Tampilkan postingan dengan label Aswaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aswaja. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Maret 2018

Untuk Jadi Pengusaha, Uang Bukan Segalanya

Jombang, RMI NU Tegal. Umumnya orang menjadikan uang sebagai faktor utama ketika akan memulai usaha. Bila tidak ada modal berupa uang tunai, maka kesempatan berwiraswasta dianggap tidak mungkin dijalankan. Padahal uang bukanlah satu-satunya modal untuk berusaha, yang terpenting adalah kemauan kuat untuk berusaha.

Untuk Jadi Pengusaha, Uang Bukan Segalanya (Sumber Gambar : Nu Online)
Untuk Jadi Pengusaha, Uang Bukan Segalanya (Sumber Gambar : Nu Online)

Untuk Jadi Pengusaha, Uang Bukan Segalanya

Inilah pesan yang disampaikan H Muhammad Yasin, Ketua Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Wilayah Jawa Timur saat mengadakan silaturrahim ke Jombang, Senin (7/1)..

Gus Yasin -sapaan akrabnya- justru sangat mengeapresiasi beberapa santri yang berkeinginan kuat untuk menjadi pengusaha. "Modal utamanya adalah tekad dan jaringan," katanya. Tekad adalah merupakan keinginan kuat dari seseorang untuk terus mencoba dan berusaha berbagai peluang yang bisa diraih.

RMI NU Tegal

"Memang harus banyak belajar dan jangan gampang putus asa," kata pengelola Pesantren Al-Qurthuby, Pujer Bondowoso ini. 

Namun demikian, jangan terlalu membayangkan usaha yang akan dilakukan. "Langsung dikerjakan saja," katanya buka rahasia. Sebab kalau segala masalah yang berhubungan dengan usaha terlalu dipikirkan dengan detail, maka dapat dipastikan tidak dapat berjalan sesuai harapan. "Apalagi belum-belum sudah berfikir soal rugi," katanya. "Bagaimana mungkin kita bicara rugi kalau usaha belum dijalankan?" katanya balik bertanya.

RMI NU Tegal

Oleh sebab itu hal mendesak yang harus ditumbuhkan khususnya kepada para santri adalah keinginan kuat untuk berusaha.

Yang juga tidak kalah penting adalah memanfaatkan jaringan. "Terkadang dalam usaha tidak perlu memiliki modal uang, andai jaringan telah kita kuasai," ungkap suami dari Hj Zuhrotun Nikmah ini.

Dengan jaringan para pengusaha, maka dapat saja antara anggota hanya memberikan informasi peluang yang dimiliki. "Soal ketersediaan barang dan modal dapat menggunakan usaha dan modal orang lain," katanya. Dan inilah yang nantinya akan membedakan mereka yang memiliki jaringan dengan yang kurang punya koneksi. "Jaringan itu dapat dijalin dengan silaturahim," ungkapnya.

Karena itulah dengan terbentuknya HIPSI, maka diharapkan silaturahim antara pengusaha santri bisa terjalin dengan baik. "Dengan demikian, keinginan untuk menumbuhkan kesadaran berwirausaha dapat terealisir dalam waktu yang tidak lama," pungkasnya.  

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Saifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Kyai, Budaya, Aswaja RMI NU Tegal

Rabu, 14 Februari 2018

Ini Suasana Perayaan Idul Adha di Libanon

Libanon, RMI NU Tegal - Kebahagiaan Hari Raya Idul Adha tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia di tanah air. Kebahagiaan ini juga dirasakan oleh mereka yang tinggal di bumi Imam Al-Awzai, Libanon. Pada momentum Idul Adha, KBRI melalui fungsi sosial dan budaya menyelenggarakan shalat Id bersama di ruang lobi kantor kedutaan.

Wakil Rais Syuriyah PCINU Libanon Lukmanul Hakim Al-Syarwi Lc menyebutkan, "KBRI Libanon memiliki perhatian yang tinggi untuk acara-acara keagamaan seperti ini. Hal ini dilakukan untuk mempererat tali persaudaraan di antara warga Indonesia yang sama-sama jauh dari ibu pertiwi."

Ini Suasana Perayaan Idul Adha di Libanon (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Suasana Perayaan Idul Adha di Libanon (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Suasana Perayaan Idul Adha di Libanon

Dalam khotbah, Lukman yang kini menempuh sekolah pascasarjana Fakultas Ushuluddin di Global Universty ini menyebutkan bahwa ‘Id atau hari raya adalah momen kebahagiaan dan saat bersenang-senang.

RMI NU Tegal

“Kebahagiaan dan kesenangan orang-orang mu’min di dunia adalah pada saat mereka berhasil menyempurnakan ketaatan pada Allah. Tidak lain pada saat mereka memperoleh pahala atas apa yang mereka perbuat, dan mendapatkan ampunan dosa dari Allah ta’ala," kata Lukman.

Usai shalat Id, para jamaah yang terdiri dari mahasiswa, pejabat kedutaan, pekerja profesional, dan TNI yang tergabung dalam pasukan UNIFIL saling berjabat tangan sebagai wujud persatuan dan kasih sayang. Sementara Duta Besar RI untuk Libanon HA Chozin Chumaidi mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha 1437 H untuk seluruh warga Indonesia di tanah air.

RMI NU Tegal

Perayaan Hari Raya Idul Adha dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban berupa dua ekor kambing dari HA Chozin Chumaidi dan istri. Sementara sambil menikmati hidangan pagi, para jamaah juga dimanjakan dengan acara nonton bareng film 99 Cahaya di Langit Eropa.

Dibandingkan negara di Timur Tengah lainnya, Libanon jarang terdengar. Namun demikian Libanon memiliki daya tarik tersendiri. Salah satunya adalah kualitas pendidikan yang mulai menarik perhatian para santri di tanah air. Di Libanon terdapat 35 mahasiswa yang tersebar di empat kampus, Global University, Institut Dakwah, Beirut Islamic University, dan Universitas Islam Tripoli. Mereka tergabung dalam organisasi PCINU Libanon. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal AlaSantri, Aswaja, Pesantren RMI NU Tegal

Selasa, 06 Februari 2018

IPNU DKI Jakarta Siapkan Konferwil

Jakarta, RMI NU Tegal. Suksesi kepemimpinan baru di tubuh pelajar Nahdlatul Ulama yang dikemas dalam bentuk Konferensi Wilayah (Konferwil) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)  Provinsi DKI Jakarta tinggal menghitung hari.

IPNU DKI Jakarta Siapkan Konferwil (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU DKI Jakarta Siapkan Konferwil (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU DKI Jakarta Siapkan Konferwil

Beberapa kandidat pun mulai antusiasi, para kandidat berasal dari masing-masing perwakilan cabang yang ada di wilayah Ibu Kota Jakarta antara lain dari Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Ada juga yang calon dari kepengurusan sebelumnya di IPNU DKI Jakarta.

Menurut Ketua Panitia Arief Faturrahman, Konferwil yang bakal digelar  pada Sabtu-Ahad, 13-14 April 2013 mendatang tempat di Gedung PWNU DKI Jakarta ini bakal diikuti 350 peserta utusan dari 6 Pimpinan Cabang se-DKI Jakarta. Namun dimungkinkan akan dihadiri lebih dari 500 peserta. 

RMI NU Tegal

“Biasa, dalam tradisi konferensi tidak menutup kemungkinan hadirnya utusan tak resmi yang kita kenal akan kita tampung. Alhamdulillah persiapan sudah 70% ,” kata Fatur.

RMI NU Tegal

Acara tersebut akan dihadiri oleh Menteri Perumahan Rakyat, KNPI DKI Jakarta, Kemenag DKI Jakarta,  Ka. Dinas pendidikan DKI Jakarta, Dewan Pendidikan DKI Jakarta, dan  sambutan oleh Wakil DPRD DKI Jakarta serta jajaran pejabat di lingkungan Nahdlatul Ulama.

Hery Susanto Ketua IPNU DKI menjelaskan, selain acara inti berupa laporan pertanggungjawaban pengurus, penyusunan program kerja dan pemilihan pengurus baru juga diagendakan. 

Hajatan IPNU DKI ini terus kita tingkatkan dari tahun ke tahun untuk memacu semangat para kader IPNU khususnya di wilayah DKI Jakarta semoga Konferwil ini berjalan dengan lancar, terangnya 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Yudhi Permana

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nahdlatul Ulama, Aswaja RMI NU Tegal

Kamis, 01 Februari 2018

Peluncuran Buku “Gus Dur di Mata Perempuan”

Yogyakarta, RMI NU Tegal. Pimpinan Pusat Fatayat NU membedah buku ‘Gus Dur di Mata Perempuan’ terbitan Gading, Yogyakarta. Mereka bersama para aktivis di Yogyakarta, mencoba mengkaji buku yang akan dipasarkan pada 2015 mendatang di Pendopo Hijau Yayasan LkiS, Yogyakarta, Sabtu (6/12).

Peluncuran Buku “Gus Dur di Mata Perempuan” (Sumber Gambar : Nu Online)
Peluncuran Buku “Gus Dur di Mata Perempuan” (Sumber Gambar : Nu Online)

Peluncuran Buku “Gus Dur di Mata Perempuan”

Buku setebal 294 halaman itu berisi pengalaman persinggungan para penulis dengan KH Abdurrahman Wahid. Mereka berasal dari pelbagai latar belakang. Para penulis kebanyakan memiliki pengalaman-pengalaman personal dengan kiai nyentrik itu.

Hadir sebagai pembicara pada peluncura buku ini salah seorang kontributor Ciciek Farha dan pengurus Fatayat NU Yogyakarta Maghfiroh Rahayu.

RMI NU Tegal

Menurut Rahayu, buku ini memberikan perspektif baru dalam memandang sosok Gus Dur. Sebab buku-buku yang membahas tentang sosok Gus Dur kebanyakan ditulis oleh kalangan lelaki. Padahal semasa hidupnya Gus Dur lantang berjuang untuk membela kaum yang diperlakukan tidak adil, termasuk perempuan.

RMI NU Tegal

Secara garis besar, kata Rahayu, buku ini menjelaskan dua hal mengenai keterkaitan Gus Dur dengan isu-isu perempuan di level kebijakan dan praktek.

“Pada Munas NU 1997 di Lombok, Gus Dur mengeluarkan keputusan mengenai bolehnya perempuan menjadi pimpinan,” ujar Rahayu mencontohkan kebijakan Gus Dur. Keputusan ini sangat penting bagi kalanga perempuan.

Sementara Ciciek lebih mengenalkan sosok Gus Dur kepada anak-anak di kampung halamannya. Menurutnya, mengenalkan Gus Dur bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan permainan engrang dan musik.

“Selama ini engrang sering diasumsikan sebagai permainan anak laki-laki. Tapi di kampung halamannya, permainan ini dilakukan oleh semua anak-anak tanpa memandang jenis kelamin,” kata Ciciek. (Sarjoko Subejo/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Aswaja, Sholawat RMI NU Tegal

Minggu, 28 Januari 2018

Silaturahim Mampu Tangkal Gerakan Radikal

Jombang, RMI NU Tegal. Merebaknya gerakan yang mengancam eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI sebenarnya dapat dicegah dengan mempererat konsolidasi. Hal ini bisa dilakukan oleh berbagai kalangan, khususnya pemimpin agama di semua tingkatan.

Silaturahim Mampu Tangkal Gerakan Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)
Silaturahim Mampu Tangkal Gerakan Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)

Silaturahim Mampu Tangkal Gerakan Radikal

Pesan ini disampaikan Wakil Bupati Jombang, Ny Hj Mundjidah Wahab saat membuka Rapat Koordinasi Menyikapi Berkembangnya Faham Radikal di Gedung Bung Tomo Pemerintah Kabupaten Jombang, Senin malam (25/8).

Dalam sambutannya, Mundjidah Wahab menekankan bahwa kemunculan gerakan ekstrem kanan maupun kiri di berbagai negara yang akhirnya juga masuk ke Indonesia sebagai konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan dari globalisasi. "Namun demikian, gerakan ini dapat ditangkal dengan mempererat silaturahim," katanya.

RMI NU Tegal

Silaturahim dalam pandangan mantan Ketua PC Muslimat NU Jombang ini adalah dengan mengintensifkan koordinasi di berbagai tingkatan agar peredaran sejumlah gerakan radikal bisa ditangkal. "Koordinasi dan silaturahim bisa dilakukan dari tingkatan paling bawah yakni desa hingga ke tingkat yang lebih tinggi," ungkapnya.

Koordinasi juga bisa bermakna bahwa para aparat dan pimpinan organisasi keagamaan dapat mendengar apa yang diinginkan masyarakat di komunitasnya. "Inilah makna dan manfaat dari silaturahim," tandasnya. Sehingga dari komunikasi yang terbangun dengan baik ini, maka sejumlah gejolak di semua tingkatan masyarakat dapat dihindari, lanjutnya.

RMI NU Tegal

Hal ini pula yang menjadi kata kunci dari suasana kondusif yang dirasakan di Jombang selama ini. "Dari mulai pemilihan kepala daerah yakni bupati dan wakil bupati Jombang, demikian pula pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur, pemilihan anggota legislatif hingga tahapan pemilihan presiden dan wakil berjalan dengan aman dan lancar," terangnya.

Ketua I PW Muslimat NU Jawa Timur ini kembali mengingatkan bahwa suasana yang demikian mendukung tersebut terjadi lantaran terjadi komunikasi dan koordinasi yang demikian baik antara masyarakat dengan aparat di semua tingkatan. "Karenanya, mari kita jaga suasana kondusif ini," harapnya.

Pada kegiatan yang dihadiri sejumlah pejabat pemerintah, ormas pemuda dan keagamaan ini Mundjidah mengingatkan bahwa keinginan menjadikan Jombang sebagai kawasan yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dapat diciptakan bila antara semua pihak saling merekatkan kebersamaan. "Sesuai dengan komitmen kami bahwa Jombang harus bisa mensejahterakan kita semua," katanya.

Dan bagi Mundjidah Wahab, hal itu dapat terjadi kalau koordinasi atau silaturahim antara semua pihak dapat terjalin dengan baik. "Karena itu kita sangat terbuka untuk mendengar aspirasi dan keinginan masyarakat," pungkasnya.

Rapat koordinasi diisi dengan pemaparan sejumlah narasumber yakni Kapolres dan Komandan Kodim 0814, serta Ketua PCNU Jombang. Ada sekitar 250 peserta yang hadir yang terdiri dari utusan organisasi sosial keagamaan, juga organisasi pemuda, serta tokoh masyarakat se Kabupaten Jombang. Di ujung acara, dibacakan pernyataan sikap bersama para pejabat Pemerintah Kabupaten Jombang dan ormas keagamaan dan pemuda yang hadir untuk menolak masuk dan berkembangnya gerakan radikal di kota santri ini. (Syaifullah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nasional, Aswaja, Nusantara RMI NU Tegal

Jumat, 26 Januari 2018

Soal 5 Hari Sekolah, LP Ma’arif Jember Siap Laksanakan Instruksi PBNU

Jember, RMI NU Tegal

Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Jember H. Hobri Ali Wafa menyatakan mendukung dan siap melaksanakan instruksi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Lembaga Pendidikan Ma’arif Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur bahwa hari masuk sekolah tetap enam hari, mulai Senin hingga Sabtu.

Soal 5 Hari Sekolah, LP Ma’arif Jember Siap Laksanakan Instruksi PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal 5 Hari Sekolah, LP Ma’arif Jember Siap Laksanakan Instruksi PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal 5 Hari Sekolah, LP Ma’arif Jember Siap Laksanakan Instruksi PBNU

“Kami siap mengikuti apa pun perintah PBNU. Kalau memang diinstruksikan tetap 6 hari sekolah, maka sekolah-sekolah di bawah LP Maarif di Jember, ya tetap 6 hari, dan mungkin juga Maarif di seluruh Indonesia sama,” jelasnya.

Kamis (15/6), PBNU secara eksplisit menolak kebijakan baru Kemendikbud tentang pemangkasan hari sekolah yang berakibat penambahan durasi belajar pelajar menjadi delapan jam sehari.

RMI NU Tegal

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj berpandangan, daripada membuat kebijakan baru yang merugikan, Kemendikbud sebaiknya fokus pada peningkatan kualitas sistem pendidikan yang sudah ada. PBNU bahkan mengancam melakukan boikot bila kebijakan baru tersebut dipaksakan berlaku secara nasional.

RMI NU Tegal

(Baca: Pernyataan Resmi PBNU Menolak Kebijakan Sekolah 5 Hari)



Kebijakan Mendikbud Muhadjir Effendy untuk memberlakukan 8 jam pelajaran perhari atau 40 jam dalam seminggu juga mendapat reaksi keras dari Ketua Ikatan Keluarga Alumni PMII Jember, Akhmad Taufiq. Ahad (11/6), Dosen Universitas Jember itu mengeluarkan rilis menyikapi keputusan sang menteri yang? kontroversial tersebut.

Menurutunya, kebijakan tersebut terlalu dini untuk diterapkan di Indonesia, dan cenderung dipaksakan, karena belum mempertimbangkan secara seksama karakter? dan cakupan wilayah Indonesia yang sangat luas dan beragam. “Mestinya, aspek nasionalitas keindonesiaan menjadi pertimbangan utama dalam segala bentuk kebijakan pendidikan yang dilakukan (Muhadjir Effendy),” tuturnya.

Ia menambahkan, kalau penerapan 5 hari sekolah itu dilandaskan pada alasan untuk memenuhi minimal 40 jam pelajaran dalam seminggu, sungguh merupakan alasan yang tidak mendasar. Alasan tersebut baru pada tataran normatif dan prosedural semata. Sedangkan pada? tataran substantif tidak memenuhi derajat orientasi visional pendidikan nasional. “Karena itu kami menyerukan? agar keputusan 5 hari sekolah itu dibatalkan demi stabilitas dan kondusivitas pendidikan nasional yang sedang berjalan,” lanjutnya. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Nahdlatul Ulama, Aswaja, Fragmen RMI NU Tegal

Bagaimana Mbah Umar Mengislamkan Pak Mughizi?

Salah satu yang menonjol dari Mbah Umar adalah senang menghormati tamu. Jika ada tamu yang datang, siapa pun orangnya, pasti akan merasakan cara Mbah Umar dalam ikromudl dluyuf memuliakan tamu.

Seandainya beliau ditanya tentang hobi, bukan tidak mungkin beliau menjawab begini,”Hobi saya terima tamu.”

Bagaimana Mbah Umar Mengislamkan Pak Mughizi? (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagaimana Mbah Umar Mengislamkan Pak Mughizi? (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagaimana Mbah Umar Mengislamkan Pak Mughizi?

Santri-santri Al-Muayyad zaman Mbah Umar, kemungkinan besar mengenal Pak Mughizi, seorang petugas listrik di wilayah Laweyan dan sekitarnya. Pak Mughizi ini sering datang ke pesantren untuk mencatatan meteran listrik, juga menagih bayaran listrik. Selain dikenal sebagai petugas listrik, para santri juga mengenal Pak Mughizi dengan identitas seperti ini: nonmuslim, China, celana pendek dan tidak bisa berbahasa Jawa Kromo atau halus.

Tahun-tahun itu, di masyarakat yang tradisinya homogen, monokultur, sering memunculkan prasangka. Tapi ini tidak berlaku pada Mbah Umar. Mbah Umar kerap mengajak Pak Mughizi berbincang di rumahnya atau di serambi pesantren. Santri-santri yang melihatnya tak jarang yang risi melihat Pak Mughizi ngobrol akrab dengan kiainya, seperti tanpa batas. Harap maklum, identitas Pak Mushizi tidak ada di dalam pesantren.

RMI NU Tegal

Obrolan Mbah Umar dengan Pak Mughizi ringan-ringan saja, tak jauh dari tema keluarga, aktivitas sehari-hari. Tak pernah Mbah Umar tanya agama, berdialog tentang keyakinan seperti intelektual-intelektual di kota-kota itu. Tapi tak disangka banyak orang, Pak Mughizi masuk Islam. Ya namanya hidayah, datangnya tidak bisa diotak-atik, termasuk logika yang paling canggih sekalipun. Teori kausalitas, sebab musabab, pun tidak mutlak dalam urusan hidayah.

RMI NU Tegal

Jika ada hanya mengira-ngira, menduga-duga. Seperti tafsiran orang, juga saya, Pak Mughizi masuk Islam karena kepincut akhlak mulia Mbah Umar, hanyalah dugaan, memperkiraakan semata. Apakah akhlak mulia Mbah Umar adalah kesengajaan berdakwah agar Pak Mughiz masuk Islam? Tidak ada yang tahu.

Ternyata tidak masuk Islam kan? Walhasil, tidak terlalu tepat jika ada pertanyaan, “Bagaimana Mbah Umar mengislamkan Pak Mughizi?” Setelah Masuk Islam Keluarga besar Pesantren Al-Muayyad menyambut dengan suka cita si mata sipit yang suka bercelana pendek dan bicaranya ngoko. Keseriusan Pak Mughiz masuk Islam, di antaranya ditandai dengan sunatan.

Pasca sunatan, Pak Mughizi tinggal di pesantren, agar keluarganya tidak direpotkan memelihara “burung” Pak Mughizi yang sedang terluka (zaman itu belum ada sunat pakai laser yang langsung sembuh). Selama proses perawatan burung, Pak Mughizi empat hari di Al-Muayyad, persisnya di kamar 4 pondok lama.

Setelah Mbah Umar wafat di tahun 1980, Pak Mughizi bertemua Mbah Umar dalam mimpi. Di dalam mimpi Mbah Umar meminta agar dirinya berangkat haji. Tidak mikir panjang-panjang, Pak Mughizi bergegas daftar haji. Mimpi tersebut diceritakan pada Hj. Shofiyah, istri Mbah Umar.

"Aku hendak berangkat haji, Bu Nyai. Kiai Umar yang minta. Saya minta doanya.” "Alhamdulillah. Jika tahun ini berarti bareng sama anakku." (Muhammad Shofy Al Mubarok, Khodam di pesatren Brabo, Grobogan, Jawa Tengah)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Halaqoh, Ubudiyah, Aswaja RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock