Tampilkan postingan dengan label Hadits. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hadits. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 Februari 2018

IPNU-IPPNU Sidoarjo Gelar Pondok Aswaja VII

Sidoarjo, RMI NU Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sidoarjo pada Ramadhan ini mengadakan acara Pondok Aswaja VII dengan mengangkat tema "Pengamalan Aswaja An-Nahdliyah untuk mewujudkan kesejahteraan di masyarakat".

Acara yang digelar di Pondok Pesantren Chusnaini Desa Klopo Sepoloh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo itu diadakan selama dua hari, Sabtu hingga Ahad, (4-5/7) dengan diikuti sekitar 60 anggota delegasi dari Pimpinan Anak cabang IPNU-IPPNU hingga perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Sidoarjo.

IPNU-IPPNU Sidoarjo Gelar Pondok Aswaja VII (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Sidoarjo Gelar Pondok Aswaja VII (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Sidoarjo Gelar Pondok Aswaja VII

"Melalui acara ini kami harapkan para kader IPNU-IPPNU Sidoarjo bisa membentengi dirinya sendiri, keluarganya dan lingkungan sekitarnya dari paham-paham yang tidak sesuai dengan ajaran ulama NU terdahulu," tegas Ketua PC IPNU Sidoarjo M Syaikhul Maarif.

RMI NU Tegal

Diceritakan Maarif, awal mula berdirinya IPNU-IPPNU itu dari pondok pesantren. Ini merupakan proses silaturahim para kader IPNU-IPPNU dengan pondok pesantren yang ada di wilayah Sidoarjo. Sehingga mereka terus memberikan sumbangsih kepada pondok pesantren.

RMI NU Tegal

"Banyak pembelajaran yang tidak pernah kita temukan seperti yang ada di pondok pesantren. Di pesantren, kita akan memberikan edukasi kepada para kader muda NU agar mereka mengerti bagaimana kondisi di pesantren itu. Karena banyak tokoh besar NU dan cendekiawan yang lahir dari pondok pesantren," kata Syaikhul Maarif.

Acara Pondok Aswaja tersebut sekaligus merealisasikan program PBNU "Ayo Mondok". Melalui bulan Ramadhan, pihaknya berupaya memberikan kajian keilmuan yang belum pernah kader IPNU-IPPNU dapatkan selama berada di bangku sekolah formal.

Sementara itu Kresna Aji Prayoga (12), delegasi dari Pimpinan Aanak Cabang IPNU Taman Sidoarjo, mengaku ingin mencari ilmu di pesantren supaya bisa termotivasi seperti para ulama besar NU.

"Saya ikut acara ini karena ingin mencari ilmu. Agar ke depannya bisa membentengi diri sendiri dan menjadi remaja yang baik. Selain itu supaya iman saya kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh remaja-remaja yang suka berbuat hal-hal kurang baik," ungkap Aji. (Moh Kholidun/Mahbib)

 

Foto: Ketua PC IPNU Sidoarjo M Syaikhul Maarif

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Halaqoh, Pondok Pesantren, Hadits RMI NU Tegal

Sabtu, 17 Februari 2018

Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain!

Tangerang, RMI NU Tegal

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Binamadani KH Suaidi mengajak agar masyarakat, khususnya para mahasiswa tidak mudah diadu domba dengan isu politik yang dibalut agama.

"Manusia itu makhluk berbudaya. Apalagi Islam mengajarkan persatuan dan kesatuan. Jangan sampai terkecoh," pesan Suaidi saat menjadi pembicara pada Diskusi Politik Islam, Sabtu (14/1) siang, di Aula STAI Binamadani, Tangerang.

Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain! (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain! (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain!

Pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah as-Suaidiyah Kebon Kopi ini menjelaskan, manusia dalam bahasa Arab disebut al-insan. Secara gramatikal Arab, kata al-insan berasal dari tiga akar kata, yakni anas, anisa, dan nasiya. Kata itu memiliki banyak arti antara lain damai, berilmu, dan beradab.

RMI NU Tegal

"Dari situ, kita mesti menjaga kedamaian. Apalagi sebagai umat Islam. Ketum PBNU sering menjelaskan Islam bukan sekadar agama akidah dan syariat. Islam itu juga agama budaya, agama peradaban," jelasnya.

RMI NU Tegal

Menurutnya, Rasulullah telah mencontohkan berpolitik yang santun. Suaidi lalu bercerita tentang Kaab bin Huzair, seorang penyair yang syair-syairnya mencela Nabi. Para sahabat pun geram dengan apa yang dilakukan Kaab. Singkat cerita, ia menjadi buruan sahabat yang ingin menangkap dan membunuhnya atas tindakannya menghina Rasulullah.

"Berita itu pun tersiar secara cepat di masyarakat, hingga Kaab pun mengetahuinya. Setelah mendengar berita yang beredar, Kaab merasa takut dan mencari perlindungan," jelasnya.

Sebelum ditangkap, lanjutnya, Kaab datang menemui Rasulullah. Melihat Kaab datang, sebagian Sahabat berteriak, bunuh Kaab. Di tengah suasan itu, Rasulullah menenangkan dengan bersabda, Biarkan Kaab datang, dia ingin bertobat dan meninggalkan masa lalunya.

"Mendengar tutur kata Nabi yang santun, Kaab pun mendapat hidayah untuk masuk Islam. Setelah masuk Islam, Kaab membuat sair-sair yang isinya memuji dan memuliakan Nabi," paparnya.

Dari kisah itu, Nabi sudah memberikan tauladan dalam menyikapi orang-orang yang menghina beliau. Menurut Suaidi, umat Islam mestinya meneladani kearifan Rasulullah. Demikian juga, saat Nabi membangun kota Madinah.

"Madinah sebagai kota mulia. Di madinah umat Islam hidup berdampingan dengan non-Muslim. Makanya di masa itu Nabi membuat pembagian orang kafir, dzimmi dan harbi. Jika orang Muslim membunuh kafir dzimmi dia mendapatkan qisas (hukum yang berlaku di Madinah). Kita jangan menggunakan politik Khawarij. Mereka menganggap orang yang berbeda dengan golongannya dianggap kafir," pesannya.

Turut hadir dalam acara itu jajaran STAI Binamadani dan Ketua Yayasan Binamadani Group H Patwan Siahaan. Ada sekitar seratus mahasiswa dari STAI Binamadani dan STIH Painan mengikuti diskusi bertajuk “Menjaga Umat: Tanggapan Atas Fatwa MUI tentang Penistaan Agama” tersebut. (Suhendra/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Internasional, Hadits, Pesantren RMI NU Tegal

Sabtu, 10 Februari 2018

Pelajar NU Bangkalan Reunian Makesta

Bangkalan, RMI NU Tegal. Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Bangkalan, Jawa Timur, menggelar reuni alumni Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Bangkalan.

Alumni Makesta PAC Kota Bangkalan, Rido’i, pada (13/12) mengatakan, berkomunikasi merupakan suatu kewajiban dalam berorganisasi? sebab dengan dari situ akan terlahir ide-ide dan informasi yang bermanfaat.

Pelajar NU Bangkalan Reunian Makesta (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Bangkalan Reunian Makesta (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Bangkalan Reunian Makesta

Ketua Pimpinan Cabang IPNU Bangkalan Mahsus R HM mengaku sangat senang kegiatan tersebut. Pada kesempatan tersebut, ia meminta bergabung dalam kajian bulanan PC.IPNU-IPPNU Bangkalan yaitu Cangkruan Bareng Sambil Mikir (Cangkir).

RMI NU Tegal

Pada reunian tersebut, diputuskan membentuk wadah komunikasi alumni bernama Al-Maba (Alumni Makesta Bangkalan). Melalui wadah tersebut mereka akan mengadakan pertemuan rutin bulanan. Tak hanya itu, mereka akan ikut andil dalam kajian rutin Cangkir. (Hafidzi/Dedi Hermanto/Abdullah Alawi)

RMI NU Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Hadits, Sejarah, Sunnah RMI NU Tegal

Jumat, 02 Februari 2018

Kiai Adib: Santri Tak Hanya Cakap Agama

Cirebon, RMI NU Tegal 

Pesantren tidak hanya mencetak lulusan yang cakap dalam bidang agama, tetapi juga harus mampu menciptakan lulusan yang menguasai bidang keilmuan lainnya.

Hal tersebut disampaikan KH Adib Rofiuddin Izza, saat memberikan sambutan  atas nama ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren dalam malam puncak peringatan haul almarhumin sesepuh dan warga pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Sabtu (6/4) kemarin.

Kiai Adib:  Santri  Tak Hanya Cakap Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Adib: Santri Tak Hanya Cakap Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Adib: Santri Tak Hanya Cakap Agama

“Lulusan pesantren harus dapat menjadi sosok yang bermanfaat dan orang besar bagi negara, serta sebagai orang yang berpengaruh di Indonesia dalam bidang keilmuan apapun,” papar kiai yang juga Rais Syuriyah PBNU ini.

RMI NU Tegal

Kiai Adib menambahkan, pesan ini merupakan tanggapan dan respon positif atas lulusan pesantren yang mampu berkiprah dan bermanfaat bagi masyarakat melalui bidang-bidang yang lebih umum. Pesantren menyambut baik dan mendukung para lulusan yang telah menempati profesi strategis di luar bidang keagamaan, karena sosok profesional yang berbasis pesantren akan memiliki ciri khas berupa kejujuran, berakhlak, dan penuh keikhlasan.

RMI NU Tegal

“Seperti apa yang telah diwasiatkan oleh sesepuh Buntet Pesantren, bahwa penting bagi pesantren untuk tetap mengutamakan pendidikan akhlak, karena dengan akhlak para lulusan akan karimah (mulia, red), hingga kemudian mampu bermanfaat bagi bangsa dan masyarakat sekitarnya,” tambahnya.

Di sela-sela para pengunjung yang memadati komplek pesantren dalam malam puncak peringatan haul tersebut, hadir pula beberapa lulusan pondok Buntet Pesantren seperti Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) RI Helmy Faisal Zaini dan direktur Kantor Berita ANTARA Saeful Hadi Idham Cholid. Selain itu juga berkesempatan hadir KH Ali Musthofa Ya’qub, Rais Syuriah PBNU serta Al-Habib Muthohar dari Semarang untuk menyampaikan taushiyah.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Sobih Adnan

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Warta, Hadits, Kiai RMI NU Tegal

Kamis, 25 Januari 2018

Isu Agama di Pilkada Serentak Rawan Pecah Belah Umat

Jakarta, RMI NU Tegal. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (Kang Said) mengajak segenap aktivis politik dan para pemuka agama untuk mengantisipasi terjadinya perpecahan umat dalam pilkada serentak pada 9 Desember mendatang. Kang Said mengimbau agar calon kepala daerah maupun pemuka agama di mana pun untuk tidak menggunakan isu agama dalam merebut dukungan politik.

Isu Agama di Pilkada Serentak Rawan Pecah Belah Umat (Sumber Gambar : Nu Online)
Isu Agama di Pilkada Serentak Rawan Pecah Belah Umat (Sumber Gambar : Nu Online)

Isu Agama di Pilkada Serentak Rawan Pecah Belah Umat

Demikian disampaikan Kang Said di hadapan sedikitnya 70 peserta diskusi publik yang bertajuk “Pancasila Rumah Kita: Perbedaan Adalah Rahmat”di Jakarta, Rabu (26/8) siang.

“Jangan jualan agama baik agama Islam atau agama lainnya di pilkada serentak. Bahaya sekali kalau agama diperjualbelikan,” kata Kang Said yang menjadi salah satu narasumber di forum ini.

RMI NU Tegal

Narasumber lain dalam diskusi ini Executive Scretary Konferensi Waligereja Indonesia Romo Edy Purwanto, perwakilan dari Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Pdt Albertus Patty, serta utusan Perwakilan Umat Buddha Indonesia Bhiksu YM Dutavira Mahastavira.

Mereka yang berkepentingan merebut dukungan publik, kata Kang Said, harus menjunjung tinggi UU Pilkada sebagai konstitusi yang berlaku. Semua aturan itu dibuat sedemikian rupa memang dimaksudkan untuk menghindari kecurangan, cara-cara kotor yang berdampak pada perpecahan di tengah masyarakat.

RMI NU Tegal

“Terlebih lagi kalau negara negara berdasarkan atas agama. Ini sangat berbahaya sekali. Kalau berbeda kepentingan, bisa saling mengafirkan,” tegas Kang Said.

Menurut Kang Said, agama yang dipeluk calon kepala daerah tertentu tidak bisa menjamin yang bersangkutan bersih dari segala cela ke depannya. “Belum lagi kalau korupsi, mau disalahkan agamanya? Kan tidak mungkin agamanya,” tandas Kang Said. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Bahtsul Masail, Hadits, Santri RMI NU Tegal

Minggu, 21 Januari 2018

Santriwati Krapyak Khataman Al-Quran

Bantul, RMI NU Tegal. Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum kembali berhasil mewisuda santrwati-santriwati berprestasi di bidang Al-Qur’an, Senin (4/6). Delapan santriwati berhasil mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an (bil ghoib), 117 wisuda khatam Al-Qur’an bin-Nazhori sebanyak 117 santriwati dan 126bsantriwti khatam Juz ‘Amma.

Tiga nyai pengasuh satriwati --Nyai Hj. Durroh Nafisah, Nyai Hj. Luthfiyah Baidhowi, dan Nyai Hj Ida Rufaida-- turut langsung mewisuda para santri wati yang berasal dari pelbagai daerah itu.

Santriwati Krapyak Khataman Al-Quran (Sumber Gambar : Nu Online)
Santriwati Krapyak Khataman Al-Quran (Sumber Gambar : Nu Online)

Santriwati Krapyak Khataman Al-Quran

Turut hadir dalam acara segenap keluarga dan dewan asatidz Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, para tamu undangan serta para orangtua para khotimat (peserta wisuda). Selain itu, hadir pula Katib ‘Aam PBNU Dr. KH. Malik Madani, Ketua Umum Muslimat NU Hj. Khofifah Indar Parawansa.?

Acara Khotmil Qur’an berlangsung khidmat saat dilantunkan prosesi wisuda. Terlebih, suasan berubah menjadi hening tatkala para santriwati peserta khotmil qur’an bil ghoib diuji kemampuan hafalannya di depan seluruh hadirin oleh Nyai Hj. Durroh Nafisah dan Nyai Hj. Luthfiyah Baidhowi.

RMI NU Tegal

Tidak hanya itu, performa tafsir dwibahasa inggris dan arab juga dipertontonkan beberapa khotimat pada malam itu.?

Redaktur : Hamzah Sahal

RMI NU Tegal

Sumber ? : krapyak.org

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Ulama, News, Hadits RMI NU Tegal

Kamis, 04 Januari 2018

Caleg Partai Golkar Sambangi Tokoh NU dan Keluarga TKW

Brebes, RMI NU Tegal. Caleg DPR RI Dapil IX dari Partai Golkar RH Purwoko J Soemantri SH M Hum menyambangi tokoh NU Kecamatan Songgom KH Syaefudin Zuhri dan ratusan keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Gedung KUD Jatirokeh Songgom Brebes Jateng Selasa (27/1). 

Dalam perbincangannya dengan RMI NU Tegal di kediaman KH Syaefudin, Purwoko meyakini dengan silaturokhmi ke ulama akan mendatangkan keberkahan. “Menyapa para ulama itu bagian dari takwa karena ulama sebagai pewaris Nabi. Apalagi yang memiliki latar belakang NU, kealimannya tidak diragukan lagi,” paparnya.

Caleg Partai Golkar Sambangi Tokoh NU dan Keluarga TKW (Sumber Gambar : Nu Online)
Caleg Partai Golkar Sambangi Tokoh NU dan Keluarga TKW (Sumber Gambar : Nu Online)

Caleg Partai Golkar Sambangi Tokoh NU dan Keluarga TKW

Sebagai organisasi terbesar, lanjutnya, NU mempunyai kekuatan dan dia selaku advokat berkepentingan untuk membelanya. Termasuk para TKW yang mayoritas Nahdliyin, kerap mendapatkan perlakuan yang tidak seimbang dengan perjuangannya selaku pahlawan devisa.

RMI NU Tegal

Daerah Songgom sebagai kantongnya TKW Kab. Brebes kerap muncul di media masa akibat perlakuan yang tidak manusia dari para majikannya. “Saya merasa haru sekaligus prihatin dengan nasib TKW yang diperlakukan tidak semena-mena,” ucap Purwoko yang juga Anggota Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu.

RMI NU Tegal

Kabupaten Brebes selama ini dikenal sebagai daerah pengirim nomor dua TKI setelah Cilacap. Menurut dia, hingga kini masih banyak peraturan yang sudah ketinggalan zaman, sehingga tak mampu mengakomodasi kebutuhan hukum masyarakat yang makin kompleks. 

"Hukum produk Belanda, perlu diperbaharui agar berpihak pada rakyat," ujar Caleg nomor urut 5 untuk Daerah Brebes, Kab dan Kota Tegal itu. Ketua Wira Karya Indonesia SOKSI itu lebih jauh menjelaskan, bahwa hukum di Indonesia menganut paradigma positif sehingga cara berpikirnya berdasar pada aturan hukum sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Padahal, kondisi sosial masyarakat terus berkembang. Akibatnya, peraturan hukum yang ada selalu ketinggalan dengan perkembangan masyarakatnya.

Tidak tuntasnya persoalan TKW yang kesandung kasus, menurut Purwoko adanya pembuat dan penegak hukum yang main mata dengan pelanggar hukum. “Yang dirugikan adalah rakyat. Rakyat yang mana? Tentu para Nahdliyin karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Warga NU,”  simpulnya. (was)Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Syariah, Hadits RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock