Tampilkan postingan dengan label Nusantara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nusantara. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 Maret 2018

Mereka Tujuannya Jelas, Mendirikan Khilafah Mengganti Pancasila

Belakangan, GP Ansor dan Banser, bersama aparat keamanan, kerap meminta menghentikan kegiatan kelompok yang ingin mengganti dasar negara Indonesia dari Pancasila menjadi khilafah.

Hal semacam itu bukan tanpa risiko. Gara-gara hal itu, kemudian Banser dicitrakan miring di media tertentu sebagai organisasi yang membubarkan pengajian. Padahal itu upaya Banser menjaga dan mencintai negerinya sendiri.

Mereka Tujuannya Jelas, Mendirikan Khilafah Mengganti Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)
Mereka Tujuannya Jelas, Mendirikan Khilafah Mengganti Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)

Mereka Tujuannya Jelas, Mendirikan Khilafah Mengganti Pancasila

Untuk apa sebetulnya GP Ansor dan Banser melakukan hal itu? RMI NU Tegal mewawancarai Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas. Berikut petikannya.



RMI NU Tegal

Apakah Pimpinan Pusat GP Ansor punya panduan khusus untuk menghadapi organisasi pengusung khilafah?



Mereka tujuannya jelas, mendirikan khilafah islamiyah yang artinya membubarkan NKRI. Ini yang kami lawan. NKRI ini sudah melalui proses panjang oleh para pendiri yang di dalamnya ada para pendiri jam’iyah NU. Bagi kami, menjaga NKRI itu menjaga warisan para kiai.

Soal meenghadapi kegiatan mereka, kami punya protap yang jelas. Laporkan dulu kepada pihak kepolisian. Dorong mereka untuk membubarkan acara itu. Jika tidak ada reaksi, baru sekuat tenaga kami akan turun tangan.

RMI NU Tegal

Dengan bertindak seperti itu, Banser akhirnya dicitrakan atau lebih tepatnya dipelintir media mereka bahwa Banser membubarkan pengajian, lebih sayang kepada nonmuslim?

. Namanya juga media. Sesukanya bikin frame, kan? Kami menyayangi semua umat manusia. Tidak peduli latar belakangnya. Apa pun agamanya jika mencintai negeri ini, mereka sahabat kami. Sebaliknya, jika berusaha membubarkan negeri ini, musuh kami.

GP Ansor dan Banser sampai turun tangan untuk menyikapi hal itu, apa artinya aparat keamanan tidak mampu? Atau ada pembiaran? Atau sengaja “meminjam” tangan GP Ansor dan Banser?

. Saya tidak mau membenarkan itu semua. Juga tidak menyalahkan jika ada anggapan seperti itu. Yang jelas, regulasi untuk membubarkan kelompok-kelompokk radikal itu belum cukup tegas.

Ada usulan GP Ansor tentang regulasi yang diperlukan tersebut?

. Ancaman negara itu bukan hanya fisik. Tetapi juga gagasan, ujaran, wacana dan sebagainya. Artinya, tidak usah menunggu orang angkat senjata, baru dianggap sebagai ancaman. Penyebaran ide alternatif bentuk negara, seharusnya sudah bisa dikenakan pasal ancaman terhadap negara

Bukankah wacana atau gagasan harus dilawan dengan gagasan juga?

. Gagasan apa? Negara kesatuan itu final. Tidak ada lagi alternatif. Tidak ada lagi diskusi. Mereka bukan wacana lagi, tapi sudah jadi gerakan.

Mohon semacam imbauan untuk kader-kader Banser dan GP Ansor sebagai cara menghadapi mereka.

. Protap yang tadi saya sampaikan itu kan untuk menghindari bentrok sesama warga negara. Semua harus dimulai dengan bicara baik-baik. Tapi jika ada yang berusaha merongrong negeri ini, masa sih kita diam?

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nusantara RMI NU Tegal

Jumat, 02 Maret 2018

Jelekkan Gus Dur, Sekjen Pengda FPI Diteriaki "Turun...!"

Jakarta, RMI NU Tegal. Habib Noval, Sekjen Pengurus Daerah (Pengda) Front Pembela Islam (FPI) diminta turun panggung saat memberikan ceramah agama di Graha Mahbub Djunaidi PB PMII (Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), Jakarta, Senin (16/4) malam lalu. Ia diundang oleh Panitia Harlah PMII ke-52 tahun untuk memberikan nasihat di Pengajian Maulid Nabi SAW dan Tasyakuran Harlah PMII ke 52.

Jelekkan Gus Dur, Sekjen Pengda FPI Diteriaki Turun...! (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelekkan Gus Dur, Sekjen Pengda FPI Diteriaki Turun...! (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelekkan Gus Dur, Sekjen Pengda FPI Diteriaki "Turun...!"

Noval adalah pembicara ketiga setelah Arif Mudatsir Mandan, ketua alumni PMII dan KH. Nuril Huda, seorang pendiri PMII di tahun 1960. Dalam ceramah agamanya, Noval berpesan agar para kader PMII turut partisipasi menegakkan syariat Islam. Untuk hal ini, kader PMII tampak setuju karena PMII adalah organisasi underbouw kemahasiswaan NU yang berhaluan Islam Ahlussunnah wal Jama‘ah dan kesetiaan pada 4 pilar bangsa, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Dalam ceramah panjangnya, Noval menyebut-nyebut sejumlah ideologi yang dianggapnya anti syariat Islam. Liberalisme menjadi dominan dalam isi ceramahnya. Ia membilang sejumlah orang yang dianggap antek liberal. Ulil Abshar Abdalla nama yang kerap disebut. “Kami siap membunuh mereka yang anti syariat,” tandas Noval dengan penuh emosi di atas panggung.

RMI NU Tegal

Malam semakin larut, ceramah masih kondusif. Suasana mulai berubah ketika Noval beralih ke nama lain. Gus Dur, sapaan hangat KH AbdurrahmanWahid, presiden ke-4, dikatakan telah menghina Islam. Gus Dur dinilainya telah melanggar undang-undang penistaan agama dengan opini bahwa Alquran adalah kitab porno.

Ceramah yang terlalu panjang dengan larutnya malam semakin tidak proporsional. Gus Dur yang di mata kader PMII sebagai teladan aktivis rakyat, mulai digambarkan Noval dengan sebutan yang tidak pantas. Dari setiap sudut dan jajaran depan, suara yang meminta Noval turun panggung diteriakkan.

RMI NU Tegal

Ceramah Noval dinilai tidak sesuai dengan nafas Harlah PMII ke-52 yang bertema ‘Kembalikan Kedaulatan ke Tangan Rakyat’. Bagi kader PMII, Gus Dur adalah aktivis yang memahami jiwa dan karakter rakyat. Karenanya, kader PMII tidak gampang saja menerima hasutan Noval.

Mendengar tuntutan untuk turun panggung, Noval tampak gugup. Di luar dugaan, orasinya mendapat reaksi yang luar biasa. Noval lalu mencoba mengatur diri dengan mengubah isi pembicaraan. Sebelum turun panggung, ia mengucapkan selamat ulang tahun kepada PMII ke-52.

Pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tasyakuran Harlah PMII ke-52 ini juga dihadiri oleh lebih dari 200 kader PMII. Posisi PB PMII di Salemba Tengah, persis di simpang tiga jalanan. Membeludaknya para hadirin yang mengitari panggung, mempersempit badan jalan. Namun begitu, arus lalu lintas tatap mengalir lancer atas bantuan sejumlah kader PMII dan pemuda setempat.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis ? : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nusantara, Lomba, Ulama RMI NU Tegal

Kamis, 08 Februari 2018

Bupati Mesuji Minta Ansor Dukung Program Pembangunan

Mesuji, RMI NU Tegal

Bupati Mesjuji, Provinsi Lampung H Khamami berharap kader-kader Gerakan Pemuda Ansor dapat bersinergi dan bersama-sama mendukung program pembangunan di Kabupaten Mesuji. Ia juga mengaku prihatin dengan banyaknya tindak kriminal belakangan ini.

Bupati Mesuji Minta Ansor Dukung Program Pembangunan (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Mesuji Minta Ansor Dukung Program Pembangunan (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Mesuji Minta Ansor Dukung Program Pembangunan

Hal itu ia sampaikan saat membuka secara resmi Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) GP Ansor dan Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser Angkatan 2 se-Kabupaten Mesuji, 27- 29 Mei 2016, di Pondok Pesantren Raudhotul Istiqomah, Desa Fajar Baru, Panca Jaya, Kabupaten Mesuji.

Khamami mengapresiasi proses kaderisasi yang digelar Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Mesuji tersebut. “Saya mendukung penuh kegiatan positif seperti ini, terlebih kondisi saat ini sudah sangat memprihatinkan dengan maraknya kasus-kasus narkoba, pencabulan disertai pembunuhan,” ujarnya, Jumat (27/6).

RMI NU Tegal

“Oleh karenanya dengan adanya agenda PKD Ansor dan Diklatsar Banser ini sangat baik bagi pengembangan karakter generasi muda, khususnya generasi muda NU,” tambahnya.

Adapun PKD Ansor dan Diklatsar Banser se-Kabupaten Mesuji diikuti oleh 32 peserta PKD Ansor dan 138 peserta Diklatsar Banser yang berasal dari seluruh kecamatan di Kabupaten Mesuji.

RMI NU Tegal

Menurut Jupri selaku Ketua PC GP Ansor Kebupaten Mesuji, acara ini merupakan agenda rutin yang wajib sebagaimana amanat organisasi. “Saya berharap bahwa melalui PKD dan Diklatsar Banser ini, kader-kader NU ke depan mampu untuk mendorong pola dakwah NU, di mana pola dakwah NU menggunakan metode ramah bukan marah yang dapat diimplemantasikan di Bumi Serasan Segawe,”ujarnya. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nusantara, Pertandingan, Halaqoh RMI NU Tegal

Minggu, 04 Februari 2018

NU Surabaya Cetak Santri Jurnalis

Surabaya, RMI NU Tegal. Upaya mengembangkan kualitas dan kuantitas informasi dan keterampilan menulis, Humas PCNU Kota Surabaya serta Redaksi Website nusurabaya.or.id menggelar pelatihan jurnalistik guna menyiapkan kader santri jurnalis di Kantor NU Kota Surabaya, Senin (1/5).

Wakil Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU Kota Surabaya Erwin Muhammad mengatakan, kegiatan ini penting dilakukan guna meningkatkan penulisan sehingga informasi yang dibuat sesuai dengan kaidah jurnalistik yang benar.

NU Surabaya Cetak Santri Jurnalis (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Surabaya Cetak Santri Jurnalis (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Surabaya Cetak Santri Jurnalis

“Selain menyiapkan kader jurnalis dilingkungan NU Kota Surabaya, kami juga ingin agar jurnalis NU mampu memberikan informasi sesuai dengan kode etik jurnalistik dan tidak hoax,” ujarnya, Selasa (2/5).

Erwin Muhammad yang juga Humas NU Kota Surabaya menambahkan, pihaknya ingin para kader tersebut bisa menjalankan juga salah satu fungsi kehumasan NU Kota Surabaya yang memiliki ciri khas tersendiri.

RMI NU Tegal

“Sebagai Humas NU, harus mengedepankan ciri khas santri, selain harus menyebarkan berita apa saja yang dilakukan oleh Nahdliyin di Surabaya, juga harus mampu berkomunikasi dengan santun dan berakhlakul karimah pada semua masyarakat,” tambahnya. (M. Hisam/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nusantara RMI NU Tegal

RMI NU Tegal

Jumat, 02 Februari 2018

PPP Tolak Kebijakan Lima Hari Sekolah

Jakarta, RMI NU Tegal. PPP secara tegas menolak kebijakan lima hari sekolah yang rencananya akan diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Juli 2017, karena dikhawatirkan akan memunculkan kegaduhan baru, kata Wakil Ketua Umum PPP Arwani Tomafi.

"Kebijakan memaksakan perubahan jam belajar siswa sekolah akan memunculkan kegaduhan baru. Kami meminta Mendikbud untuk mengurungkan kebijakan itu," kara Arwani di Jakarta, Ahad.

PPP Tolak Kebijakan Lima Hari Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)
PPP Tolak Kebijakan Lima Hari Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)

PPP Tolak Kebijakan Lima Hari Sekolah

Dia mengatakan kebutuhan untuk mereformasi dunia pendidikan saat ini bukan dengan mengubah jam belajar siswa.?

Menurut dia, harus dipastikan bahwa semua anak bangsa ini bisa mengenyam pendidikan di sekolah, pastikan kesejahteraan guru terjamin, pastikan sarana prasarana sekolah tersedia dengan kualitas memadai.?

"Kebijakan perubahan jam sekolah itu dirasa jauh dari rasa keadilan, tidak memahami kearifan lokal serta tidak menghargai sejarah keberadaan lembaga pendidikan di masyarakat yang sudah berkembang dan berlangsung jauh sebelum kemerdekaan," ujarnya.

RMI NU Tegal

Arwani menjelaskan sistem dan proses belajar dan mengajar yang sekarang ini sudah berjalan dengan baik misalnya pengayaan jam pelajaran di luar sekolah melalui kursus, pengajian, madrasah diniyah.

RMI NU Tegal

Menurut dia apabila kebijakan lima hari sekolah dengan menambah durasi di ruang kelas ini diterapkan maka ini akan mematikan lembaga pendidikan seperti madrasah diniyah.

"Madrasah diniyah sudah terbukti selama ini menjadi pusat pembentukan karakter anak. Tidak hanya pengajaran nilai-nilai agama semata tetapi juga pengamalannya bahkan menjadi benteng pertahanan Pancasila dan NKRI," katanya.

Dia menegaskan apabila kebijakan itu dipaksakan maka sama saja menganggap semua itu ahistoris sehingga DPP PPP memerintahkan Fraksi PPP di DPR untuk menolak kebijakan tersebut dan meminta menteri untuk mengklarifikasi kebijakan ini secara serius.?

Kemendikbud akan memberlakukan kebijakan lima hari sekolah dalam sepekan di seluruh Indonesia mulai Juli 2017 dan pemerintah sedang menyusun regulasi terkait kebijakan tersebut. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Khutbah, Makam, Nusantara RMI NU Tegal

Ini Air Mata Buaya dan Penyesalan Palsu Menurut Ibnu Athaillah

Penyesalan dan rasa sedih atas sekian banyak amal ibadah dan kesempatan berbuat baik yang terlewat seharusnya dibarengi dengan upaya pembenahan diri ke depan dan pemanfaatan kesempatan semaksimal mungkin. Tanpa ada upaya untuk mengejar ketertinggalan, penyesalan dan rasa sedih itu hanya tinggal omong kosong belaka sebagai disebut oleh Syekh Ibnu Athaillah dalam hikmah berikut ini.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Ini Air Mata Buaya dan Penyesalan Palsu Menurut Ibnu Athaillah (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Air Mata Buaya dan Penyesalan Palsu Menurut Ibnu Athaillah (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Air Mata Buaya dan Penyesalan Palsu Menurut Ibnu Athaillah

Artinya, “Kesedihan atas ketertinggalan kebaikan tanpa disertai gerakan perbaikan adalah salah satu tanda terpedaya.”

RMI NU Tegal

Penyesalan atas masa lalu seharusnya disusul dengan bukti konkret pemanfaatan kesempatan berbuat baik. Penyesalan dan kesedihan tanpa aktivitas konkret ke depan hanya tinggal menjadi air mata kepalsuan dan semu belaka. Hal ini disebut oleh Syekh Syaqawi dalam hikmah berikut ini.

RMI NU Tegal

? ? ? ?) ? ? ? ? ? ? ? ? (? ? ? ?) ? ? (? ? ?) ? ? ? ? ? ? ?.

Artinya, “(Kesedihan atas ketertinggalan kebaikan) ketiadaan ibadah saat ini (tanpa disertai gerakan perbaikan) di masa mendatang (adalah salah satu tanda terpedaya) ratapan atas sesuatu yang semu,” (Lihat Syekh Syarqawi, Syarhul Hikam, Semarang, Maktabah Al-Munawwir, tanpa catatan tahun, juz I, halaman 62-63).

Syekh Ibnu Abbad menyatakan bahwa banyak sekali air mata semu dan penyesalan palsu tak membuahkan apa-apa sehingga penyesalan dan rasa sedih itu hanya tinggal sia-sia. Syekh Ibnu Abbad juga memotivasi mereka yang bergerak bangkit mengejar ketertinggalan dalam beribadah. Mereka dapat memangkas waktu tempuh jauh lebih cepat dibanding mereka yang tidak bersedih.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?... ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ?...? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?...

Artinya, “Ini adalah kesedihan palsu yang dibarengi dengan tangisan dusta sebagai dikatakan, ‘Berapa banyak bola mata mengalirkan airnya dan hati yang keras sementara mereka merasa aman dari ujian Allah SWT yang tersembunyi di mana Allah mencegah hal yang bermanfaat untuk mereka dan menganugerahkan kesedihan dan tangis, suatu hal yang memperdaya kepada mereka...’

Syekh Abu Ali Ad-Daqqaq mengatakan, ‘Orang yang bersedih dalam sebulan dapat menempuh perjalanan menuju Allah sejauh sekian tahun waktu tempuh mereka yang tidak bersedih.’ Di dalam hadits Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah mencintai orang dengan hati bersedih...’ Rasulullah SAW sendiri adalah orang yang terus menerus bersedih, dan selalu berpikir,” (Lihat Syekh Ibnu Abbad, Syarhul Hikam, Semarang, Maktabah Al-Munawwir, tanpa catatan tahun, juz I, halaman 63).

Hikmah ini memotivasi mereka yang telah kehilangan kesempatan beribadah dan berbuat baik untuk membenahi diri di masa depan. Tetapi hikmah ini juga mengecam mereka yang hanya meratapi dan menyesali kelalaiannya tanpa disusul dengan pembenahan diri. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Quote, Habib, Nusantara RMI NU Tegal

Minggu, 28 Januari 2018

Silaturahim Mampu Tangkal Gerakan Radikal

Jombang, RMI NU Tegal. Merebaknya gerakan yang mengancam eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI sebenarnya dapat dicegah dengan mempererat konsolidasi. Hal ini bisa dilakukan oleh berbagai kalangan, khususnya pemimpin agama di semua tingkatan.

Silaturahim Mampu Tangkal Gerakan Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)
Silaturahim Mampu Tangkal Gerakan Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)

Silaturahim Mampu Tangkal Gerakan Radikal

Pesan ini disampaikan Wakil Bupati Jombang, Ny Hj Mundjidah Wahab saat membuka Rapat Koordinasi Menyikapi Berkembangnya Faham Radikal di Gedung Bung Tomo Pemerintah Kabupaten Jombang, Senin malam (25/8).

Dalam sambutannya, Mundjidah Wahab menekankan bahwa kemunculan gerakan ekstrem kanan maupun kiri di berbagai negara yang akhirnya juga masuk ke Indonesia sebagai konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan dari globalisasi. "Namun demikian, gerakan ini dapat ditangkal dengan mempererat silaturahim," katanya.

RMI NU Tegal

Silaturahim dalam pandangan mantan Ketua PC Muslimat NU Jombang ini adalah dengan mengintensifkan koordinasi di berbagai tingkatan agar peredaran sejumlah gerakan radikal bisa ditangkal. "Koordinasi dan silaturahim bisa dilakukan dari tingkatan paling bawah yakni desa hingga ke tingkat yang lebih tinggi," ungkapnya.

Koordinasi juga bisa bermakna bahwa para aparat dan pimpinan organisasi keagamaan dapat mendengar apa yang diinginkan masyarakat di komunitasnya. "Inilah makna dan manfaat dari silaturahim," tandasnya. Sehingga dari komunikasi yang terbangun dengan baik ini, maka sejumlah gejolak di semua tingkatan masyarakat dapat dihindari, lanjutnya.

RMI NU Tegal

Hal ini pula yang menjadi kata kunci dari suasana kondusif yang dirasakan di Jombang selama ini. "Dari mulai pemilihan kepala daerah yakni bupati dan wakil bupati Jombang, demikian pula pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur, pemilihan anggota legislatif hingga tahapan pemilihan presiden dan wakil berjalan dengan aman dan lancar," terangnya.

Ketua I PW Muslimat NU Jawa Timur ini kembali mengingatkan bahwa suasana yang demikian mendukung tersebut terjadi lantaran terjadi komunikasi dan koordinasi yang demikian baik antara masyarakat dengan aparat di semua tingkatan. "Karenanya, mari kita jaga suasana kondusif ini," harapnya.

Pada kegiatan yang dihadiri sejumlah pejabat pemerintah, ormas pemuda dan keagamaan ini Mundjidah mengingatkan bahwa keinginan menjadikan Jombang sebagai kawasan yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dapat diciptakan bila antara semua pihak saling merekatkan kebersamaan. "Sesuai dengan komitmen kami bahwa Jombang harus bisa mensejahterakan kita semua," katanya.

Dan bagi Mundjidah Wahab, hal itu dapat terjadi kalau koordinasi atau silaturahim antara semua pihak dapat terjalin dengan baik. "Karena itu kita sangat terbuka untuk mendengar aspirasi dan keinginan masyarakat," pungkasnya.

Rapat koordinasi diisi dengan pemaparan sejumlah narasumber yakni Kapolres dan Komandan Kodim 0814, serta Ketua PCNU Jombang. Ada sekitar 250 peserta yang hadir yang terdiri dari utusan organisasi sosial keagamaan, juga organisasi pemuda, serta tokoh masyarakat se Kabupaten Jombang. Di ujung acara, dibacakan pernyataan sikap bersama para pejabat Pemerintah Kabupaten Jombang dan ormas keagamaan dan pemuda yang hadir untuk menolak masuk dan berkembangnya gerakan radikal di kota santri ini. (Syaifullah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nasional, Aswaja, Nusantara RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock