai negara kesatuan, tidak sepatutnya seorang atau kelompok menginginkan bentuk negara lain yang tidak sesuai dengan kemajemukan bangsa Indonesia. (Fathoni Ahmad)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Quote, Warta, Humor Islam RMI NU Tegal

Minggu, 21 Januari 2018

Alissa Wahid: Tantangan NU Berbeda Tiap Zaman

Jakarta, RMI NU Tegal. Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Qotrunnada mengatakan, Nahdlatul Ulama memiliki tantangan yang tak selalu sama. Arah perjuangan NU berbeda-beda di setiap zaman, sejak era awal kemerdekaan, Orde Baru, hingga pascareformasi.

Alissa Wahid: Tantangan NU Berbeda Tiap Zaman (Sumber Gambar : Nu Online)
Alissa Wahid: Tantangan NU Berbeda Tiap Zaman (Sumber Gambar : Nu Online)

Alissa Wahid: Tantangan NU Berbeda Tiap Zaman

Pada awal-awal setelah Proklamasi Kemerdekaan, NU melakukan tanggung jawab mengisi kemerdekaan Tanah Air dan mempertahankannya. Sementara pada masa Orde Baru, NU bersama KH Abdurraman Wahid (Gus Dur) berjuang melawan penindasan rezim penguasa.

“Nah, tantangan NU zaman sekarang adalah bagaimana NU bersikap ketika dunia bingung tentang wajah Islam yang sebenarnya,” imbuh putri sulung Gus Dur ini pada peringatan Maulid Nabi dan Haul Ke-6 Gus Dur di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (30/12).

RMI NU Tegal

Menurut Alissa Wahid, demikian ia biasa disapa, dunia saat ini membutuhkan NU untuk membuktikan bahwa Islam tak identik dengan kekerasan dan terorisme, melainkan Islam yang mengusung semangat rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam).

RMI NU Tegal

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj yang turut hadir dalam kesempatan itu mengatakan, NU sejak awal memahami keberagaman Indonesia sebagai kenyataan yang tak bisa dihindari. Melalui spirit? cinta tanah air yang sudah dirintis para pendiri, NU berkomitmen menampilkan wajah Islam yang ramah.

“Islam di Nusantara sangat berbeda dengan Islam di Timur Tengah yang perang terus. Islam Nusantara adalah Islam yang harmonis dengan kebhinnekaan, harmonis dengan kebudayaan,” tuturnya. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Humor Islam RMI NU Tegal

Rabu, 17 Januari 2018

Istighosah di SMP 23 Penuh Airmata

Malang, RMI NU Tegal. Menjelang Ujian Ahir Nasional siswa-siswi SMP 23 Bluring Malang, gelar Istighosah bersama untuk membersihkan hati dan menjernihkan pikiran, di dalam masjid sekolah, Selasa (05/02).

Suasana haru melingkupi masjid sekolah tersebut kala Ustad Shamsul Hadi Mahfudz memimpin Istighosah yang dilanjutkan dengan wejangan motivasi.

Istighosah di SMP 23 Penuh Airmata (Sumber Gambar : Nu Online)
Istighosah di SMP 23 Penuh Airmata (Sumber Gambar : Nu Online)

Istighosah di SMP 23 Penuh Airmata

Koordinator ahli thariqoh al-Mu’tabaroh an Nahdhiyah itu tak henti-hentinya menyerukan untuk selalu mengedepankan akhlak sebagai kunci kesuksesan generasi bangsa. 

RMI NU Tegal

Menurutnya, akhlak dengan menghormati kepada yang lebih tua terutama ibu dan guru adalah langkah awal untuk memudahkan banyak hal, jika siswa sekarang kebingungan dan dipenuhi rasa takut lantaran ujian sudah dekat, maka minta maaf dan sungkem kepada ibu dan guru akan meringankan semuanya, 

RMI NU Tegal

“Tapi tidak melepas aktivitas belajar” ungkap alumnus pesantren Sidogiri tersebut.

Gus Syamsul mengatakan, sekarang banyak sekali ribuan sarjana yang justru banyak melakukan tindak korupsi, kolusi dan nepotisme, itu semual lantaran tidak di bekali akhlak yang matang serta ilmu-ilmu keagamaan, “Salah satunya dengan istighosah ini, mediasi untuk membersihkan diri dan mendekatkan diri pada Tuhan” ujarnya.

Dengan Istighosah kita mengharap dosa yang menghalang-halangi doa kitasegera diampuni, “Karena Tuhan tidak pernah menolak doa kita” tegasnya.

Setelah Istighosah dan suntikan spiritual, tampak sejumlah siswa-siswai yang di barengi oleh orang tuanya berderai airmata saling meminta maaf terhadap sesama dan guru-guru yang juga ikut serta dalam acara Istighosah yang bertajuk “Ikhtiyar menuju sukses ujian tahun 2013”.

Kontributor: Diana Manzila

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Budaya, Humor Islam, Khutbah RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock