Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Februari 2018

Sikap Keluarga Gus Dur Terkait Kontroversi Pernyataan Prabowo

Jakarta, RMI NU Tegal. Keluarga KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) akhirnya mengeluarkan pernyataan sikap terkait kontroversi pernyataan Prabowo Subianto yang dinilai merendahkan Gus Dur dalam satu wawancara dengan wartawan asing Allan Nairn pada 2001 silam dan telah beredar luas. Berikut pernyataan sikap yang disampaikan oleh istri Gus Dur Hj. Sinta Nuriyah A. Wahid, beserta keempat puterinya. (Red:Anam)

?

Sikap Keluarga Gus Dur Terkait Kontroversi Pernyataan Prabowo (Sumber Gambar : Nu Online)
Sikap Keluarga Gus Dur Terkait Kontroversi Pernyataan Prabowo (Sumber Gambar : Nu Online)

Sikap Keluarga Gus Dur Terkait Kontroversi Pernyataan Prabowo

SIKAP KELUARGA KH ABDURRAHMAN WAHID

MENGENAI KONTROVERSI WAWANCARA BP. PRABOWO SUBIANTO

YANG DIANGGAP HINA GUS DUR

RMI NU Tegal

?

PERNYATAAN PERS

?

RMI NU Tegal

Beberapa waktu terakhir ini, media massa ramai memberitakan komentar mengenai KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang disebut-sebut telah dilontarkan oleh Bapak Prabowo Subianto dalam wawancara oleh Sdr. Allan Nairn pada tahun 2001.

Pernyataan ini menjadi sebuah kontroversi publik, utamanya karena muncul di dalam suasana bangsa Indonesia yang sangat dinamis pada proses puncak perhelatan demokrasi di Indonesia, yaitu Pemilihan Presiden 2014.

Sehubungan dengan situasi tersebut:

Keluarga Gus Dur telah berjumpa dan berdiskusi dengan Sdr. Allan Nairn selaku pewawancara dan penulis artikel, untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai konteks komentar mengenai Gus Dur dalam wawancara tersebut. Dari pertemuan ini kami menyimpulkan bahwa komentar tersebut diutarakan dalam pembahasan mengenai tidak siapnya bangsa Indonesia terhadap demokrasi di negara ini. Berlandaskan prinsip keadilan, dan demi menjaga agar situasi ini tidak berkembang menjadi fitnah publik berkepanjangan, kami membuka komunikasi dan mengharapkan klarifikasi dari Bapak Prabowo Subianto mengenai pernyataan yang sudah menjadi polemik publik ini. Apabila pernyataan Bapak Prabowo Subianto dalam wawancara tersebut benar adanya, walaupun dilontarkan dalam konteks pembahasan mengenai demokrasi di Indonesia, maka kami sangat menyesalkan pernyataan tersebut. Sebagai tokoh nasional, kami berharap Bapak Prabowo mampu meneladankan sikap non-diskriminatif kepada siapapun warga bangsa tanpa menilik perbedaan fisik. Begitu pun sikap menghormati pemimpin bangsa yang terpilih oleh rakyat melalui mekanisme demokratis, siapapun ia.? Pernyataan bernada merendahkan terhadap Gus Dur tersebut menjadi kontras dengan masifnya penggunaan figur Gus Dur dalam kampanye yang dilakukan oleh pendukung Bapak Prabowo Subianto selama ini di seluruh penjuru Indonesia. Para pecinta Gus Dur dan sebagian besar masyarakat Indonesia lainnya telah mendesak kami untuk mencapai sikap dan penyelesaian akhir dalam merespons persoalan ini. Kami meminta masyarakat untuk menahan diri dari sikap emosional dan reaktif terhadap persoalan ini, mengingat persoalan sensitif ini muncul dalam suasana puncak kampanye Pemilihan Presiden 2014. Kita seyogyanya mengedepankan prinsip dialog untuk menggali kebenaran, sebagaimana selalu diteladankan oleh guru kita Al-Maghfurlah Gus Dur. Demikian pernyataan keluarga KH Abdurrahman Wahid dalam mensikapi kontroversi yang berkembang terkait pernyataan dari Bapak Prabowo Subianto pada tahun 2001 mengenai ayahanda kami Gus Dur.

Semoga peristiwa ini menjadi bahan pelajaran bagi kita semua untuk selalu menjaga sikap ksatrya dan menghargai perbedaan pandangan tanpa bersikap merendahkan orang lain.

?

Jakarta, 5 Juli 2014

Atas nama keluarga KH Abdurrahman Wahid

?

Hj. Sinta Nuriyah A. Wahid

Alissa Qotrunnada Munawaroh (Alissa Wahid)

Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid)

Anita Hayatunnufus (Anita Wahid)

Inayah Wulandari (Inayah Wahid)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Anti Hoax, Internasional RMI NU Tegal

Minggu, 18 Februari 2018

Kiai Miliki Andil Besar Pembangunan Karakter Bangsa

Magelang, RMI NU Tegal

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menyatakan kiai kampung memiliki peran besar terhadap pembangunan karakter bangsa.

Kiai Miliki Andil Besar Pembangunan Karakter Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Miliki Andil Besar Pembangunan Karakter Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Miliki Andil Besar Pembangunan Karakter Bangsa

"Para kiai memiliki andil besar dalam pembangunan karakter, jati diri, dan kepribadian bangsa ini," katanya dalam pengajian umum dalam rangka haul dan khataman di Pondok Pesantren Raudhatut Thullab, di Wonosari Tempuran, Kabupaten Magelang, Jateng, Senin malam.

Ia mengatakan pertahanan dan ketahanan budaya harus diperkuat dalam menghadapi era globalisasi.

Ia menuturkan para ulama, kiai terutama kiai kampung setiap malam ceramah, mengaji jangan dikira kecil peranannya.

RMI NU Tegal

"Mereka ikut membangun karakter bangsa Indonesia sehingga dalam memasuki era globalisasi yang sangat ekstrem ini masih banyak umat Islam yang tidak terpengaruh arus globalisasi hasil andil para kiai membangun masyarakat," katanya.

Menurut dia kondisi tersebut sangat jauh berbeda dengan ulama Timur Tengah, begitu memasuki era globalisasi para pemuda bangsa Arab yang sekolah di Amerika Serkat dan Eropa saat pulang ke negerinya masing-masing mereka berubah.

"Namun, bangsa Indonesia tidak. Memang juga ada yang berubah tetapi sedikit. Mereka pulang sekolah dari luar negeri tetap memiliki karakter sebagai bangsa Indonesia," katanya.

Ia menuturkan karakter bangsa Indonesia masih lebih baik dibanding Timur Tengah yang budayanya hancur. (Antara/Mukafi Niam)

RMI NU Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Internasional, PonPes RMI NU Tegal

Sabtu, 17 Februari 2018

Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain!

Tangerang, RMI NU Tegal

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Binamadani KH Suaidi mengajak agar masyarakat, khususnya para mahasiswa tidak mudah diadu domba dengan isu politik yang dibalut agama.

"Manusia itu makhluk berbudaya. Apalagi Islam mengajarkan persatuan dan kesatuan. Jangan sampai terkecoh," pesan Suaidi saat menjadi pembicara pada Diskusi Politik Islam, Sabtu (14/1) siang, di Aula STAI Binamadani, Tangerang.

Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain! (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain! (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain!

Pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah as-Suaidiyah Kebon Kopi ini menjelaskan, manusia dalam bahasa Arab disebut al-insan. Secara gramatikal Arab, kata al-insan berasal dari tiga akar kata, yakni anas, anisa, dan nasiya. Kata itu memiliki banyak arti antara lain damai, berilmu, dan beradab.

RMI NU Tegal

"Dari situ, kita mesti menjaga kedamaian. Apalagi sebagai umat Islam. Ketum PBNU sering menjelaskan Islam bukan sekadar agama akidah dan syariat. Islam itu juga agama budaya, agama peradaban," jelasnya.

RMI NU Tegal

Menurutnya, Rasulullah telah mencontohkan berpolitik yang santun. Suaidi lalu bercerita tentang Kaab bin Huzair, seorang penyair yang syair-syairnya mencela Nabi. Para sahabat pun geram dengan apa yang dilakukan Kaab. Singkat cerita, ia menjadi buruan sahabat yang ingin menangkap dan membunuhnya atas tindakannya menghina Rasulullah.

"Berita itu pun tersiar secara cepat di masyarakat, hingga Kaab pun mengetahuinya. Setelah mendengar berita yang beredar, Kaab merasa takut dan mencari perlindungan," jelasnya.

Sebelum ditangkap, lanjutnya, Kaab datang menemui Rasulullah. Melihat Kaab datang, sebagian Sahabat berteriak, bunuh Kaab. Di tengah suasan itu, Rasulullah menenangkan dengan bersabda, Biarkan Kaab datang, dia ingin bertobat dan meninggalkan masa lalunya.

"Mendengar tutur kata Nabi yang santun, Kaab pun mendapat hidayah untuk masuk Islam. Setelah masuk Islam, Kaab membuat sair-sair yang isinya memuji dan memuliakan Nabi," paparnya.

Dari kisah itu, Nabi sudah memberikan tauladan dalam menyikapi orang-orang yang menghina beliau. Menurut Suaidi, umat Islam mestinya meneladani kearifan Rasulullah. Demikian juga, saat Nabi membangun kota Madinah.

"Madinah sebagai kota mulia. Di madinah umat Islam hidup berdampingan dengan non-Muslim. Makanya di masa itu Nabi membuat pembagian orang kafir, dzimmi dan harbi. Jika orang Muslim membunuh kafir dzimmi dia mendapatkan qisas (hukum yang berlaku di Madinah). Kita jangan menggunakan politik Khawarij. Mereka menganggap orang yang berbeda dengan golongannya dianggap kafir," pesannya.

Turut hadir dalam acara itu jajaran STAI Binamadani dan Ketua Yayasan Binamadani Group H Patwan Siahaan. Ada sekitar seratus mahasiswa dari STAI Binamadani dan STIH Painan mengikuti diskusi bertajuk “Menjaga Umat: Tanggapan Atas Fatwa MUI tentang Penistaan Agama” tersebut. (Suhendra/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Internasional, Hadits, Pesantren RMI NU Tegal

Sabtu, 10 Februari 2018

Liga Santri Nusantara 2016 Resmi Dibuka di Balikpapan

Balikpapan, RMI NU Tegal. Liga Santri Nusantara (LSN) Piala Menpora Sepakbola U 18 tahun 2016 secara resmi dimulai di Stadion Persiba Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (19/8) sore. Pembukaan turnamen nasional ini ditandai dengan pemukulan lima beduk diiringi lantunan lagu resmi Gerakan Nasional Ayo Mondok.

Prosesi pemukulan beduk dilakukan secara bersama-sama oleh Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua Pengurus Pusat Rabithah Maahid Islamiyah NU (RMINU) KH Abdul Ghaffar Rozin, Panglima Kostrad Letnan Jendral Edy Rahmayadi, Pangdam 6 Mulawarman, Ketua Panpel Region I Kaltim Abdulloh.

Kiai Said dalam kata sambutan memotivasi para santri untuk menjadi orang yang maju dalam segala hal, termasuk di bidang olahraga. Ia berharap kelak ada santri yang menjadi bintang sepakbola nasional.?

Liga Santri Nusantara 2016 Resmi Dibuka di Balikpapan (Sumber Gambar : Nu Online)
Liga Santri Nusantara 2016 Resmi Dibuka di Balikpapan (Sumber Gambar : Nu Online)

Liga Santri Nusantara 2016 Resmi Dibuka di Balikpapan

"Kita tunjukkan bahwa santri serba bisa," ujarnya disambut gemuruh tepuk tangan yang datang dari berbagai daerah. Mayoritas dari mereka adalah para santri.

Acara pembukaan berlanjut dengan pertandingan eksebisi antara Tim PON Kaltim berhadapan dengan PON Jabar. Di stadion yang berada di Jalan Perikesit, Kompleks Perumahan Pertamina itu juga berlangsung kick off ? LSN 2016 yang mempertemukan Pondok Pesantren Naam Darussalam Balikpapan dan Pondok Pesantren Al-Muhajirin Samarinda. Masing-masing berasal dari Region Kalimantan I yang meliputi Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

RMI NU Tegal

Meski pembukaan resmi secara nasional diselenggarakan hari ini, kick off sudah berlangsung di sejumlah region seperti Nusa Tenggara Barat dan DKI Jakarta.

Sampai berita ini ditulis, prosesi pembukaan hanya ditandai dengan pemukulan beduk. Sementara kick off yang sedianya dilaksanakan secara simbolis oleh Menpora Imam Nahrawi urung dilakukan lantaran gangguan kesehatan. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Internasional, Quote RMI NU Tegal

RMI NU Tegal

Kamis, 08 Februari 2018

Kasus Keset Berlapiskan Kertas Bertuliskan Ayat Al-Qur’an

Jakarta, RMI NU Tegal. Akhir tahun 2016 lalu, Muslim Indonesia, khususnya di Yogyakarta dikejutkan dengan beredarnya keset kaki berlapiskan kertas bertuliskan ayat suci Al-Qur’an surat Ali Imran dan Annisa.

Adalah Rizky Nurfauzi yang pertama kali menemukan keset yang di dalamnya ada kertas bertuliskan Al-Qur’an. Kejadian bermula saat ia hendak mencuci keset yang ia beli di Pasar Desa Palem Sari. Ia kaget setelah mengetahui ‘daleman’ keset. Lalu kemudian ia memotret keset tersebut dan mengirimkannya ke salah satu grup Whatsapnya. Dari sini, kasus keset menyebar dan menjadi buah bibir di masyarakat.

Untuk menyelidiki kasus itu, aparat negara mengecek pedagang keset tersebut. Dari sekian keset yang diperiksa, ada empat buah keset yang bertuliskan ayat Al-Qur’an. Tentu ini tambah membuat gusar masyarakat Muslim, karena bagi mereka, persoalan agama adalah persoalan yang sangat sensitif. Pun persoalan agama adalah persoalan nomor satu jika dibandingkan dengan persoalan-persoalan lainnya. 

Kasus Keset Berlapiskan Kertas Bertuliskan Ayat Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)
Kasus Keset Berlapiskan Kertas Bertuliskan Ayat Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)

Kasus Keset Berlapiskan Kertas Bertuliskan Ayat Al-Qur’an

Lalu yang menjadi soal adalah siapa yang seharusnya paling bertanggung jawab atas kasus ini? Apakah pedagangnya? Pabrik pembuat keset? Pihak yang menjual Al-Qur’an ke pabrik keset? Atau Kementerian Agama yang kurang ketat mengawasi hal ini?

Untuk mengurai dan melihat lebih jauh soal keset bertuliskan Al-Qur’an tersebut, Kementerian Agama melakukan penelitian. Dari hasil analisa mulai dari kekhasan khot tulisan, iluminasi, dan kertas, diduga penerbit Al-Qur’an yang dibuat untuk ‘daleman’ keset adalah Penerbit Qomari yang terletak di Solo. Sedangkan pencetaknya kemungkinannya adalah Sahabat, SGU, atau Tiga Serangkai.

RMI NU Tegal

Baik pihak penerbit maupun percetakan mengaku sudah melakukan kontrol yang ketat dan sudah menjalankan prosedur operasi sesuai dengan standar yang ada. Mulai produksi, pencetakan, pemotongan, penjilidan, dan pemusnahan sisa limbah.  

Namun, berdasarkan perhitungan dan kronologi dari berbagai versi, disimpulkan bahwa kemungkinan besar keset berasal dari residu PT. Nusa Solo, pihak ketiga atau pengepul yang mengambil limbah percetakan. Tetapi, penerbit tersebut telah bangkrut dan tutup pada tahun 2015.

Pihak penerbit dapat menerima kasus tersebut sebagai pembelajaran dan akan memperbaiki ke depan. Pengrajin sebagai pihak yang paling bertanggungjawab belum diketahui karena banyaknya kemungkinan antara pengrajin di Klaten atau di daerah Sleman itu sendiri.

RMI NU Tegal

Kelalaian penghancuran limbah percetakan–terutama kertas yang bertuliskan ayat Al-Qur’an-adalah sesuatu yang sangat disayangkan. Jika tidak dihancurkan, sisa-sisa percetakan tersebut bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Dan ini terjadi pada kasus keset yang berlapiskan kertas bertuliskan ayat Al-Qur’an di Yogyakarta. 

Agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi, ada tiga hal yang seharusnya dilakukan.





Pertama, meningkatkan pengawasan penyebaran Al-Qur’an. Dalam hal ini, pihak yang paling bertanggungjawab adalah Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an (LPMA) dan jajaran Kementerian Agama sampai tingkat Kantor Urusan Agama (KUA). Mereka perlu meningkatkan pengawasan penyebaran mushaf Al-Quran, mulai pencetakan, penerbitan, sampai dengan distribusi.

Kedua, penegakkan hukum. Jika ditemukan ada unsur kesengajaan atau kelalaian maka pihak pengrajin bisa diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Penegakkan hukum tetap terus dilanjutkan untuk memutus keresahan dan kerusuhan masyarakat. 

Ketiga, menyusun draf standarisasi penerbitan Al-Qur’an. Sebagai pihak yang paling bertanggungjawab, LPMA seharusnya menyusun standarisasi penerbitan Al-Qur’an dan mencermati prosedur operasi penerbit dan percetakan, sehingga alur produksi sampai dengan penanganan residu dapat dikontrol dengan baik. (A Muchlishon Rochmat)





Baca Kajian Keagamaan lainnya DI SINI

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Internasional RMI NU Tegal

Rabu, 07 Februari 2018

Gus Mus Minta Lakpesdam Kaji Keberhasilan Para Pendiri NU

Jakarta, RMI NU Tegal. Rais Aam PBNU KH Musthofa Bisri (Gus Mus) meminta kepada Lakpesdam sebagai salah satu lembaga PBNU untuk mengkaji kembali keberhasilan para kiai periode awal berdirinya NU dalam mengelola syirkah inan (koperasi NU) dan iuran syahriyah NU yang telah terbukti mampu menguatkan kemandirian NU saat itu.?

Hal ini disampaikan ketika memberikan tausiyah pada peringatan harlah ke-29 Lakpesdam NU di gedung PBNU lantai 8, Rabu 16 April 2014.?

Gus Mus Minta Lakpesdam Kaji Keberhasilan Para Pendiri NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus Minta Lakpesdam Kaji Keberhasilan Para Pendiri NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus Minta Lakpesdam Kaji Keberhasilan Para Pendiri NU

Gus Mus mengutip Surat Attaubah yang menjadi dasar sikap dan cara hidup kiai-kiai NU ? “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat welas asih lagi penyayang terhadap orang-orang yang beriman”.(Q.S. al-Taubah, [9]:128).

RMI NU Tegal

Selain itu ia menambahkan, tugas Lakpesdam yang tidak kalah pentingnya dan mendesak dalam rangka memajukan dan menguatkan SDM NU adalah membuat database pengurus dan jamaah NU.?

“Dengan database SDM NU itu kita akan tahu apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki NU,” lanjut Gus Mus.

RMI NU Tegal

Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang ini juga mengisahkan hubungannya ketika Gus Dur masih jadi ‘gelandangan.’ Gus Mus ketika berkunjung ke Jakarta hampir pasti menginap di kontrakan Gus Dur yang suka pindah-pindah. Suatu ketika, kedua tokoh nasional ini berdiskusi sembari menikmati kopi dan kudapan malam.

“Gus, setelah tak pikir-pikir, NU ini kok kayak satpam aja yaa. Kalau ada kekisruhan, ketidakamanan, pemerintah atau pihak-pihak terkait selalu minta NU mengamankan keadaan. Lalu, setelah semua aman terkendali, si satpam ini kemudian kembali mojok sambil ngerokok,” kata Gus Mus kepada Gus Dur memulai diskusi.

Namun, lanjut Gus Mus, Gus Dur ya tetap Gus Dur. Selalu menjawab yang tidak pernah diduga sebelumnya. “Lho, sampeyan ini gimana to, Gus. Apa kurang mulianya jadi satpamnya Indonesia,” timpal Gus Dur seperti ditirukan Gus Mus.

Gus Mus pun mengaku langsung terdiam mendengar jawaban Gus Dur tersebut. Bagi Gus Mus, jika memang sudah merasa nyaman sebagai satpam maka NU jangan ngersulo (mengeluh). Disyukuri apa yang ada saja.

Putra KH Bisri Musthofa Rembang ini menambahkan, dirinya teringat akan ketokohan Rais Aam KH Mahfudh Shiddiq dan Ketua Umum PBNU KH A Wahid Hasyim yang mampu menjadi jembatan antara jama’ah dan jam’iyah NU. Lakpesdam diusianya yang ke-29 ini diharapkan meneladani kedua tokoh yang sudah berpulang keharibaan-Nya tersebut.

“Jadi, Lakpesdam harus jeli melihat posisi NU ini. Tugas utama Lakpesdam itu memberdayakan pengurusnya. Bagaimana mungkin menjadi seorang pemberdaya jika dirinya tidak berdaya sendiri. Fokus kajian saja,” tegas Gus Mus. (musthofa asrori/mukhlisin/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Kiai, Kyai, Internasional RMI NU Tegal

Hadiri Diklatsar, Ini Amanat Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin untuk Banser

Garut, RMI NU Tegal - Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin menyempatkan hadir dalam acara Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser Satkorcab ke-15 Kabupaten Garut di Pesantren As-Saadah Kecamatan Limbangan, Garut. Kiai Ma’ruf memberikan amanat kepada 534 Banser yang baru saja diambil sumpah setianya.

"Banser itu bukan galak, tapi santun. Kita mengajak itu harus dengan cara yang santun agar yang diajak sadar dengan sendirinya. Karena itu yang dilakukan oleh Wali Songo," ujarnya.

Hadiri Diklatsar, Ini Amanat Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin untuk Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadiri Diklatsar, Ini Amanat Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin untuk Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadiri Diklatsar, Ini Amanat Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin untuk Banser

Kiai Ma’ruf menjelaskan bahwa Ahlussunnah wal Jamaah bagi warga NU memiliki karakter khas yang membedakan dengan kelompok-kelompok Islam yang lain yang juga mengaku Ahlussunnah.

RMI NU Tegal

"Bagi warga NU itu Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyyah. Karena ada juga yang Ahlussunnah tapi mengkafirkan Imam Al-Asyari. Itu Wahabi namanya. Itu bukan NU," jelasnya.

Menurut Kiai Ma’ruf, Islam Nusantara yang hari ini diwacanakan dan dipegang teguh oleh NU memiliki sifat tidak tekstualis dan juga tidak liberalis.

"NU itu moderat. Tidak tekstualis seperti Wahabi yang gampang membidahkan. Tapi juga tidak liberalis yang menganggap bahwa teks itu tidak penting. Kalau terlalu tekstualis maka umat Islam tidak akan maju. Karena hukum itu justru banyak lahir dari ijtihad," ujarnya.

RMI NU Tegal

Kiai Ma’ruf yang juga masih keturunan Syekh Nawawi Banten menegaskan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah. NKRI merupakan buah hasil dari perjuangan para ulama.

"Pancasila itu dirumuskan oleh para kiai. NU itu pemilik sah NKRI. Karena menurut sejarawan sebelum ada tentara dan polisi, yang membuat gerakan melawan Belanda itu santri yang mencari ilmu di Mekkah. Meskipun kalau NU itu pemilik saham republik ini, tetapi belum menerima deviden," ujar Kiai Ma’ruf yang disambut tepuk tangan hadirin.

Terkait dengan wacana Khilafah Islamiah yang di Indonesia diwacanakan oleh HTI, Kiai Ma’ruf menganggap sudah tidak relevan.

"Khilafah Islam itu hanya sampai pada Khulafaur Rasyidun. Setelah itu bermacam-macam. Sekarang ada yang kerajaan seperti di Arab Saudi atau Republik seperti di Indonesia. Jadi sudah tidak relevan lagi. Kalau kita kembali mengusik dasar negara maka kita akan kembali pada situasi sebelum 1945. Kapan Indoensia majunya," jelasnya. (Muhammad Salim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Tokoh, Internasional RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock