Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 Februari 2018

Ansor Tangerang Dorong Perda Pondok Pesantren

Tangerang, RMI NU Tegal. Keberadaan Pondok Pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan yang sudah eksis jauh sebelum berdirinya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai hari ini belum mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah.

Demikian dikatakan Khoirun Huda, ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Tangerang, di sela-sela acara Peringatan Hari Santri Nasional yang digelar di Sekretariat GP Ansor di Tangerang, Banten, Rabu (21/10).

Ansor Tangerang Dorong Perda Pondok Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Tangerang Dorong Perda Pondok Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Tangerang Dorong Perda Pondok Pesantren

Menurutnya, momentum Hari Santri Nasional yang secara resmi ditetapkan Presiden merupakan bentuk pengakuan negara terhadap peran? dan eksistensi santri yang telah memberikan andil besar dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

RMI NU Tegal

Pesantren juga dinilai berkontribusi besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. “Jutaan anak bangsa terlahir dari kobong-kobong pesantren, tidak sedikit dari mereka yang kemudian menjadi tokoh-tokoh besar negeri ini,” tutur Huda.

RMI NU Tegal

Untuk itu Huda menyampaikan bahwa Hari Santri Nasional tidak boleh hanya menjadi seremoni belaka. Ini dapat menjadi dasar bagi pemerintah untuk lebih serius dan fokus memberikan perhatian bagi santri dan Pondok-pondok Pesantren. “Selama ini? perhatian pemerintah terhadap pondok pesantren? dirasa sangat kurang.? Pemerintah biasanya berdalih tidak adanya payung hukum yang jelas terhadap Pondok Pesantren? yang membuat mereka kesulitan memberikan bantuan” tuturnya .

Maka dari itu, pihaknya akan mendorong kepada pihak eksekutif maupun legislatif Kabupaten Tangerang untuk membuat regulasi daerah guna mengakomodasi dan memberikan payung hukum yang jelas bagi pondok pesantren.

“Kami berharap perda ini nantinya dapat menjadi solusi dalam mengatasi berbagai persoalan-persoalan yang dihadapi oleh pondok pesantren, sekaligus menjadi payung hukum pemerintah daerah untuk membuat kebijakan-kebijakan terkait pondok pesantren,’’ paparnya.

Hal senanda juga disampaikan oleh KH. Ahmad Imron selaku Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falahiyah Cisoka. Dia menyampaikan bahwa sejarah telah membuktikan bahwa santri dan pesantren senantiasa hadir dalam menjaga keutuhan dan tegaknya NKRI. “Sudah selayaknya pemerintah memberikan perhatian bagi santri dan pesantren,” terangnya.

Acara peringatan menyambut Hari Santri Nasional tersebut? dirangkai dengan kegiatan Istighosah dan Haul Akbar Muassis NU, Refleksi Resolusi Jihad NU, dan ditutup dengan pemutaran film Sang Kiai. Tidak kurang dari oleh 500 jamaah turut? hadir dalam acara tersebut diantaranya dari jajaran pengurus Ansor , Banser, NU, santri dan pengasuh pondok pesantren serta tokoh masyarakat Kabupaten Tangerang. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Ulama, Tokoh RMI NU Tegal

Jumat, 16 Februari 2018

Tari Saman Meriahkan Pelantikan IPNU-IPPNU

Jakarta, RMI NU Tegal. Prosesi pelantikan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan dan Pimpinan Pusat Ikatan Palajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU) 2012-2015 berlangsung khidmat, Senin (18/3) malam. Perhelatan tersebut cukup semarak dengan pertunjukkan tari Saman.

Tarian adat dari suku Gayo di Aceh ini diperagakan oleh 11 santriwati Pondok Pesantren an-Nahdlah Depok Jawa Barat. Ketangkasan gerak dan nyanyian tradisional disambut tepuk tangan meriah dari ratusan tamu undangan yang memenuhi? Auditorium Langen Palikrama Kantor Pegadaian, Jalan Kramat Raya 162, Jakarta Pusat.

Tari Saman Meriahkan Pelantikan IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Tari Saman Meriahkan Pelantikan IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Tari Saman Meriahkan Pelantikan IPNU-IPPNU

Tari Saman di Aceh, menurut beberapa literatur, didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dalam sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Bali, 24 November 2011

RMI NU Tegal

Tari Saman dalam pelantikan ini disaksikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, utusan? Kedutaan Besar Amerika Serikat, dan sejumlah mantan pengurus dan ketua umum IPNU dan IPPNU.

RMI NU Tegal

Dalam sambutannya, Kang Said menekankan perlunya berpijak pada jati diri bangsa. Masyarakat Indonesia harus merawat khasanah kebudayaannya termasuk menjaga persaudaraan kebangsaannya (ukhuwah wathaniyah).

Man laisa lahu ardl laisa lahu tarikh, man laisa lahu tarikh laisa lahu dzakirah. Barang siapa tidak memiliki tanah air maka ia tak punya sejarah. Barang siapa yang tak punya sejarah maka tak punya karakter,” katanya.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Tokoh, Khutbah, Nahdlatul RMI NU Tegal

Sabtu, 10 Februari 2018

Unusia Kerjasama Bidang Pengadaan dengan Asosiasi Pengacara Pengadaan Indonesia

Jakarta, RMI NU Tegal. Fakultas Sosial dan Humaniora Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Pengacara Pengadaan Indonesia (APPI). Penandatanganan nota kesepahamahan itu dilakukan di Kampus A Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Jalan Taman Amir Hamzah 5 Menteng, Jakarta, Rabu (4/10).

Unusia Kerjasama Bidang Pengadaan dengan Asosiasi Pengacara Pengadaan Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Unusia Kerjasama Bidang Pengadaan dengan Asosiasi Pengacara Pengadaan Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Unusia Kerjasama Bidang Pengadaan dengan Asosiasi Pengacara Pengadaan Indonesia

Nota kesepahaman tersebut berisi tentang pembinaan terhadap mahasiswa hukum Unusia supaya handal dalam bidang pengadaan. 

“Nantinya, kerjasama ini akan menciptakan para ahli bidang pengadaan,” kata Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora Unusia, Muhammad Afifi.

RMI NU Tegal

Nota kesepahaman tersebut akan dilaksanakan oleh program studi Ilmu Hukum karena adanya kesamaan bidang. 

Ketua Umum APPI, Sabela Gayo mengatakan para bupati/walikota di Indonesia banyak yang takut untuk melakukan pengadaan sehingga dana yang terserap minim, yang berpotensi menyebabkan terbengkalainya pembangunan.

“Hal itu bisa disadari karena minimnya orang-orang yang ahli dalam bidang pengadaan,” ujar Gayo.

RMI NU Tegal

Program Studi Ilmu Hukum berada dalam institusi Fakultas Sosial dan Humaniora. Dengan adanya nota kesepahaman yang ditandatangani ini kedepannya keduanya bisa bersinergi untuk memajukan pendidikan dan pembangunan bangsa. (Red. Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Syariah, Ahlussunnah, Tokoh RMI NU Tegal

PWNU Jateng: Jangan Jadikan Medsos Wasilah Keburukan

Jepara, RMI NU Tegal. Dampak positif dan negatif media sosial (medsos) saat ini memang luar biasa. Karena itulah, Sekretaris PWNU Jawa Tengah Mohamad Arja Imroni mengingatkan warga NU Jepara agar tidak mudah terprovokasi dari fitnah-fitnah yang berasal dari medsos.?

PWNU Jateng: Jangan Jadikan Medsos Wasilah Keburukan (Sumber Gambar : Nu Online)
PWNU Jateng: Jangan Jadikan Medsos Wasilah Keburukan (Sumber Gambar : Nu Online)

PWNU Jateng: Jangan Jadikan Medsos Wasilah Keburukan

Arja menyampaiakna hal itu pada Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) II PCNU Jepara yang digelar di Pesantren Darul Ulum desa Bandungharjo, kecamatan Donorojo pada Ahad (27/11).?

Sejatinya, kata dosen UIN Walisongo Semarang itu media sosial bisa untuk menambah amal kebaikan. “Sekarang medsos malah untuk wasilah amal buruk,” ungkapnya prihatin.?

Arja menyontohkan, seorang karyawan yang tidak sepakat dengan seorang kiai tentang larangan shalat Jum’at di jalan raya lantas berkomentar “bid’ah ndasmu” di twitter. Hal itu merupakan wasilah menambah amal buruk.?

Sehingga mewakili PWNU Jawa Tengah dirinya mengingatkan agar jangan mudah terprovokasi sumber dari media sosial.?

RMI NU Tegal

Kesempatan itu juga ia menceritakan seseorang yang sudah ketakutan dengan sebuah fatwa “tidak ikut demo sama dengan kafir”. Kemudian si fulan yang mendapatkan info dari salah satu medsos menyebarkannya. Dan, pada saat hari H demo, ia turut serta. Ternyata, kiai-kiai yang dikaguminya tidak turut serta dalam demo tersebut.?

Karenanya untuk hal fatwa keagamaan, warga NU harus konsultasi terlebih dahulu kepada syuriah NU.?

RMI NU Tegal

Arja menegaskan, fitnah kepada NU memang tidak henti-hentinya. Baik dari kanan dan kiri, kelompok yang ingin merongrong keutuhan NKRI.?

Karena posisi NU tawasuth (di tengah-tengah) maka cobaan dan goncangannya memang luar biasa dahsyatnya. “Saya membaca sebuah tulisan di majalah Aula baru-baru ini bahwa NU sendirian menjaga NKRI,” imbuhnya.?

Untuk itu, ia meminta kepada ratusan Nahdliyin agar selalu menjaga ukhuwah nahdliyyah. Persaudaraan berjamaah dan berjam’iyyah. “Dan berdoa agar kelompok-kelompok yang berusaha merongrong keutuhan NRKI “dihancurkan” oleh Allah SWT,” doanya.?

Hadir dalam kesempatan itu shahibul bait KH Ubaidillah Nur Umar sekaligus Rais Syuriah PCNU Jepara KH Hayatun Abdullah Hadziq Ketua PCNU Jepara H Ali Irfan Muhtar Ketua Yaptinu Jepara serta Ihwan Sudrajat Plt. Bupati Jepara.?

Kegiatan yang berlangsung sehari yang dihadiri MWCNU, Banom dan Lembaga se-kabupaten Jepara dibagi menjadi 3 komisi. Komisi A bidang organisasi, komisi B bidang program kerja dan komisi C bidang bahsul masail. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Tokoh, Halaqoh RMI NU Tegal

Rabu, 07 Februari 2018

Hadiri Diklatsar, Ini Amanat Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin untuk Banser

Garut, RMI NU Tegal - Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin menyempatkan hadir dalam acara Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser Satkorcab ke-15 Kabupaten Garut di Pesantren As-Saadah Kecamatan Limbangan, Garut. Kiai Ma’ruf memberikan amanat kepada 534 Banser yang baru saja diambil sumpah setianya.

"Banser itu bukan galak, tapi santun. Kita mengajak itu harus dengan cara yang santun agar yang diajak sadar dengan sendirinya. Karena itu yang dilakukan oleh Wali Songo," ujarnya.

Hadiri Diklatsar, Ini Amanat Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin untuk Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadiri Diklatsar, Ini Amanat Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin untuk Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadiri Diklatsar, Ini Amanat Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin untuk Banser

Kiai Ma’ruf menjelaskan bahwa Ahlussunnah wal Jamaah bagi warga NU memiliki karakter khas yang membedakan dengan kelompok-kelompok Islam yang lain yang juga mengaku Ahlussunnah.

RMI NU Tegal

"Bagi warga NU itu Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyyah. Karena ada juga yang Ahlussunnah tapi mengkafirkan Imam Al-Asyari. Itu Wahabi namanya. Itu bukan NU," jelasnya.

Menurut Kiai Ma’ruf, Islam Nusantara yang hari ini diwacanakan dan dipegang teguh oleh NU memiliki sifat tidak tekstualis dan juga tidak liberalis.

"NU itu moderat. Tidak tekstualis seperti Wahabi yang gampang membidahkan. Tapi juga tidak liberalis yang menganggap bahwa teks itu tidak penting. Kalau terlalu tekstualis maka umat Islam tidak akan maju. Karena hukum itu justru banyak lahir dari ijtihad," ujarnya.

RMI NU Tegal

Kiai Ma’ruf yang juga masih keturunan Syekh Nawawi Banten menegaskan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah. NKRI merupakan buah hasil dari perjuangan para ulama.

"Pancasila itu dirumuskan oleh para kiai. NU itu pemilik sah NKRI. Karena menurut sejarawan sebelum ada tentara dan polisi, yang membuat gerakan melawan Belanda itu santri yang mencari ilmu di Mekkah. Meskipun kalau NU itu pemilik saham republik ini, tetapi belum menerima deviden," ujar Kiai Ma’ruf yang disambut tepuk tangan hadirin.

Terkait dengan wacana Khilafah Islamiah yang di Indonesia diwacanakan oleh HTI, Kiai Ma’ruf menganggap sudah tidak relevan.

"Khilafah Islam itu hanya sampai pada Khulafaur Rasyidun. Setelah itu bermacam-macam. Sekarang ada yang kerajaan seperti di Arab Saudi atau Republik seperti di Indonesia. Jadi sudah tidak relevan lagi. Kalau kita kembali mengusik dasar negara maka kita akan kembali pada situasi sebelum 1945. Kapan Indoensia majunya," jelasnya. (Muhammad Salim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Tokoh, Internasional RMI NU Tegal

Sabtu, 20 Januari 2018

Kang Said: Jaga Akhlak di Kampung Halaman

Jakarta, RMI NU Tegal. Ketua Umum Pegurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengingatkan para pemudik dapat bersikap bijak saat berada ke kampung halaman. Kebudayaan di kota urban belum tentu sesuai dengan norma kehidupan di pedesaan.

Kang Said: Jaga Akhlak di Kampung Halaman (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Jaga Akhlak di Kampung Halaman (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Jaga Akhlak di Kampung Halaman

“Akhlak harus tetap dijaga,” imbau Kang Said saat melepas sekurangnya 1.500 peserta ‘Mudik Bareng NU 1433 H’ dari DKI Jakarta dan sekitarnya, Ahad (12/8), di halaman Gedung PBNU, Jakarta Pusat.

Terdapat 29 bus mengantar pulang para pemudik ke berbagai daerah di sepanjang  Pulau Jawa, seperti Banyuwangi, Situbondo, Surabaya, Bojonegoro, Jombang, Mediun, Solo, Yogyakarta, Tegal, dan lain-lain.

RMI NU Tegal

Masa yang cukup lama sebagai perantau, lanjutnya, tak lantas membolehkan seseorang menerapkan begitu saja gaya hidup yang ada di kota. Sebaliknya, masyarakat seyogianya cerdas mengambil hikmah dari perbandingan antara kehidupan kota dan kehidupan desa.

RMI NU Tegal

Menurut Kiai asal Cirebon ini, mudik adalah ajang silaturahmi, menyambung ikatan persaudaraan bersama orang-orang di kampung halaman. “Mudik harus diniati silaturahim, menyambung persaudaraan, bukan pamer jaket, pamer kemeja, pamer HP, atau lainnya,” tegasnya.

Kang Said dalam kesempatan itu tampak sangat gembira dapat meringankan beban para pemudik. Program mudik gratis ini adalah kali kedua yang diselenggarakan PBNU melalui PP LTMNU bersama Bank Mandiri. Jika tahun lalu PBNU memberangkatkan 22 bus, maka kali ini 29 bus.

Redaktur : A. Khoirul Anam

Penulis    : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal Tokoh RMI NU Tegal

Kamis, 04 Januari 2018

Kiai Marsono Meninggal Saat Nonton Liga Santri

Bandung,RMI NU Tegal

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un,
kabar duka bagi kalangan pesantren dan Liga Santri Nusantara (LSN), pasalnya KH Marsono Misaalah, Pengasuh Pesantren Khaerat Bintauna, Sulawesi Utara meninggal saat mendampingi timnya di Seri Nasional LSN, di Kota Bandung.

Menurut keterangan panitia, Marsono meninggal di Stadion Brigif Cimahi beberapa jam sebelum berita ini ditulis, Selasa (24/10). Di pinggir lapangan, ketika sedang menonton, tiba-tiba dia ambruk, dan langsung meninggal.

Kiai Marsono Meninggal Saat Nonton Liga Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Marsono Meninggal Saat Nonton Liga Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Marsono Meninggal Saat Nonton Liga Santri

Hingga berita ini ditulis, penyebab meninggalnya kiai itu belum diketahui. (Abdullah Alawi)

RMI NU Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

RMI NU Tegal

RMI NU Tegal Tokoh, Doa, RMI NU RMI NU Tegal

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs RMI NU Tegal sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik RMI NU Tegal. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan RMI NU Tegal dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock