Tampilkan postingan dengan label Lomba. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lomba. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Maret 2018

Jelekkan Gus Dur, Sekjen Pengda FPI Diteriaki "Turun...!"

Jakarta, RMI NU Tegal. Habib Noval, Sekjen Pengurus Daerah (Pengda) Front Pembela Islam (FPI) diminta turun panggung saat memberikan ceramah agama di Graha Mahbub Djunaidi PB PMII (Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), Jakarta, Senin (16/4) malam lalu. Ia diundang oleh Panitia Harlah PMII ke-52 tahun untuk memberikan nasihat di Pengajian Maulid Nabi SAW dan Tasyakuran Harlah PMII ke 52.

Jelekkan Gus Dur, Sekjen Pengda FPI Diteriaki Turun...! (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelekkan Gus Dur, Sekjen Pengda FPI Diteriaki Turun...! (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelekkan Gus Dur, Sekjen Pengda FPI Diteriaki "Turun...!"

Noval adalah pembicara ketiga setelah Arif Mudatsir Mandan, ketua alumni PMII dan KH. Nuril Huda, seorang pendiri PMII di tahun 1960. Dalam ceramah agamanya, Noval berpesan agar para kader PMII turut partisipasi menegakkan syariat Islam. Untuk hal ini, kader PMII tampak setuju karena PMII adalah organisasi underbouw kemahasiswaan NU yang berhaluan Islam Ahlussunnah wal Jama‘ah dan kesetiaan pada 4 pilar bangsa, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Dalam ceramah panjangnya, Noval menyebut-nyebut sejumlah ideologi yang dianggapnya anti syariat Islam. Liberalisme menjadi dominan dalam isi ceramahnya. Ia membilang sejumlah orang yang dianggap antek liberal. Ulil Abshar Abdalla nama yang kerap disebut. “Kami siap membunuh mereka yang anti syariat,” tandas Noval dengan penuh emosi di atas panggung.

RMI NU Tegal

Malam semakin larut, ceramah masih kondusif. Suasana mulai berubah ketika Noval beralih ke nama lain. Gus Dur, sapaan hangat KH AbdurrahmanWahid, presiden ke-4, dikatakan telah menghina Islam. Gus Dur dinilainya telah melanggar undang-undang penistaan agama dengan opini bahwa Alquran adalah kitab porno.

Ceramah yang terlalu panjang dengan larutnya malam semakin tidak proporsional. Gus Dur yang di mata kader PMII sebagai teladan aktivis rakyat, mulai digambarkan Noval dengan sebutan yang tidak pantas. Dari setiap sudut dan jajaran depan, suara yang meminta Noval turun panggung diteriakkan.

RMI NU Tegal

Ceramah Noval dinilai tidak sesuai dengan nafas Harlah PMII ke-52 yang bertema ‘Kembalikan Kedaulatan ke Tangan Rakyat’. Bagi kader PMII, Gus Dur adalah aktivis yang memahami jiwa dan karakter rakyat. Karenanya, kader PMII tidak gampang saja menerima hasutan Noval.

Mendengar tuntutan untuk turun panggung, Noval tampak gugup. Di luar dugaan, orasinya mendapat reaksi yang luar biasa. Noval lalu mencoba mengatur diri dengan mengubah isi pembicaraan. Sebelum turun panggung, ia mengucapkan selamat ulang tahun kepada PMII ke-52.

Pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tasyakuran Harlah PMII ke-52 ini juga dihadiri oleh lebih dari 200 kader PMII. Posisi PB PMII di Salemba Tengah, persis di simpang tiga jalanan. Membeludaknya para hadirin yang mengitari panggung, mempersempit badan jalan. Namun begitu, arus lalu lintas tatap mengalir lancer atas bantuan sejumlah kader PMII dan pemuda setempat.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis ? : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nusantara, Lomba, Ulama RMI NU Tegal

Senin, 19 Februari 2018

Safari Ramadhan, NU Depok Kunjungi Sebelas Kecamatan

Depok, RMI NU Tegal - Memasuki bulan suci Ramadan 1437 H, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok akan menggelar kegiatan Ramadhan yang tersebar di sebelas kecamatan di Depok. Keliling ini dilakukan dalam rangka membina warga NU dalam bidang keagamaan.

"Pengurus PCNU akan berkunjung ke kecamatan di mushalla atau masjid. Rangkaiannya dimulai dengan berbuka puasa, shalat tarawih bersama dan dilanjutkan dengan taushiyah dari para kiai NU," kata Rais Syuriyah NU Kota Depok KH Zainudin Maksum Ali.

Safari Ramadhan, NU Depok Kunjungi Sebelas Kecamatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Safari Ramadhan, NU Depok Kunjungi Sebelas Kecamatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Safari Ramadhan, NU Depok Kunjungi Sebelas Kecamatan

Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kota Depok H Chaerul Anwar mengatakan, pihaknya akan menyelenggarakan kegiatan Safari Ramadhan dimulai sejak Kamis-Selasa (9-28/6) di sebelas kecamatan di Depok.

Menurutnya, langkah tersebut sangat positif mengingat sambutan dari masyarakat cukup antusias. Ia menambahkan, dalam Safari Ramadhan tersebut pihaknya juga sedikit memberikan bantuan kepada masjid dan marbot.

RMI NU Tegal

"Kita turun ke bawah sambil berdakwah di bulan suci Ramadhan. Ini juga bagian dari mencari keberkahan dan meramaikan masjid di bulan puasa," katanya.

RMI NU Tegal

Menurutnya, dalam taushiyah nantinya para penceramah dari para mustasyar dan kiai NU. Mengenai materi, lanjutnya, pastinya juga berisi seputar keutamaan di bulan Ramadhan. Ia menambahkan, upaya ini juga bagian dari langkah konsolidasi organisasi dan pembinaan umat.

"Tentunya, dalam materi nanti juga menyebarkan tentang ajaran dan amalan di bulan Ramadhan sesuai dengan Ahlussunnah wal Jamaah. Masyarakat butuh penyegaran rohani dan ini bagian dari tugas kami dalam memberikan pelayanan pada umat," harapnya. (Aan Humaidi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Humor Islam, Lomba RMI NU Tegal

Sabtu, 17 Februari 2018

1000 Hari KH Habib Thoyib Hasan Diperingati

Pacitan, RMI NU Tegal. Pembacaan tahlil, maulidurrosul dan rotibul hadad mengawali rangkaian malam peringatan 1000 hari wafatnya ulama kharismatik asal Pondok Tremas, Al Magfurlah KH Habib Toyyib Hasan Ba’bud di Desa Tremas Arjosari Pacitan Jawa Timur, Selasa (21/5) malam lalu.

Tampak hadir dalam malam peringatan 1000 hari tersebut, Alim ulama’ dan habaib diantaranya KH Luqman Harist Dimyathi, KH Asif Hasyim, KH Rotal Amin, para pengurus NU Pacitan dan ? Kapolres Pacitan Serta Jamaah Majlis Al Mukarromah Pacitan.

1000 Hari KH Habib Thoyib Hasan Diperingati (Sumber Gambar : Nu Online)
1000 Hari KH Habib Thoyib Hasan Diperingati (Sumber Gambar : Nu Online)

1000 Hari KH Habib Thoyib Hasan Diperingati

Acara dibuka dengan muqoddimah oleh KH Luqman Harist, pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan yang mewakili sohibul bait sekaligus menyampaikan rasa terima kasihnya atas kehadiran para muhibbin dari berbagai daerah pada peringatan 1000 hari wafatanya cucu dari Simbah KH Dimyathi Abdulloh Bin Abdul Manan Dipomenggelo tersebut.

RMI NU Tegal

Gema sholawat dan senandung pujian kepada nabi Muhammad SAW dibacakan oleh ? muhibbin yang memenuhi halaman Kediaman Al Magfurlah KH Toyyib Hasan Ba’bud.

Acara tersebut juga diisi dengan mauidoh hasanah yang disampaikan oleh yang pertama KH Mamik dari Nganjuk yang menyampaikan tentang hikmah dari sebuah ayat Al-Qur’an tentang kasih sayang “Qul in kuntum tuhibbu-na Allaha fattabi ‘u-ni yuhbibkumullahu,“ atas cintanya Allah kepada baginda nabi Muhammad SAW.

RMI NU Tegal

Mauidhoh kedua disampaikan oleh Habib Mustofa Al Idrus, dari Tuban. Dalam ceramahnya ia menyampaikan agar kaum muslimin kususnya ? para santri untuk selalu mencintai nabi dan hormat kepada para pewarisnya.

“Karena pewaris nabi adalah para ulama’ , para kyai, semua orang harus hormat kepada ulama’, karena ulama’ adalah pembawa cahaya kehidupan setelah nabi,” katanya.

Peringatan 1000 hari digelar untuk mendo’akan dan mengenang jasa serta meneladani seorang ulama’ sepuh pacitan yang wafat pada tahun 2011 silam.

Almagfurlah KH Habib Toyyib Hasan Ba’bud semasa hidupnya menjabat sebagai mustasyar Pondok Tremas dan Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Pacitan.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Zaenal Faizin

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Lomba RMI NU Tegal

Selasa, 30 Januari 2018

Terpilih, Ketua Baru Ansor Dringu Disambut Barongsai

Probolinggo, RMI NU Tegal. Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Dringu memunyai pemimpin baru yang akan melanjutkan gerakan pemuda NU. Hal ini menyusul terpilihnya Satimin secara aklamasi dalam Konferensi Anak Cabang (Konferancab) yang digelar di desa Sumbersuko kecamatan Dringu kabupaten Probolinggo, Ahad (16/8). Pertunjukkan Barongsai kemudian dipentaskan.

Terpilih, Ketua Baru Ansor Dringu Disambut Barongsai (Sumber Gambar : Nu Online)
Terpilih, Ketua Baru Ansor Dringu Disambut Barongsai (Sumber Gambar : Nu Online)

Terpilih, Ketua Baru Ansor Dringu Disambut Barongsai

Konferancab yang mengambil tema “Membangkitkan Semangat Perjuangan Dengan Islam Nusantara ini” ini dihadiri oleh Ketua GP Ansor Probolinggo Muchlis dan pengurus cabang lainnya, Ketua MWCNU Dringu Sugito serta seluruh Pengurus Ranting (PR) GP Ansor se-Kecamatan Dringu.

Usai terpilih Satimin langsung disambut dengan tarian Barongsai. Keberhasilan Satimin ini tidak terlepas dari dukungan penuh dari seluruh Pimpinan Ranting (PR) untuk memimpin GP Ansor Dringu untuk lima tahun mendatang.

RMI NU Tegal

Dalam Konferancab GP Ansor Dringu yang digelar oleh pengurus demisioner periode 2010-2015 ini juga digelar tahlilan bersama yang dikhususkan kepada para pejuang Republik Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Ke-70 RI.

Satimin berkomitmen melakukan penguatan organisasi dengan memperbaiki sistem kaderisasi dan mengembangkan potensi kader Ansor sehingga mampu memajukan GP Ansor di Dringu. “Kepercayaan para pengurus ranting ini merupakan amanah sekaligus tanggung jawab yang sangat besar untuk ditunaikan dengan baik,” katanya.

RMI NU Tegal

Sementara Muchlis mengapresiasi terpilihnya Satimin memimpin PAC GP Ansor Dringu. Dirinya berharap agar nakhoda baru ini bisa menyinergikan program kerja dengan GP Ansor Probolinggo sehingga program kerjanya bisa tepat guna dan tepat sasaran.

“Mudah-mudahan dengan adanya ketua baru, kepengurusan PAC GP Ansor Dringu bisa semakin solid dan kompak. Selain itu mampu menjalankan semua amanah konferensi yang fokus kepada peningkatan kualitas SDM kader dan pemberdayaan ekonomi,” harapnya.

Muchlis juga mengingatkan kepada para pengurus GP Ansor tentang sejarah yang terlupakan pada saat tentara sekutu datang ke Surabaya dan berperang melawan Tentara Hizbullah/Banser yang disebut sebagai Resolusi Jihad.

“Jangan pernah melupakan sejarah yang sangat membanggakan bagi kalangan pemuda Ansor. Jadikan sejarah itu bagian untuk memompa motivasi dalam mengisi pembangunan bagi generasi muda Indonesia,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Lomba, Doa RMI NU Tegal

Minggu, 21 Januari 2018

Habib Luthfi: Gunakan Manajemen Islam Damai

Semarang, RMI NU Tegal. Ribuan jamaah memadati lapangan Sepak Bola Kliwon Ngaliyan Semarang Majelis Dzikir Maulidin Nabi Ngaliyan, Ahad (24/2) dalam acara pengajian akbar bertema “Maulid Nabi Muhammad SAW: Kita Pelihara, Akhlak, Sabar dan Takwakal.”

Kegiatan dihadiri tim hadroh dan para habib se-Semarang, sehingga ribuan jamaah memenuhi lapangan sambil menikmati Hadroh shalawat dan sambutan pengajian oleh Habib Jafar. Dalam pengajian akbar maulid Nabi Muhammad tersebut di isi oleh Habib Luthfi bin Ali Yahya dari Pekalongan.

Habib Luthfi: Gunakan Manajemen Islam Damai (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Luthfi: Gunakan Manajemen Islam Damai (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Luthfi: Gunakan Manajemen Islam Damai

Kelahiran Nabi Muhammad sangat layak untuk diperingati. Akan tetapi dalam memperingati Nabi Muhammad tidak hanya waktu kelahiran Nabi Muhammad melainkan tiap hari, bulan maupun tahun, kata Habib Luthfi.

RMI NU Tegal

“Nabi Muhammad sendiri memperingati hari kelahirannya dengan cara melakukan tirakat dan puasa. Ia adalah suri teladan yang baik, dan teladan atau ushwah itulah yang sulit kita laksanakan,” kata Habib.

Meski Muhammad adalah orang suci namun ia selalu melakukan tazkiyah an-Nafs dan tazkiyah Qulub.Ia selalu mensucikan hati dan nafsunya, selayaknya cara-cara penyucian dengan teladan yang baik tersebut menjadi contoh bagi kita dan kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah.

RMI NU Tegal

Islam dibawa ke bumi Nusantara dengan baik dan damai. Namun acara-acara televisi dalam menontonkan kisah-kisah wali selalu dibumbu-bumbui dengan pertengkaran dan kesaktian.

“Sesungguhnya para wali memberikan contoh teladan dari Nabi, bukan melalui kesaktian namun dengan manajemen Islam yang damai. Islam dibawa melalui contoh dan kegemaran masyarakat, sehingga Islam mudah menyebar di Indonesia,” tutur Habib Luthfi.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Lukni Maulana

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Sunnah, Santri, Lomba RMI NU Tegal

Sabtu, 13 Januari 2018

Hindari Produk Tidak Halal, MUI Blitar Gelar Bazar

Blitar, RMI NU Tegal. Guna menekan peredaraan produk tidak halal, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Blitar menggelar bazar dan pameran produk halal di halaman kantor Pemkab setempat. Kegiatan ini dilaksanakan mulai Jumat (1/7) hingga Ahad (3/6) besok.?

Ketua MUI Kabupaten Blitar KH. Zamrodji mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan menekan peredaran produk non-halal di Kabupaten Blitar. Karena berdasarkan pantauan MUI, masih banyak produk makanan ataupun minuman yang beredar di Kabupaten Blitar tidak mencantumkan label halal. "Kebanyakan merupakan industri rumah tangga," jelas Zamrodji usai membuka acara bazar produk halal, kemaarin.

Produk yang ditampilkan dalam bazar ini semuanya halal, mulai dari makanan, jajanan dan produk olahan lainnya. Juga ada produk kerajinan seperti batik, aksesoris, hingga pakaian.

Hindari Produk Tidak Halal, MUI Blitar Gelar Bazar (Sumber Gambar : Nu Online)
Hindari Produk Tidak Halal, MUI Blitar Gelar Bazar (Sumber Gambar : Nu Online)

Hindari Produk Tidak Halal, MUI Blitar Gelar Bazar

“Ini adalah kegiatan komisi ekonomi MUI Kabupaten Blitar yang sejak dulu sudah memberikan pembinaan kepada kelompok usaha kecil untuk memproduksi produk halal. Kelompok itulah yang mendesak kami untuk menggelar pameran untuk memasarkan produknya,” ungkap Zamrodji,yang juga mantan Ketua IPNU Blitar beberapa periode itu.

Agenda ini,lanjut Zamrodji ? baru pertama kali digelar, dan tahun depan direncanakan akan diselenggarakan lebih terencana dan matang dengan skala event yang lebih besar.

“Ada banyak isi acara yang tidak bisa kami laksanakan tahun ini karena mepetnya persiapan seperti seminar produk halal dengan mendatangkan narasumber. Kami ingin tahun depan itu ada, untuk memberikan ilmu mengolah produk halal dan pemasarannya,” tambah Zamroji.

RMI NU Tegal

”Dalam pameran ini ada banyak perusahaan yang ditolak menjadi peserta pameran karena produknya tidak halal seperti rokok,’’tandasnya.

RMI NU Tegal

Sejauh ini, kata Zamrodji, MUI terus aktif melakukan tinjauan ke lapangan terkait dengan peredaran produk halal. “Kami pantau tentang proses produksinya. Bahan yang digunakan itu apa, pembuatannya bagaimana. Ini dasar untuk menentukan makanan itu halal atau tidak,” terangnya.

Sementara Bupati Blitar Rijanto mendukung kegiatan ini karena dapat meningkatkan kualitas Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Blitar dan menyediakan bahan panggan dan kebutuhan lebaran yang murah kepada masyarakat.

“Kegiatan ini akan sangat bisa membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan jelang lebaran Idul Fitri,” ungkap Rijanto.

Bupati menambahkan, Pemkab Blitar berkomitmen untuk mendukung penyelenggaraan bazar dan pameran produk halal dengan skala yang lebih besar. “Tahun depan kita buat yang lebih besar, untuk menggencarkan sosialisasi makanan halal kepada masyarakat,” katanya. (Imam Kusnin Ahmad/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Sejarah, RMI NU, Lomba RMI NU Tegal

Jumat, 12 Januari 2018

Ironi Gagal Memahami Islam Nusantara

Oleh M. Rikza Chamami*



Islam Nusantara memang sudah menjadi kajian akademik dan tidak akan bisa diselesaikan dengan satu dua tahun mengupasnya. Apalagi membahas Islam Nusantara hanya dengan Seminar Nasional dan Bahtsul Masail yang hanya sehari. Ujung-ujung bisa jadi gagal paham dan akan lahir Islam Nusantara Garis Lurus (ISNUSGL).

Ironi Gagal Memahami Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Ironi Gagal Memahami Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Ironi Gagal Memahami Islam Nusantara

Seharian saya hanya menyimak obrolan di beberapa group diskusi tentang perkembangan Seminar Islam Nusantara di Universitas Negeri Malang (13/2/2016). Walaupun belum tahu apa hasil seminar itu, paling tidak dapat saya catat dua hal menarik.

Pertama, merespon dawuh Gus Najih Maimun yang ditulis oleh Gus Hamid Pati bahwa: Gus Najih "menerima" Islam Nusantara yang penting tidak ditunggangi liberal, Syiah dan aliran Sesat lainnya.

RMI NU Tegal

Dan kedua, respon Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang berlebihan dengan provokasi satu Tuhan, satu Rasul, satu syariat Islam dan satu negara khilafah. Artinya mau menegaskan bahwa Islam Nusantara "dianggap" bukan Islam.

Bagi kalangan akademisi, baik di kampus atau di pesantren, perbedaan pendapat dalam ilmu adalah wajar. Bahkan menjadi vitamin dalam dialektika pengetahuan. Justeru tidak siap berbeda dalam ilmu adalah kegagalan berpengetahuan. Sebab ilmu adalah proses mencari kebenaran.

RMI NU Tegal

Saya beranggapan bahwa Islam Nusantara sudah tidak menarik diperbincangkan setelah Muktamar NU selesai. Ternyata anggapan itu salah besar. Nyatanya sampai sekarang diskusi Islam Nusantara masih marak di pojok kampus, pesantren, masjid, sekolah dan dunia maya.

Dan pasti diskusi itu tidak lepas dari pro dan kontra. Yang menjadi aneh adalah ketika mau membahas Islam Nusantara tetapi sudah dengan semangat "tidak setuju". Dan ketidaksetujuan itu dibawa sampai dengan menghakimi tanpa dengan melakukan tabayun, tashawwur dan tashdiq terlebih dahulu.

Dan dapat dibayangkan, hasil diskusinya akan gagal paham. Jadinya lahir generasi anti-Islam Nusantara yang dikemas dengan cara mengafirkan, meliberalkan, membidahkan dan lain-lain. Lahirlah Islam Garis Lurus yang menganggap pembahas atau kalangan peduli Islam Nusantara itu "Garis Bengkok".

Wajar. Sangat wajar karena membahas Islam Nusantara dengan metodologi yang tidak searah dan gagal paham. Tarikannya sudah beda kutub doktrin dan meluas pada tinjauan subjektif: siapa saya dan siapa kamu, jangan boleh sama dan harus berbeda.

Kalau saya ingin menyebut Islam Nusantara itu sangat sederhana, Islam Indonesia. Islamnya sama dengan orang Arab asli bawaan Nabi Muhammad dan amaliyah shahabat yang sudah diindonesiakan. Bukan berarti membuang kesunnahan dan merajut dengan keindonesiaan saja. Salah besar itu akhi dan ukhti. Belajar lagi ya akhi dan ukhti.

Islam Nusantara ibarat pisau dan batu akik. Pisau yang sudah tajam akan menjadi lebih tajam jika diasah dan sering dipakai (tidak hanya disimpan). Batu akik semakin diberi serbuk intan dan digosok akan menjadi lebih mengkilat dan berwibawa.

Agama itu perilaku. Islam juga perilaku. Bukan hanya sekadar teori syariah. Maka pisau dan akik itu sebagus apapun jika tidak dipakai tidak akan tampak ketajaman dan kemengkilapannya. Demikian juga Islam Nusantara.

Bagi yang tidak paham dunia perpisauan dan perakikan (batu mulia), maka akan gagal paham. Apa makna pisau dan apa saja jenis batu akik, perlu dipelajari. Kalau mau belajar akan paham intisari dari dua benda itu. Jangan ada penyalahan dahulu, sebelum? tahu dunia itu.

Maka untuk mau memahami Islam Nusantara itu minimal butuh empat persiapan mental dahulu. Empat hal ini bagi saya paten dan tidak boleh ditawar-tawar.

Pertama, pahami Islam secara kaffah dulu (iman, Islam dan ihsan). Jangan hanya paham Islam dari buku-buku terjemah atau website abal-abal yang isinya fitnah dan pengkafiran pihak yang beda. Islam kaffah itu materi keislaman yang hadir dari kitab turast dan belajar dengan Kyai atau guru agama bersanad.

Kedua, banyak belajar berjamiyyah (kumpul dengan orang). Agama yang dileburkan dengan orang banyak (seakidah) akan menjadi kuat. Dan jika agama didialogkan dengan lintas akidah akan semakin matang. Maka agama yang hanya didialogkan secara individu dan kelompoknya saja akan melahirkan radikalisme dan pengkafiran pihak yang beda.

Ketiga, selalu mengikuti perkembangan persoalan duniawiyah tanpa harus lupa persoalan akhirat. Keduanya perlu berjalan beriringan. Sehingga tidak hanya paham zaman Nabi, shahabat saja, tetapi paham era Islam Pasai, Wali Songo, Mataram hingga Islam era Jokowi.

Dan keempat, selalu berhusnudhan dalam beragam dengan pikiran yang dingin. Dalam bahasa kalangan ahlissunnah annahdliyah dikenalkan tasamuh, tawazun dan itidal. Jangan gampang emosi menghadapi hal yang baru. Kalimat bidah itu luas artinya tidak hanya dlalalah atau sesat semata.

Jangan pernah gagal memahami Islam Nusantara. Sebab kegagalan memahaminya akan banyak ditertawakan. Jika sudah tahu gagal paham, tanyakanlah pada yang paham. Jangan berpura-pura paham tapi isinya menjelek-jelekkan. Kalau mau tahu akik, tanya ke ahli akik agar semakin tahu nama-nama akik dan harga jual pasaran agar tidak tertipu.

Jika ingin tahu Islam Nusantara, maka hadirlah di forum-forum ilmiah pengusung Islam Nusantara dan silahkan berdiskusi terbuka. Jika tetap tidak mau, silahkan buka forum anti Islam Nusantara, tapi berikan informasi hasil ketidaksepakatan agar bisa dijawab secara ilmiah.

Islam Nusantara bukan agama baru dan bukan ahli bidah. Tapi tegas bahwa Islam Nusantara adalah pemahaman Islam berkebangsaan khas Indonesia dengan—meminjam istilah Ahmad Baso—PBNU (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945).

Saya beranggapan kuat bahwa kaum gagal paham Islam Nusantara adalah mereka yang anti PBNU dan ingin ada khilafah di Indonesia. Mimpi di siang bolong ya akhi dan ukhti. Mari kembalikan kecintaan kita pada agama Islam dan pengabdian kita pada NKRI harga mati dengan jaga persatuan bangsa. Jangan pernah mau Islam diadu domba.



* Mantan Pjs Ketua Umum PP IPNU dan Dosen UIN Walisongo
Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Lomba RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock